Apa salah satu isi perjanjian roem-royen yang terpenting

Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia sesudah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Telah tersedia berlebihan peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Afal yang dibuat Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah pautannya.

1945

Kembalinya Belanda bersama Sekutu

Latar belakangan terjadinya kemerdekaan

Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang direbut Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang sukses diusir dari kawasan pendudukannya.

Menjelang kesudahan perang, tahun 1945, sebagian wilayah Indonesia telah dikuasai oleh tentara sekutu. Satuan tentara Australia telah mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan telah direbut oleh Australia sebelum Jepang mencetuskan menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Barat bersama-sama dikuasai oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Kekuatan (South West Pacific Area Command/SWPAC).

Sesudah perang bubar, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia ronde Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan tentara Inggris dalam wujud komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa dan Indocina. SEAC dengan panglima Lord Mountbatten sebagai Komando Paling tinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).

Mendaratnya Belanda diganti NICA

Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris antaraku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan ditemani Dr. Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, dia dipersiapkan untuk buka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi dia mengumumkan bahwa dia tak hendak berucap dengan Soekarno yang dianggapnya telah memainkan pekerjaan sama dengan Jepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari hendak dihasilkan sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya ialah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.

Pertempuran melawan Sekutu dan NICA

Telah tersedia berbagai pertempuran yang terjadi pada masa masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia, yang masa itu baru mencetuskan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:

  1. Peristiwa 10 November, di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
  2. Palagan Ambarawa, di kawasan Ambarawa, Semarang dan sekitarnya.
  3. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur
  4. Bandung Lautan Api, di kawasan Bandung dan sekitarnya.
  5. Pertempuran Area Area, di kawasan Area dan sekitarnya.
  6. Pertempuran Margarana, di Bali
  7. Serangan Umum 1 Maret 1949, di Yogyakarta
  8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam, di Palembang
  9. Pertempuran Lima Hari, di Semarang

Ibukota pindah ke Yogyakarta

Karena situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia masa itu) yang makin memburuk, karenanya pada tanggal 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta dengan menggunakan kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota. Meninggalkan Sutan Syahrir dan himpunan yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]

Pemindahan ke Yogyakarta dilakukan dengan menggunakan kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang dipergunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang diselenggarakan di luar jadwal yang telah tersedia, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilihkan yang istimewa, yang dipersiapkan oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.[2]

1946

Perubahan sistem pemerintahan

Pernyataan van Mook untuk tak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk menjadi ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.

Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda. Dalam pandangan Inggris dan Belanda, Sutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang telah bertempur selama pemerintahan Jepang.

Diplomasi Syahrir

Ketika Syahrir mengumumkan kabinetnya, 15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Yang dijajah (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya mempunyainya". Logemann sendiri berucap pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tak hendak pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita hendak berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalah persona non grata.

Pihak Republik Indonesia mempunyai alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.

Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membikin pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya berhasrat membangun persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan berjenis-jenis tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk membuat warga negara Indonesia untuk seluruh orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri hendak dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia hendak merupakan mayoritas. Kementerian hendak disesuaikan dengan parlemen tetapi hendak dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang berjenis-jenis di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu yang dibangun federasi dan persemakmuran hendak menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta hendak mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.

Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe. Lagi, dia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berkomunikasi akrab dengan Kerajaan Belanda dan hendak memainkan pekerjaan sama dalam segala ronde. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang hendak dihasilkan sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan dinegosiasikan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas ronde Jawa dan Madura yang belum telah tersedia di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu selesai dan dia bersama teman-temannya kembali pulang.

Tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat rahasia kepada van Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, telah tersedia penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; telah tersedia pula nada yang semakin samar-samar lagi tentang probabilitas Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan probabilitas hanya Republik sebagai ronde sangat penting. Sebagai probabilitas dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan seluruh tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.

Tanggal 17 Juni 1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946, van Mook mengirim kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia berjumpa dengannya, dia marah. Tak jelas, apa arah yang hendak diambil oleh amarah itu". Pada saat yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dinyatakan desas-desus tentang Sjahrir mau menerima pengakuan de facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.

Penculikan terhadap PM Sjahrir

Tanggal 27 Juni 1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan inti usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan sebagian besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta mencetuskan dukungannya kepada Sjahrir, hendak tetapi menurut sebuah analisis, publisitas lapang yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.

Pada malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta, ketika dia beristirahat dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian dia dibawa ke Paras, kota tidak jauh Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.

Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Dia mengumumkan, "Berhubung dengan mempunyainya di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih seluruh kekuasaan pemerintah". Selama sebulan semakin, Soekarno mempertahankan kekuasaan yang lapang yang dipegangnya. Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dilepaskan dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir dimohon kembali untuk membentuk kabinet.

Kembali menjadi PM

Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Letak saya di kabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya harus berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.... Saya harus memasukkan orang seperti Gani dan Maramis lewat Soekarno; saya harus menanyakan gagasannya dengan siapa saya membentuk kabinet."

Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baru

Bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, mempunyainya ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang telah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni dipersiapkan konferensi wakil-wakil kawasan di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.

1946-1947

Peristiwa Westerling

Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Westerling. Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).

Perjanjian Linggarjati

Bulan Agustus pemerintah Belanda memainkan usaha pautan untuk memecah gendala dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak dipersiapkan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati tidak jauh Cirebon. Sesudah mengalami tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut :

  • Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto sangat lambat 1 Januari 1949,
  • Republik Indonesia dan Belanda hendak memainkan pekerjaan sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu rondenya adalah Republik Indonesia
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda hendak membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Untuk ini Kalimantan dan Timur Raya hendak menjadi komponennya. Sebuah Majelis Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokratis dan bagian-bagian komponen pautan. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi ronde Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini hendak memajukan kebutuhan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat hendak mengajukan diri sebagai anggota PBB. Kesudahannya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini hendak diselesaikan lewat arbitrase.

Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, jadi pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila telah tersedia yang tak selesai.

Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasil perundingan Linggarjati

Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang, S M Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif, yang terdiri dari 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dalam sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang telah diparaf oleh Pemerintah Republik dan Belanda pada bulan November 1946 hendak disetujui atau tak Kepergian S M Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat, karena dalam rapat tersebut probabilitas telah tersedia dua kubu yang bertarung gagasan sangat sengit, yakni antara sayap sosialis (diwakili melewati partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-Islam (diwakili lewat partai Masyumi dan PNI). Pihak sosialis mau supaya KNPI menyetujui naskah Linggarjati tersebut, sedang pihak Masyumi dan PNI cenderung mau menolaknya Ketika anggota KNIP yang anti Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo, Sutomo (Bung Tomo) menginginkan kepada S M Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya supaya tak menembaki satuan-satuan Pesindo.

DR H J Van Mook kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang kemudian diangkatkan sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, dengan gigih memecah RI yang tinggal 3 pulau ini Bahkan sebelum naskah itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, *28 dia telah memaksa terwujudnya Negara Indonesia Timur, dengan presiden Sukowati, lewat Konferensi Denpasar tanggal 18 - 24 Desember 1946

Pada bulan tanggal 25 Maret 1947 hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Batavia Partai Masyumi menentang hasil perjanjian tersebut, banyak unsur perjuang Republik Indonesia yang tak dapat menerima pemerintah Belanda merupakan kekuasaan berdaulat di seluruh Indonesia 29 Dengan seringnya pecah kekacauan, karenanya pada prakteknya perjanjian tersebut sangat sulit sekali untuk dilaksanakan.

Proklamasi Negara Pasundan

Usaha Belanda tak habis sampai di NIT. Dua bulan sesudah itu, Belanda sukses membujuk Ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947. Secara militer negara baru ini sangat lemah, dia benar benar sangat tergantung pada Belanda, tebukti dia baru eksis ketika Belanda memainkan Serangan dan kekuatan RI hengkang dari Jawa Barat.

Di awal bulan Mei 1947 pihak Belanda yang memprakarsai berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka harus menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang dikuasai pihak Republik dapat ditaklukkan dalam saat dua ahad dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam saat enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan suatu pasukan bersenjata sekitar 100.000 serdadu di Jawa, yang sebagian besar dari pasukan itu tak aktif, merupakan pemborosan keuangan yang serius yang tak mungkin dipikul oleh perekonomian negeri Belanda yang hancur diakibatkan perang. Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini karenanya pihak Belanda memerlukan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).

Serangan Militer I

Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus dijawab dalam 14 hari, yang berisi:

  1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama;
  2. Mengeluarkan uang bersama dan membangun lembaga devisa bersama;
  3. Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang direbut Belanda;
  4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk kawasan daerah Republik yang memerlukan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan
  5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor

Perdana Menteri Sjahrir mencetuskan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini mendapatkan reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.

Ketika jawaban yang memuaskan tak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan 'afal yang dibuat polisionil' mereka yang pertama.

Afal yang dibuat Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekali dimana mereka telah menaruh pasukan-pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang memainkan usaha dari Jakarta dan Bandung untuk menguasai Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menguasai Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang semakin kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai seluruh pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan kawasan Padang diamankan. Melihat afal yang dibuat Belanda yang tak mematuhi perjanjian Linggarjati membikin Sjahrir bingung dan putus asa, karenanya pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari posisinya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam mendudukkan konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.

Menghadapi afal yang dibuat Belanda ini, untuk pasukan Republik hanya bisa memainkan usaha mundur dalam kebingungan dan hanya menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan untuk Belanda, sesudah melihat kesuksesan dalam afal yang dibuat ini menimbulkan hasrat untuk melanjutkan afal yang dibuatnya kembali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, menanti merebut Yogyakarta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang semakin lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang menjadi sekutunya tak menyukai 'aksi polisional' tersebut serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.

Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri

Sesudah terjadinya Serangan Militer Belanda I pada bulan Juli, pengganti Sjahrir adalah Amir Syarifudin yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri, dia menggaet anggota PSII yang dulu untuk duduk dalam Kabinetnya. Termasuk menawarkan kepada S.M. Kartosoewirjo untuk ikut serta duduk dalam kabinetnya menjadi Wakil Menteri Pertahanan kedua. Seperti yang dinyatakan dalam sepucuk suratnya kepada Soekarno dan Amir Syarifudin, dia menolak kursi menteri karena "dia belum terlibat dalam PSII dan sedang merasa terikat kepada Masyumi".

S.M. Kartosoewirjo menolak tawaran itu bukan semata-mata karena loyalitasnya kepada Masyumi. Penolakan itu juga ditimbulkan oleh hasratnya untuk menarik diri dari gelanggang politik pusat. Dampak menyaksikan kondisi politik yang tak menguntungkan untuk Indonesia disebabkan berbagai perjanjian yang dipersiapkan pemerintah RI dengan Belanda. Di samping itu Kartosoewirjo tak menyukai arah politik Amir Syarifudin yang kekiri-kirian. Jikalau diamati dari sepak terjang Amir Syarifudin selama manggung di percaturan politik nasional dengan menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan sangat jelas terlihat bahwa Amir Syarifudin mau membawa politik Indonesia ke arah Komunis.

1948

Perjanjian Renville

Sementara peperangan sedang jadi, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 Agustus 1947, dan segera sesudah itu membangun suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Serikat, untuk menempatkan diri di tengah perselisihan itu .

Tanggal 17 Januari 1948 jadi konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan persetujuan pautan, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Hendak terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indonesia Serikat hendak didirikan, tetapi atas garis yang berlainan dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan apakah berbagai himpunan di pulau-pulau besar mau bergabung dengan Republik atau beberapa ronde dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda hendak tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.

Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetujuan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian kesudahan dicapai, bahkan semakin terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati : hanya meliputi sebagian kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap kawasan Republik Plebisit hendak diselenggarakan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat afal yang dibuat militer. Perdana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani supaya Belanda tak "menimbulkan rasa benci Amerika".

Sedikit banyak, ini merupakan ulangan dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti melewati persetujuan Linggarjati, melewati perundingan Renville, Soekarno dan Hatta menjadi lambang kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup semakin lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi pautan yang jauh dari pusat kembali diidentifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, sekarang Perdana Menteri Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau dianggap salah.

Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana Menteri

Dari telah tersedianya Serangan Militer I dengan hasil dipersiapkannya Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya Kabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalam kabinetnya yang terdiri dari anggota PNI dan Masyumi meletak posisi ketika Perjanjian Renville ditandatangani, disusul kemudian Amir sendiri meletak posisinya sebagai Perdana Menteri pada tanggal 23 Januari 1948. Dengan pengunduran dirinya ini dia mungkin mengharapkan hendak tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Keinginan itu menjadi buyar ketika Soekarno berpaling ke arah pautan dengan menunjuk Hatta untuk memimpin suatu 'kabinet presidentil' darurat (1948-1949), dimana seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden.

Dengan terpilihnya Hatta, dia menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya mengambil dari golongan tengah, terutama orang-orang PNI, Masyumi, dan tokoh-tokoh yang tak berpartai. Amir dan himpunannya dari sayap kiri sekarang menjadi pihak oposisi. Dengan mengambil sikap sebagai oposisi tersebut membikin para pengikut Sjahrir mempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikut Amir dengan membentuk partai tersendiri yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada bulan Februari 1948, dan sekaligus memberikan dukungannya kepada pemerintah Hatta.

Memang runtuhnya Amir datang bahkan semakin cepat ketimbang Sjahrir, enam bulan semakin dulu Amir segera dituduh -kembali khususnya oleh Masyumi dan kemudian Partai Nasional Indonesia- terlalu banyak memenuhi hasrat pihak asing. Hanya empat hari sesudah Perjanjian Renville ditandatangani, pada tanggal 23 Januari 1948, Amir Syarifudin dan seluruh kabinetnya beristirahat. Kabinet baru dihasilkan dan yang dibangunnya diumumkan tanggal 29 Januari 1948. Hatta menjadi Perdana Menteri sekaligus tetap memangku posisi sebagai Wakil Presiden.

Kelihatannya sekarang semakin sedikit jalan keluar untuk Amir dibanding dengan Sjahrir sesudah Perundingan Linggarjati; dan semakin banyak penghinaan. Beberapa hari sesudah Amir beristirahat, di awal Februari 1948, Hatta membawa Amir dan beberapa pejabat Republik pautannya mengelilingi Provinsi. Amir diharapkan menjelaskan Perjanjian Renville. Pada rapat raksasa di Bukittinggi, Sumatera Barat, di kota lahir Hatta -dan rupanya diatur sebagai tempat beristirahat terpenting selama perjalanan- Hatta berucap tentang kegigihan Republik, dan pidatonya disambut dengan hangat sekali.

Kemudian Amir naik mimbar, dan seperti diuraikan Hatta kemudian: "Dia tampak bingung, seolah-olah nyaris tak mengetahui apa ayang harus dituturkannya. Dia merasa bahwa orang rakyat Bukittinggi tak menyenanginya, khususnya dalam hubungan persetujuan dengan Belanda. Ketika dia meninggalkan mimbar, nyaris tak telah tersedia yang bertepuk tangan"

Menurut peserta lain: "Wajah Amir rupa-rupanya seperti orang yang sudah tak berfaedah". Sjahrir juga diundang ke rapat Bukittinggi ini; dia datang dari Singapura dan berpidato. Menurut Leon Salim -kader lama Sjahrir- "Sjahrir juga kelihatan capai dan jarang tersenyum". Menurut kata-kata saksi pautan, "Seolah-olah telah tersedia yang membeku dalam wajah Sjahrir" dan ketika gilirannya berucap "Dia hanya mengangkat tangannya dengan memberi salam Merdeka dan mundur". Hatta kemudian juga menulis dengan singkat tentang pidato Sjahrir: "Pidatonya pendek". Dipermalukan seperti ini, secara psikologis amat mungkin menjadi bara dendam yang menyulut Amir untuk memberontak di kemudian hari.

Perjanjian Renville tak semakin patut daripada perundingan di Linggarjati. Kedua belah pihak menuduh masing-masing melanggar perdamaian, dan Indonesia menuduh Belanda membangun blokade dengan maksud memaksanya menyerah. Bulan Juli 1948, Komisi Jasa-jasa Baik, yang sedang telah tersedia di tempat mengawasi pelaksanaan persetujuan itu, melaporkan bahwa Indonesia mengeluh hendak gencatan senjata yang berulang-ulang.

1948-1949

Serangan Militer II

Serangan Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia masa itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh pautannya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dihasilkannya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta

Serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran paling tinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- sedang telah tersedia dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang jadi di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada saat itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III ikut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Perjanjian Roem Royen

Dampak dari Serangan Militer tersebut, pihak internasional memainkan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam hendak menghentikan bantuannya kepada Belanda, kesudahannya dengan terpaksa Belanda mau untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

Serangan Umum Surakarta

Serangan Umum Surakarta jadi pada tanggal 7-10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka sukses membumihanguskan dan menguasai markas-maskas Belanda di Solo dan sekitarnya. Serangan itu menyadarkan Belanda bila mereka tak hendak mungkin menang secara militer, mengingat Solo yang merupakan kota yang pertahanannya terkuat pada saat itu sukses dikuasai oleh TNI yang secara peralatan semakin ketinggalan tetapi didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang andal seperti Slamet Riyadi.

Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan:

Penyerahan kedaulatan oleh Belanda

Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, antara empat tahun sesudah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga telah tersedia kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Afal yang dibuat Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.

Rujukan

  1. ^ (Inggris) War for Independence: 1945 to 1950
  2. ^ Bhayangkara Pewaris Gajah Mada, Kilas-balik sejarah POLRI

Lihat pula

  • Sejarah Pertahanan Indonesia

edunitas.com

Page 2

Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia sesudah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Telah tersedia berlebihan peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Afal yang dibuat Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah pautannya.

1945

Kembalinya Belanda bersama Sekutu

Latar belakangan terjadinya kemerdekaan

Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang direbut Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang sukses ditolak dari kawasan pendudukannya.

Menjelang kesudahan perang, tahun 1945, beberapa wilayah Indonesia sudah diduduki oleh tentara sekutu. Satuan tentara Australia sudah mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan sudah direbut oleh Australia sebelum Jepang menyalakan menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Barat bersama-sama diduduki oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Kekuatan (South West Pacific Area Command/SWPAC).

Sesudah perang bubar, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia ronde Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan tentara Inggris dalam wujud komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa dan Indocina. SEAC dengan panglima Lord Mountbatten sebagai Komando Paling tinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).

Mendaratnya Belanda diganti NICA

Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris antaraku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan ditemani Dr. Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, dia dipersiapkan untuk buka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi dia mengumumkan bahwa dia tak hendak berucap dengan Soekarno yang dianggapnya sudah memperagakan pekerjaan sama dengan Jepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari hendak dihasilkan sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya ialah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.

Pertempuran melawan Sekutu dan NICA

Telah tersedia berbagai pertempuran yang terjadi pada masa masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia, yang masa itu baru menyalakan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:

  1. Peristiwa 10 November, di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
  2. Palagan Ambarawa, di kawasan Ambarawa, Semarang dan sekitarnya.
  3. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, mencakup Jawa Tengah dan Jawa Timur
  4. Bandung Lautan Api, di kawasan Bandung dan sekitarnya.
  5. Pertempuran Area Area, di kawasan Area dan sekitarnya.
  6. Pertempuran Margarana, di Bali
  7. Serangan Umum 1 Maret 1949, di Yogyakarta
  8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam, di Palembang
  9. Pertempuran Lima Hari, di Semarang

Ibukota pindah ke Yogyakarta

Karena situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia masa itu) yang makin memburuk, karenanya pada tanggal 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta dengan memakai kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota. Meninggalkan Sutan Syahrir dan himpunan yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]

Pemindahan ke Yogyakarta dilakukan dengan memakai kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang dipergunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang dipersiapkan di luar jadwal yang telah tersedia, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya ditentukan yang istimewa, yang tersedia oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.[2]

1946

Perubahan sistem pemerintahan

Pernyataan van Mook untuk tak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk menjadi ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.

Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda. Dalam pandangan Inggris dan Belanda, Sutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang sudah bertempur selama pemerintahan Jepang.

Diplomasi Syahrir

Ketika Syahrir mengumumkan kabinetnya, 15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Yang dijajah (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya mempunyainya". Logemann sendiri berucap pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tak hendak pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita hendak berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalah persona non grata.

Pihak Republik Indonesia mempunyai alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.

Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membikin pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya berhasrat membangun persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan berjenis-jenis tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk membuat warga negara Indonesia untuk seluruh orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri hendak dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia hendak merupakan mayoritas. Kementerian hendak disesuaikan dengan parlemen tetapi hendak dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang berjenis-jenis di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu yang dibangun federasi dan persemakmuran hendak menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta hendak mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.

Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe. Lagi, dia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berkomunikasi ketat dengan Kerajaan Belanda dan hendak memperagakan pekerjaan sama dalam segala ronde. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang hendak dihasilkan sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan dinegosiasikan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas ronde Jawa dan Madura yang belum telah tersedia di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu selesai dan dia bersama teman-temannya kembali pulang.

Tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat rahasia kepada van Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, telah tersedia penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; telah tersedia pula nada yang semakin samar-samar lagi tentang probabilitas Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan probabilitas hanya Republik sebagai ronde sangat penting. Sebagai probabilitas dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan seluruh tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.

Tanggal 17 Juni 1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946, van Mook mengirim kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia berjumpa dengannya, dia marah. Tak jelas, apa arah yang hendak diambil oleh amarah itu". Pada saat yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dinyatakan desas-desus tentang Sjahrir mau menerima pengakuan de facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.

Penculikan terhadap PM Sjahrir

Tanggal 27 Juni 1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan inti usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan beberapa besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta menyalakan dukungannya kepada Sjahrir, hendak tetapi menurut sebuah analisis, publisitas lapang yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.

Pada malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta, ketika dia beristirahat dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian dia dibawa ke Paras, kota tidak jauh Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.

Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Dia mengumumkan, "Berhubung dengan mempunyainya di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih seluruh kekuasaan pemerintah". Selama sebulan semakin, Soekarno mempertahankan kekuasaan yang lapang yang dipegangnya. Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dilepaskan dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir dimohon kembali untuk membentuk kabinet.

Kembali menjadi PM

Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Letak saya di kabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya mesti berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.... Saya mesti memasukkan orang seperti Gani dan Maramis lewat Soekarno; saya mesti menanyakan gagasannya dengan siapa saya membentuk kabinet."

Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baru

Bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, mempunyainya ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang sudah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni dipersiapkan konferensi wakil-wakil kawasan di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.

1946-1947

Peristiwa Westerling

Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Westerling. Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).

Perjanjian Linggarjati

Bulan Agustus pemerintah Belanda memperagakan usaha pautan untuk memecah gendala dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak dipersiapkan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati tidak jauh Cirebon. Sesudah merasakan tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut :

  • Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang mencakup Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda mesti meninggalkan wilayah de facto sangat lambat 1 Januari 1949,
  • Republik Indonesia dan Belanda hendak memperagakan pekerjaan sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu rondenya adalah Republik Indonesia
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda hendak membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Untuk ini Kalimantan dan Timur Raya hendak menjadi komponennya. Sebuah Majelis Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokratis dan bagian-bagian komponen pautan. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi ronde Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini hendak memajukan kebutuhan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat hendak mengajukan diri sebagai anggota PBB. Kesudahannya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini hendak diselesaikan lewat arbitrase.

Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, jadi pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila telah tersedia yang tak selesai.

Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasil perundingan Linggarjati

Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang, S M Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif, yang terdiri dari 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dalam sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang sudah diparaf oleh Pemerintah Republik dan Belanda pada bulan November 1946 hendak disetujui atau tak Kepergian S M Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat, karena dalam rapat tersebut probabilitas telah tersedia dua kubu yang bertarung gagasan sangat sengit, yakni antara sayap sosialis (diwakili melewati partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-Islam (diwakili lewat partai Masyumi dan PNI). Pihak sosialis mau supaya KNPI menyetujui naskah Linggarjati tersebut, sedang pihak Masyumi dan PNI cenderung mau menolaknya Ketika anggota KNIP yang anti Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo, Sutomo (Bung Tomo) menginginkan kepada S M Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya supaya tak menembaki satuan-satuan Pesindo.

DR H J Van Mook kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang kemudian diangkatkan sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, dengan gigih memecah RI yang tinggal 3 pulau ini Bahkan sebelum naskah itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, *28 dia sudah memaksa terwujudnya Negara Indonesia Timur, dengan presiden Sukowati, lewat Konferensi Denpasar tanggal 18 - 24 Desember 1946

Pada bulan tanggal 25 Maret 1947 hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Batavia Partai Masyumi menentang hasil perjanjian tersebut, banyak unsur perjuang Republik Indonesia yang tak dapat menerima pemerintah Belanda merupakan kekuasaan berdaulat di seluruh Indonesia 29 Dengan seringnya pecah kekacauan, karenanya pada prakteknya perjanjian tersebut sangat sulit sekali untuk dilakukan.

Proklamasi Negara Pasundan

Usaha Belanda tak kesudahannya sampai di NIT. Dua bulan sesudah itu, Belanda sukses membujuk Ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947. Secara militer negara baru ini sangat lemah, dia benar benar sangat tergantung pada Belanda, tebukti dia baru eksis ketika Belanda memperagakan Serangan dan kekuatan RI hengkang dari Jawa Barat.

Di awal bulan Mei 1947 pihak Belanda yang memprakarsai berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka mesti menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang diduduki pihak Republik dapat ditaklukkan dalam saat dua ahad dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam saat enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan suatu pasukan bersenjata sekitar 100.000 serdadu di Jawa, yang beberapa besar dari pasukan itu tak aktif, merupakan pemborosan keuangan yang serius yang tak mungkin dipikul oleh perekonomian negeri Belanda yang hancur diakibatkan perang. Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini karenanya pihak Belanda membutuhkan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).

Serangan Militer I

Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang mesti dijawab dalam 14 hari, yang berisi:

  1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama;
  2. Mengeluarkan uang bersama dan membangun lembaga devisa bersama;
  3. Republik Indonesia mesti mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang direbut Belanda;
  4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk kawasan daerah Republik yang membutuhkan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan
  5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor

Perdana Menteri Sjahrir menyalakan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini mendapatkan reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.

Ketika jawaban yang memuaskan tak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan 'afal yang dibuat polisionil' mereka yang pertama.

Afal yang dibuat Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekali dimana mereka sudah menaruh pasukan-pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang memperagakan usaha dari Jakarta dan Bandung untuk menguasai Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menguasai Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang semakin kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai seluruh pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan kawasan Padang diamankan. Melihat afal yang dibuat Belanda yang tak mematuhi perjanjian Linggarjati membikin Sjahrir bingung dan putus asa, karenanya pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari posisinya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam menyilakan duduk konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.

Menghadapi afal yang dibuat Belanda ini, untuk pasukan Republik hanya bisa memperagakan usaha mundur dalam kebingungan dan hanya menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan untuk Belanda, sesudah melihat kesuksesan dalam afal yang dibuat ini menimbulkan hasrat untuk melanjutkan afal yang dibuatnya kembali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, menanti menduduki Yogyakarta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang semakin lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang menjadi sekutunya tak menyukai 'aksi polisional' tersebut serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.

Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri

Sesudah terjadinya Serangan Militer Belanda I pada bulan Juli, pengganti Sjahrir adalah Amir Syarifudin yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri, dia menggaet anggota PSII yang dahulu untuk duduk dalam Kabinetnya. Termasuk menawarkan kepada S.M. Kartosoewirjo untuk ikut serta duduk dalam kabinetnya menjadi Wakil Menteri Pertahanan kedua. Seperti yang dinyatakan dalam sepucuk suratnya kepada Soekarno dan Amir Syarifudin, dia menolak kursi menteri karena "dia belum terlibat dalam PSII dan sedang merasa terikat kepada Masyumi".

S.M. Kartosoewirjo menolak tawaran itu bukan semata-mata karena loyalitasnya kepada Masyumi. Penolakan itu juga ditimbulkan oleh hasratnya untuk menarik diri dari gelanggang politik pusat. Dampak menyaksikan kondisi politik yang tak menguntungkan untuk Indonesia diakibatkan berbagai perjanjian yang dipersiapkan pemerintah RI dengan Belanda. Di samping itu Kartosoewirjo tak menyukai arah politik Amir Syarifudin yang kekiri-kirian. Jikalau diamati dari sepak terjang Amir Syarifudin selama manggung di percaturan politik nasional dengan menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan sangat jelas terlihat bahwa Amir Syarifudin mau membawa politik Indonesia ke arah Komunis.

1948

Perjanjian Renville

Sementara peperangan sedang jadi, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 Agustus 1947, dan segera sesudah itu membangun suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Serikat, untuk menempatkan diri di tengah perselisihan itu .

Tanggal 17 Januari 1948 jadi konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan persetujuan pautan, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Hendak terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indonesia Serikat hendak didirikan, tetapi atas garis yang berlainan dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan apakah berbagai himpunan di pulau-pulau besar mau bergabung dengan Republik atau beberapa ronde dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda hendak tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.

Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetujuan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian kesudahan dicapai, bahkan semakin terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati : hanya mencakup beberapa kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap kawasan Republik Plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat afal yang dibuat militer. Perdana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani supaya Belanda tak "menimbulkan rasa benci Amerika".

Sedikit banyak, ini merupakan ulangan dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti melewati persetujuan Linggarjati, melewati perundingan Renville, Soekarno dan Hatta menjadi simbol kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup semakin lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi pautan yang jauh dari pusat kembali diidentifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, sekarang Perdana Menteri Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau dianggap salah.

Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana Menteri

Dari telah tersedianya Serangan Militer I dengan hasil dipersiapkannya Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya Kabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalam kabinetnya yang terdiri dari anggota PNI dan Masyumi meletak posisi ketika Perjanjian Renville ditandatangani, disusul kemudian Amir sendiri meletak posisinya sebagai Perdana Menteri pada tanggal 23 Januari 1948. Dengan pengunduran dirinya ini dia mungkin mengharapkan hendak tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Keinginan itu menjadi buyar ketika Soekarno berpaling ke arah pautan dengan menunjuk Hatta untuk memimpin suatu 'kabinet presidentil' darurat (1948-1949), dimana seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden.

Dengan terpilihnya Hatta, dia menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya mengambil dari golongan tengah, terutama orang-orang PNI, Masyumi, dan tokoh-tokoh yang tak berpartai. Amir dan himpunannya dari sayap kiri sekarang menjadi pihak oposisi. Dengan mengambil sikap sebagai oposisi tersebut membikin para pengikut Sjahrir mempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikut Amir dengan membentuk partai tersendiri yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada bulan Februari 1948, dan sekaligus memberikan dukungannya kepada pemerintah Hatta.

Memang runtuhnya Amir datang bahkan semakin cepat ketimbang Sjahrir, enam bulan semakin dahulu Amir segera dituduh -kembali khususnya oleh Masyumi dan kemudian Partai Nasional Indonesia- terlalu banyak memenuhi hasrat pihak asing. Hanya empat hari sesudah Perjanjian Renville ditandatangani, pada tanggal 23 Januari 1948, Amir Syarifudin dan seluruh kabinetnya beristirahat. Kabinet baru dihasilkan dan yang dibangunnya diumumkan tanggal 29 Januari 1948. Hatta menjadi Perdana Menteri sekaligus tetap memangku posisi sebagai Wakil Presiden.

Kelihatannya sekarang semakin sedikit jalan keluar untuk Amir dibanding dengan Sjahrir sesudah Perundingan Linggarjati; dan semakin banyak penghinaan. Beberapa hari sesudah Amir beristirahat, di awal Februari 1948, Hatta membawa Amir dan beberapa pejabat Republik pautannya mengelilingi Provinsi. Amir diharapkan menjelaskan Perjanjian Renville. Pada rapat raksasa di Bukittinggi, Sumatera Barat, di kota lahir Hatta -dan rupanya diatur sebagai tempat beristirahat terpenting selama perjalanan- Hatta berucap tentang kegigihan Republik, dan pidatonya disambut dengan hangat sekali.

Kemudian Amir naik mimbar, dan seperti diuraikan Hatta kemudian: "Dia tampak bingung, seolah-olah nyaris tak mengetahui apa ayang mesti dituturkannya. Dia merasa bahwa orang rakyat Bukittinggi tak menyenanginya, khususnya dalam hubungan persetujuan dengan Belanda. Ketika dia meninggalkan mimbar, nyaris tak telah tersedia yang bertepuk tangan"

Menurut peserta lain: "Wajah Amir rupa-rupanya seperti orang yang sudah tak berfaedah". Sjahrir juga diundang ke rapat Bukittinggi ini; dia datang dari Singapura dan berpidato. Menurut Leon Salim -kader lama Sjahrir- "Sjahrir juga kelihatan capai dan jarang tersenyum". Menurut kata-kata saksi pautan, "Seolah-olah telah tersedia yang membeku dalam wajah Sjahrir" dan ketika gilirannya berucap "Dia hanya mengangkat tangannya dengan memberi salam Merdeka dan mundur". Hatta kemudian juga menulis dengan singkat tentang pidato Sjahrir: "Pidatonya pendek". Dipermalukan seperti ini, secara psikologis amat mungkin menjadi bara dendam yang menyulut Amir untuk memberontak di kemudian hari.

Perjanjian Renville tak semakin patut daripada perundingan di Linggarjati. Kedua belah pihak menuduh masing-masing melanggar perdamaian, dan Indonesia menuduh Belanda membangun blokade dengan maksud memaksanya menyerah. Bulan Juli 1948, Komisi Jasa-jasa Baik, yang sedang telah tersedia di tempat mengawasi pelaksanaan persetujuan itu, melaporkan bahwa Indonesia mengeluh hendak gencatan senjata yang berulang-ulang.

1948-1949

Serangan Militer II

Serangan Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia masa itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh pautannya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dihasilkannya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta

Serangan yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran paling tinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- sedang telah tersedia dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang jadi di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada saat itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III ikut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Perjanjian Roem Royen

Dampak dari Serangan Militer tersebut, pihak internasional memperagakan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam hendak menghentikan bantuannya kepada Belanda, kesudahannya dengan terpaksa Belanda mau untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

Serangan Umum Surakarta

Serangan Umum Surakarta jadi pada tanggal 7-10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka sukses membumihanguskan dan menguasai markas-maskas Belanda di Solo dan sekitarnya. Serangan itu menyadarkan Belanda bila mereka tak hendak mungkin menang secara militer, mengingat Solo yang merupakan kota yang pertahanannya paling kuat pada saat itu sukses diduduki oleh TNI yang secara peralatan semakin ketinggalan tetapi didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang andal seperti Slamet Riyadi.

Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilakukan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan:

Penyerahan kedaulatan oleh Belanda

Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, antara empat tahun sesudah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga telah tersedia kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Afal yang dibuat Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.

Referensi

  1. ^ (Inggris) War for Independence: 1945 to 1950
  2. ^ Bhayangkara Pewaris Gajah Mada, Kilas-balik sejarah POLRI

Lihat pula

  • Sejarah Pertahanan Indonesia

edunitas.com

Page 3

Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia sesudah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Telah tersedia banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Afal yang dibuat Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah pautannya.

1945

Kembalinya Belanda bersama Sekutu

Latar belakangan terjadinya kemerdekaan

Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang direbut Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang sukses diusir dari kawasan pendudukannya.

Menjelang kesudahan perang, tahun 1945, beberapa wilayah Indonesia sudah dikuasai oleh tentara sekutu. Satuan tentara Australia sudah mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan sudah direbut oleh Australia sebelum Jepang mencetuskan menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Barat bersama-sama dikuasai oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Kekuatan (South West Pacific Area Command/SWPAC).

Sesudah perang bubar, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia ronde Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan tentara Inggris dalam wujud komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa dan Indocina. SEAC dengan panglima Lord Mountbatten sebagai Komando Paling tinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).

Mendaratnya Belanda diganti NICA

Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris antaraku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan ditemani Dr. Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, dia dipersiapkan untuk buka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi dia mengumumkan bahwa dia tak hendak berucap dengan Soekarno yang dianggapnya sudah memainkan pekerjaan sama dengan Jepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari hendak diproduksi sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya ialah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.

Pertempuran melawan Sekutu dan NICA

Telah tersedia berbagai pertempuran yang terjadi pada masa masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia, yang masa itu baru mencetuskan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:

  1. Peristiwa 10 November, di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
  2. Palagan Ambarawa, di kawasan Ambarawa, Semarang dan sekitarnya.
  3. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, mencakup Jawa Tengah dan Jawa Timur
  4. Bandung Lautan Api, di kawasan Bandung dan sekitarnya.
  5. Pertempuran Area Area, di kawasan Area dan sekitarnya.
  6. Pertempuran Margarana, di Bali
  7. Serangan Umum 1 Maret 1949, di Yogyakarta
  8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam, di Palembang
  9. Pertempuran Lima Hari, di Semarang

Ibukota pindah ke Yogyakarta

Karena situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia masa itu) yang makin memburuk, karenanya pada tanggal 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta dengan memakai kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota. Meninggalkan Sutan Syahrir dan himpunan yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]

Pemindahan ke Yogyakarta dilakukan dengan memakai kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang dipergunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang dipersiapkan di luar jadwal yang telah tersedia, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilihkan yang istimewa, yang tersedia oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.[2]

1946

Perubahan sistem pemerintahan

Pernyataan van Mook untuk tak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk menjadi ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.

Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda. Dalam pandangan Inggris dan Belanda, Sutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang sudah bertempur selama pemerintahan Jepang.

Diplomasi Syahrir

Ketika Syahrir mengumumkan kabinetnya, 15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Yang dijajah (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya mempunyainya". Logemann sendiri berucap pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tak hendak pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita hendak berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalah persona non grata.

Pihak Republik Indonesia mempunyai alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.

Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membikin pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya berhasrat membangun persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan berjenis-jenis tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk membuat warga negara Indonesia untuk seluruh orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri hendak dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia hendak merupakan mayoritas. Kementerian hendak disesuaikan dengan parlemen tetapi hendak dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang berjenis-jenis di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu yang dibangun federasi dan persemakmuran hendak menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta hendak mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.

Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe. Lagi, dia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berkomunikasi akrab dengan Kerajaan Belanda dan hendak memainkan pekerjaan sama dalam segala ronde. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang hendak diproduksi sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan dinegosiasikan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas ronde Jawa dan Madura yang belum telah tersedia di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu selesai dan dia bersama teman-temannya kembali pulang.

Tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat rahasia kepada van Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, telah tersedia penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; telah tersedia pula nada yang lebih samar-samar lagi tentang probabilitas Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan probabilitas hanya Republik sebagai ronde sangat penting. Sebagai probabilitas dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan seluruh tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.

Tanggal 17 Juni 1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946, van Mook mengirim kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia berjumpa dengannya, dia marah. Tak jelas, apa arah yang hendak diambil oleh amarah itu". Pada saat yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dinyatakan desas-desus tentang Sjahrir mau menerima pengakuan de facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.

Penculikan terhadap PM Sjahrir

Tanggal 27 Juni 1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan inti usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan beberapa besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta mencetuskan dukungannya kepada Sjahrir, hendak tetapi menurut sebuah analisis, publisitas luas yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.

Pada malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta, ketika dia beristirahat dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian dia dibawa ke Paras, kota tidak jauh Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.

Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Dia mengumumkan, "Berhubung dengan mempunyainya di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih seluruh kekuasaan pemerintah". Selama sebulan lebih, Soekarno mempertahankan kekuasaan yang luas yang dipegangnya. Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dilepaskan dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir dimohon kembali untuk membentuk kabinet.

Kembali menjadi PM

Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Letak saya di kabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya mesti berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.... Saya mesti memasukkan orang seperti Gani dan Maramis lewat Soekarno; saya mesti menanyakan gagasannya dengan siapa saya membentuk kabinet."

Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baru

Bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, mempunyainya ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang sudah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni dipersiapkan konferensi wakil-wakil kawasan di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.

1946-1947

Peristiwa Westerling

Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Westerling. Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).

Perjanjian Linggarjati

Bulan Agustus pemerintah Belanda memainkan usaha pautan untuk memecah gendala dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak dipersiapkan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati tidak jauh Cirebon. Sesudah merasakan tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut :

  • Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang mencakup Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda mesti meninggalkan wilayah de facto sangat lambat 1 Januari 1949,
  • Republik Indonesia dan Belanda hendak memainkan pekerjaan sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu rondenya adalah Republik Indonesia
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda hendak membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Untuk ini Kalimantan dan Timur Raya hendak menjadi komponennya. Sebuah Majelis Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokratis dan bagian-bagian komponen pautan. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi ronde Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini hendak memajukan kebutuhan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat hendak mengajukan diri sebagai anggota PBB. Kesudahannya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini hendak diselesaikan lewat arbitrase.

Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, jadi pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila telah tersedia yang tak selesai.

Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasil perundingan Linggarjati

Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang, S M Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif, yang terdiri dari 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dalam sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang sudah diparaf oleh Pemerintah Republik dan Belanda pada bulan November 1946 hendak disetujui atau tak Kepergian S M Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat, karena dalam rapat tersebut probabilitas telah tersedia dua kubu yang bertarung gagasan sangat sengit, yakni antara sayap sosialis (diwakili melewati partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-Islam (diwakili lewat partai Masyumi dan PNI). Pihak sosialis mau supaya KNPI menyetujui naskah Linggarjati tersebut, sedang pihak Masyumi dan PNI cenderung mau menolaknya Ketika anggota KNIP yang anti Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo, Sutomo (Bung Tomo) menginginkan kepada S M Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya supaya tak menembaki satuan-satuan Pesindo.

DR H J Van Mook kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang kemudian diangkatkan sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, dengan gigih memecah RI yang tinggal 3 pulau ini Bahkan sebelum naskah itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, *28 dia sudah memaksa terwujudnya Negara Indonesia Timur, dengan presiden Sukowati, lewat Konferensi Denpasar tanggal 18 - 24 Desember 1946

Pada bulan tanggal 25 Maret 1947 hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Batavia Partai Masyumi menentang hasil perjanjian tersebut, banyak unsur perjuang Republik Indonesia yang tak dapat menerima pemerintah Belanda merupakan kekuasaan berdaulat di seluruh Indonesia 29 Dengan seringnya pecah kekacauan, karenanya pada prakteknya perjanjian tersebut sangat sulit sekali untuk dilakukan.

Proklamasi Negara Pasundan

Usaha Belanda tak kesudahannya sampai di NIT. Dua bulan sesudah itu, Belanda sukses membujuk Ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947. Secara militer negara baru ini sangat lemah, dia benar benar sangat tergantung pada Belanda, tebukti dia baru eksis ketika Belanda memainkan Serangan dan kekuatan RI hengkang dari Jawa Barat.

Di awal bulan Mei 1947 pihak Belanda yang memprakarsai berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka mesti menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang dikuasai pihak Republik dapat ditaklukkan dalam saat dua ahad dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam saat enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan suatu pasukan bersenjata sekitar 100.000 serdadu di Jawa, yang beberapa besar dari pasukan itu tak aktif, merupakan pemborosan keuangan yang serius yang tak mungkin dipikul oleh perekonomian negeri Belanda yang hancur diakibatkan perang. Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini karenanya pihak Belanda membutuhkan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).

Serangan Militer I

Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang mesti dijawab dalam 14 hari, yang berisi:

  1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama;
  2. Mengeluarkan uang bersama dan membangun lembaga devisa bersama;
  3. Republik Indonesia mesti mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang direbut Belanda;
  4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk kawasan daerah Republik yang membutuhkan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan
  5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor

Perdana Menteri Sjahrir mencetuskan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini memperoleh reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.

Ketika jawaban yang memuaskan tak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan 'afal yang dibuat polisionil' mereka yang pertama.

Afal yang dibuat Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekali dimana mereka sudah menaruh pasukan-pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang memainkan usaha dari Jakarta dan Bandung untuk menguasai Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menguasai Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang lebih kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai seluruh pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan kawasan Padang diamankan. Melihat afal yang dibuat Belanda yang tak mematuhi perjanjian Linggarjati membikin Sjahrir bingung dan putus asa, karenanya pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam mendudukkan konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.

Menghadapi afal yang dibuat Belanda ini, untuk pasukan Republik hanya bisa memainkan usaha mundur dalam kebingungan dan hanya menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan untuk Belanda, sesudah melihat kesuksesan dalam afal yang dibuat ini menimbulkan hasrat untuk melanjutkan afal yang dibuatnya kembali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, menanti merebut Yogyakarta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang lebih lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang menjadi sekutunya tak menyukai 'aksi polisional' tersebut serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.

Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri

Sesudah terjadinya Serangan Militer Belanda I pada bulan Juli, pengganti Sjahrir adalah Amir Syarifudin yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri, dia menggaet anggota PSII yang dahulu untuk duduk dalam Kabinetnya. Termasuk menawarkan kepada S.M. Kartosoewirjo untuk ikut serta duduk dalam kabinetnya menjadi Wakil Menteri Pertahanan kedua. Seperti yang dinyatakan dalam sepucuk suratnya kepada Soekarno dan Amir Syarifudin, dia menolak kursi menteri karena "dia belum terlibat dalam PSII dan sedang merasa terikat kepada Masyumi".

S.M. Kartosoewirjo menolak tawaran itu bukan semata-mata karena loyalitasnya kepada Masyumi. Penolakan itu juga ditimbulkan oleh hasratnya untuk menarik diri dari gelanggang politik pusat. Dampak menyaksikan kondisi politik yang tak menguntungkan untuk Indonesia diakibatkan berbagai perjanjian yang dipersiapkan pemerintah RI dengan Belanda. Di samping itu Kartosoewirjo tak menyukai arah politik Amir Syarifudin yang kekiri-kirian. Jikalau diamati dari sepak terjang Amir Syarifudin selama manggung di percaturan politik nasional dengan menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan sangat jelas terlihat bahwa Amir Syarifudin mau membawa politik Indonesia ke arah Komunis.

1948

Perjanjian Renville

Sementara peperangan sedang jadi, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 Agustus 1947, dan segera sesudah itu membangun suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Serikat, untuk menempatkan diri di tengah perselisihan itu .

Tanggal 17 Januari 1948 jadi konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan persetujuan pautan, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Hendak terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indonesia Serikat hendak didirikan, tetapi atas garis yang berlainan dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan apakah berbagai himpunan di pulau-pulau besar mau bergabung dengan Republik atau beberapa ronde dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda hendak tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.

Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetujuan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian kesudahan dicapai, bahkan lebih terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati : hanya mencakup beberapa kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap kawasan Republik Plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat afal yang dibuat militer. Perdana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani supaya Belanda tak "menimbulkan rasa benci Amerika".

Sedikit banyak, ini merupakan ulangan dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti melewati persetujuan Linggarjati, melewati perundingan Renville, Soekarno dan Hatta menjadi simbol kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup lebih lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi pautan yang jauh dari pusat kembali diidentifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, sekarang Perdana Menteri Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau dianggap salah.

Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana Menteri

Dari telah tersedianya Serangan Militer I dengan hasil dipersiapkannya Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya Kabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalam kabinetnya yang terdiri dari anggota PNI dan Masyumi meletak jabatan ketika Perjanjian Renville ditandatangani, disusul kemudian Amir sendiri meletak jabatannya sebagai Perdana Menteri pada tanggal 23 Januari 1948. Dengan pengunduran dirinya ini dia mungkin mengharapkan hendak tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Keinginan itu menjadi buyar ketika Soekarno berpaling ke arah pautan dengan menunjuk Hatta untuk memimpin suatu 'kabinet presidentil' darurat (1948-1949), dimana seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden.

Dengan terpilihnya Hatta, dia menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya mengambil dari golongan tengah, terutama orang-orang PNI, Masyumi, dan tokoh-tokoh yang tak berpartai. Amir dan himpunannya dari sayap kiri sekarang menjadi pihak oposisi. Dengan mengambil sikap sebagai oposisi tersebut membikin para pengikut Sjahrir mempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikut Amir dengan membentuk partai tersendiri yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada bulan Februari 1948, dan sekaligus memberikan dukungannya kepada pemerintah Hatta.

Memang runtuhnya Amir datang bahkan lebih cepat ketimbang Sjahrir, enam bulan lebih dahulu Amir segera dituduh -kembali khususnya oleh Masyumi dan kemudian Partai Nasional Indonesia- terlalu banyak memenuhi hasrat pihak asing. Hanya empat hari sesudah Perjanjian Renville ditandatangani, pada tanggal 23 Januari 1948, Amir Syarifudin dan seluruh kabinetnya beristirahat. Kabinet baru diproduksi dan yang dibangunnya diumumkan tanggal 29 Januari 1948. Hatta menjadi Perdana Menteri sekaligus tetap memangku jabatan sebagai Wakil Presiden.

Kelihatannya sekarang lebih sedikit jalan keluar untuk Amir dibanding dengan Sjahrir sesudah Perundingan Linggarjati; dan lebih banyak penghinaan. Beberapa hari sesudah Amir beristirahat, di awal Februari 1948, Hatta membawa Amir dan beberapa pejabat Republik pautannya mengelilingi Provinsi. Amir diharapkan menjelaskan Perjanjian Renville. Pada rapat raksasa di Bukittinggi, Sumatera Barat, di kota kelahiran Hatta -dan rupanya diatur sebagai tempat beristirahat terpenting selama perjalanan- Hatta berucap tentang kegigihan Republik, dan pidatonya disambut dengan hangat sekali.

Kemudian Amir naik mimbar, dan seperti diuraikan Hatta kemudian: "Dia tampak bingung, seolah-olah nyaris tak mengetahui apa ayang mesti dituturkannya. Dia merasa bahwa orang rakyat Bukittinggi tak menyenanginya, khususnya dalam hubungan persetujuan dengan Belanda. Ketika dia meninggalkan mimbar, nyaris tak telah tersedia yang bertepuk tangan"

Menurut peserta lain: "Wajah Amir rupa-rupanya seperti orang yang sudah tak berfaedah". Sjahrir juga diundang ke rapat Bukittinggi ini; dia datang dari Singapura dan berpidato. Menurut Leon Salim -kader lama Sjahrir- "Sjahrir juga kelihatan capai dan jarang tersenyum". Menurut kata-kata saksi pautan, "Seolah-olah telah tersedia yang membeku dalam wajah Sjahrir" dan ketika gilirannya berucap "Dia hanya mengangkat tangannya dengan memberi salam Merdeka dan mundur". Hatta kemudian juga menulis dengan singkat tentang pidato Sjahrir: "Pidatonya pendek". Dipermalukan seperti ini, secara psikologis amat mungkin menjadi bara dendam yang menyulut Amir untuk memberontak di kemudian hari.

Perjanjian Renville tak lebih patut daripada perundingan di Linggarjati. Kedua belah pihak menuduh masing-masing melanggar perdamaian, dan Indonesia menuduh Belanda membangun blokade dengan maksud memaksanya menyerah. Bulan Juli 1948, Komisi Jasa-jasa Baik, yang sedang telah tersedia di tempat mengawasi pelaksanaan persetujuan itu, melaporkan bahwa Indonesia mengeluh hendak gencatan senjata yang berulang-ulang.

1948-1949

Serangan Militer II

Serangan Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia masa itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh pautannya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan diproduksinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta

Serangan yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran paling tinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- sedang telah tersedia dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang jadi di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada saat itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III ikut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Perjanjian Roem Royen

Dampak dari Serangan Militer tersebut, pihak internasional memainkan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam hendak menghentikan bantuannya kepada Belanda, kesudahannya dengan terpaksa Belanda mau untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

Serangan Umum Surakarta

Serangan Umum Surakarta jadi pada tanggal 7-10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka sukses membumihanguskan dan menguasai markas-maskas Belanda di Solo dan sekitarnya. Serangan itu menyadarkan Belanda bila mereka tak hendak mungkin menang secara militer, mengingat Solo yang merupakan kota yang pertahanannya paling kuat pada saat itu sukses dikuasai oleh TNI yang secara peralatan lebih ketinggalan tetapi didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang andal seperti Slamet Riyadi.

Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilakukan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan:

Penyerahan kedaulatan oleh Belanda

Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, antara empat tahun sesudah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga telah tersedia kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Afal yang dibuat Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.

Referensi

  1. ^ (Inggris) War for Independence: 1945 to 1950
  2. ^ Bhayangkara Pewaris Gajah Mada, Kilas-balik sejarah POLRI

Lihat pula

  • Sejarah Pertahanan Indonesia

edunitas.com

Page 4

Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia sesudah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Telah tersedia banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Afal yang dibuat Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah pautannya.

1945

Kembalinya Belanda bersama Sekutu

Latar belakangan terjadinya kemerdekaan

Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang direbut Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang sukses diusir dari kawasan pendudukannya.

Menjelang kesudahan perang, tahun 1945, beberapa wilayah Indonesia sudah dikuasai oleh tentara sekutu. Satuan tentara Australia sudah mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan sudah direbut oleh Australia sebelum Jepang mencetuskan menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Barat bersama-sama dikuasai oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Kekuatan (South West Pacific Area Command/SWPAC).

Sesudah perang bubar, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia ronde Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan tentara Inggris dalam wujud komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa dan Indocina. SEAC dengan panglima Lord Mountbatten sebagai Komando Paling tinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).

Mendaratnya Belanda diganti NICA

Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris antaraku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan ditemani Dr. Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, dia dipersiapkan untuk buka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi dia mengumumkan bahwa dia tak hendak berucap dengan Soekarno yang dianggapnya sudah memainkan pekerjaan sama dengan Jepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari hendak diproduksi sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya ialah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.

Pertempuran melawan Sekutu dan NICA

Telah tersedia berbagai pertempuran yang terjadi pada masa masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia, yang masa itu baru mencetuskan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:

  1. Peristiwa 10 November, di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
  2. Palagan Ambarawa, di kawasan Ambarawa, Semarang dan sekitarnya.
  3. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, mencakup Jawa Tengah dan Jawa Timur
  4. Bandung Lautan Api, di kawasan Bandung dan sekitarnya.
  5. Pertempuran Area Area, di kawasan Area dan sekitarnya.
  6. Pertempuran Margarana, di Bali
  7. Serangan Umum 1 Maret 1949, di Yogyakarta
  8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam, di Palembang
  9. Pertempuran Lima Hari, di Semarang

Ibukota pindah ke Yogyakarta

Karena situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia masa itu) yang makin memburuk, karenanya pada tanggal 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta dengan memakai kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota. Meninggalkan Sutan Syahrir dan himpunan yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]

Pemindahan ke Yogyakarta dilakukan dengan memakai kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang dipergunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang dipersiapkan di luar jadwal yang telah tersedia, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilihkan yang istimewa, yang tersedia oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.[2]

1946

Perubahan sistem pemerintahan

Pernyataan van Mook untuk tak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk menjadi ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.

Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda. Dalam pandangan Inggris dan Belanda, Sutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang sudah bertempur selama pemerintahan Jepang.

Diplomasi Syahrir

Ketika Syahrir mengumumkan kabinetnya, 15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Yang dijajah (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya mempunyainya". Logemann sendiri berucap pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tak hendak pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita hendak berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalah persona non grata.

Pihak Republik Indonesia mempunyai alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.

Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membikin pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya berhasrat membangun persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan berjenis-jenis tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk membuat warga negara Indonesia untuk seluruh orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri hendak dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia hendak merupakan mayoritas. Kementerian hendak disesuaikan dengan parlemen tetapi hendak dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang berjenis-jenis di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu yang dibangun federasi dan persemakmuran hendak menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta hendak mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.

Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe. Lagi, dia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berkomunikasi akrab dengan Kerajaan Belanda dan hendak memainkan pekerjaan sama dalam segala ronde. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang hendak diproduksi sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan dinegosiasikan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas ronde Jawa dan Madura yang belum telah tersedia di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu selesai dan dia bersama teman-temannya kembali pulang.

Tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat rahasia kepada van Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, telah tersedia penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; telah tersedia pula nada yang lebih samar-samar lagi tentang probabilitas Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan probabilitas hanya Republik sebagai ronde sangat penting. Sebagai probabilitas dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan seluruh tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.

Tanggal 17 Juni 1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946, van Mook mengirim kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia berjumpa dengannya, dia marah. Tak jelas, apa arah yang hendak diambil oleh amarah itu". Pada saat yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dinyatakan desas-desus tentang Sjahrir mau menerima pengakuan de facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.

Penculikan terhadap PM Sjahrir

Tanggal 27 Juni 1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan inti usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan beberapa besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta mencetuskan dukungannya kepada Sjahrir, hendak tetapi menurut sebuah analisis, publisitas luas yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.

Pada malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta, ketika dia beristirahat dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian dia dibawa ke Paras, kota tidak jauh Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.

Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Dia mengumumkan, "Berhubung dengan mempunyainya di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih seluruh kekuasaan pemerintah". Selama sebulan lebih, Soekarno mempertahankan kekuasaan yang luas yang dipegangnya. Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dilepaskan dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir dimohon kembali untuk membentuk kabinet.

Kembali menjadi PM

Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Letak saya di kabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya mesti berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.... Saya mesti memasukkan orang seperti Gani dan Maramis lewat Soekarno; saya mesti menanyakan gagasannya dengan siapa saya membentuk kabinet."

Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baru

Bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, mempunyainya ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang sudah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni dipersiapkan konferensi wakil-wakil kawasan di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.

1946-1947

Peristiwa Westerling

Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Westerling. Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).

Perjanjian Linggarjati

Bulan Agustus pemerintah Belanda memainkan usaha pautan untuk memecah gendala dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak dipersiapkan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati tidak jauh Cirebon. Sesudah merasakan tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut :

  • Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang mencakup Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda mesti meninggalkan wilayah de facto sangat lambat 1 Januari 1949,
  • Republik Indonesia dan Belanda hendak memainkan pekerjaan sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu rondenya adalah Republik Indonesia
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda hendak membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Untuk ini Kalimantan dan Timur Raya hendak menjadi komponennya. Sebuah Majelis Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokratis dan bagian-bagian komponen pautan. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi ronde Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini hendak memajukan kebutuhan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat hendak mengajukan diri sebagai anggota PBB. Kesudahannya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini hendak diselesaikan lewat arbitrase.

Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, jadi pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila telah tersedia yang tak selesai.

Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasil perundingan Linggarjati

Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang, S M Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif, yang terdiri dari 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dalam sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang sudah diparaf oleh Pemerintah Republik dan Belanda pada bulan November 1946 hendak disetujui atau tak Kepergian S M Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat, karena dalam rapat tersebut probabilitas telah tersedia dua kubu yang bertarung gagasan sangat sengit, yakni antara sayap sosialis (diwakili melewati partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-Islam (diwakili lewat partai Masyumi dan PNI). Pihak sosialis mau supaya KNPI menyetujui naskah Linggarjati tersebut, sedang pihak Masyumi dan PNI cenderung mau menolaknya Ketika anggota KNIP yang anti Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo, Sutomo (Bung Tomo) menginginkan kepada S M Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya supaya tak menembaki satuan-satuan Pesindo.

DR H J Van Mook kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang kemudian diangkatkan sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, dengan gigih memecah RI yang tinggal 3 pulau ini Bahkan sebelum naskah itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, *28 dia sudah memaksa terwujudnya Negara Indonesia Timur, dengan presiden Sukowati, lewat Konferensi Denpasar tanggal 18 - 24 Desember 1946

Pada bulan tanggal 25 Maret 1947 hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Batavia Partai Masyumi menentang hasil perjanjian tersebut, banyak unsur perjuang Republik Indonesia yang tak dapat menerima pemerintah Belanda merupakan kekuasaan berdaulat di seluruh Indonesia 29 Dengan seringnya pecah kekacauan, karenanya pada prakteknya perjanjian tersebut sangat sulit sekali untuk dilakukan.

Proklamasi Negara Pasundan

Usaha Belanda tak kesudahannya sampai di NIT. Dua bulan sesudah itu, Belanda sukses membujuk Ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947. Secara militer negara baru ini sangat lemah, dia benar benar sangat tergantung pada Belanda, tebukti dia baru eksis ketika Belanda memainkan Serangan dan kekuatan RI hengkang dari Jawa Barat.

Di awal bulan Mei 1947 pihak Belanda yang memprakarsai berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka mesti menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang dikuasai pihak Republik dapat ditaklukkan dalam saat dua ahad dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam saat enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan suatu pasukan bersenjata sekitar 100.000 serdadu di Jawa, yang beberapa besar dari pasukan itu tak aktif, merupakan pemborosan keuangan yang serius yang tak mungkin dipikul oleh perekonomian negeri Belanda yang hancur diakibatkan perang. Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini karenanya pihak Belanda membutuhkan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).

Serangan Militer I

Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang mesti dijawab dalam 14 hari, yang berisi:

  1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama;
  2. Mengeluarkan uang bersama dan membangun lembaga devisa bersama;
  3. Republik Indonesia mesti mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang direbut Belanda;
  4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk kawasan daerah Republik yang membutuhkan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan
  5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor

Perdana Menteri Sjahrir mencetuskan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini memperoleh reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.

Ketika jawaban yang memuaskan tak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan 'afal yang dibuat polisionil' mereka yang pertama.

Afal yang dibuat Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekali dimana mereka sudah menaruh pasukan-pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang memainkan usaha dari Jakarta dan Bandung untuk menguasai Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menguasai Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang lebih kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai seluruh pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan kawasan Padang diamankan. Melihat afal yang dibuat Belanda yang tak mematuhi perjanjian Linggarjati membikin Sjahrir bingung dan putus asa, karenanya pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam mendudukkan konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.

Menghadapi afal yang dibuat Belanda ini, untuk pasukan Republik hanya bisa memainkan usaha mundur dalam kebingungan dan hanya menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan untuk Belanda, sesudah melihat kesuksesan dalam afal yang dibuat ini menimbulkan hasrat untuk melanjutkan afal yang dibuatnya kembali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, menanti merebut Yogyakarta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang lebih lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang menjadi sekutunya tak menyukai 'aksi polisional' tersebut serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.

Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri

Sesudah terjadinya Serangan Militer Belanda I pada bulan Juli, pengganti Sjahrir adalah Amir Syarifudin yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri, dia menggaet anggota PSII yang dahulu untuk duduk dalam Kabinetnya. Termasuk menawarkan kepada S.M. Kartosoewirjo untuk ikut serta duduk dalam kabinetnya menjadi Wakil Menteri Pertahanan kedua. Seperti yang dinyatakan dalam sepucuk suratnya kepada Soekarno dan Amir Syarifudin, dia menolak kursi menteri karena "dia belum terlibat dalam PSII dan sedang merasa terikat kepada Masyumi".

S.M. Kartosoewirjo menolak tawaran itu bukan semata-mata karena loyalitasnya kepada Masyumi. Penolakan itu juga ditimbulkan oleh hasratnya untuk menarik diri dari gelanggang politik pusat. Dampak menyaksikan kondisi politik yang tak menguntungkan untuk Indonesia diakibatkan berbagai perjanjian yang dipersiapkan pemerintah RI dengan Belanda. Di samping itu Kartosoewirjo tak menyukai arah politik Amir Syarifudin yang kekiri-kirian. Jikalau diamati dari sepak terjang Amir Syarifudin selama manggung di percaturan politik nasional dengan menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan sangat jelas terlihat bahwa Amir Syarifudin mau membawa politik Indonesia ke arah Komunis.

1948

Perjanjian Renville

Sementara peperangan sedang jadi, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 Agustus 1947, dan segera sesudah itu membangun suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Serikat, untuk menempatkan diri di tengah perselisihan itu .

Tanggal 17 Januari 1948 jadi konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan persetujuan pautan, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Hendak terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indonesia Serikat hendak didirikan, tetapi atas garis yang berlainan dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan apakah berbagai himpunan di pulau-pulau besar mau bergabung dengan Republik atau beberapa ronde dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda hendak tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.

Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetujuan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian kesudahan dicapai, bahkan lebih terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati : hanya mencakup beberapa kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap kawasan Republik Plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat afal yang dibuat militer. Perdana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani supaya Belanda tak "menimbulkan rasa benci Amerika".

Sedikit banyak, ini merupakan ulangan dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti melewati persetujuan Linggarjati, melewati perundingan Renville, Soekarno dan Hatta menjadi simbol kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup lebih lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi pautan yang jauh dari pusat kembali diidentifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, sekarang Perdana Menteri Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau dianggap salah.

Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana Menteri

Dari telah tersedianya Serangan Militer I dengan hasil dipersiapkannya Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya Kabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalam kabinetnya yang terdiri dari anggota PNI dan Masyumi meletak jabatan ketika Perjanjian Renville ditandatangani, disusul kemudian Amir sendiri meletak jabatannya sebagai Perdana Menteri pada tanggal 23 Januari 1948. Dengan pengunduran dirinya ini dia mungkin mengharapkan hendak tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Keinginan itu menjadi buyar ketika Soekarno berpaling ke arah pautan dengan menunjuk Hatta untuk memimpin suatu 'kabinet presidentil' darurat (1948-1949), dimana seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden.

Dengan terpilihnya Hatta, dia menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya mengambil dari golongan tengah, terutama orang-orang PNI, Masyumi, dan tokoh-tokoh yang tak berpartai. Amir dan himpunannya dari sayap kiri sekarang menjadi pihak oposisi. Dengan mengambil sikap sebagai oposisi tersebut membikin para pengikut Sjahrir mempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikut Amir dengan membentuk partai tersendiri yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada bulan Februari 1948, dan sekaligus memberikan dukungannya kepada pemerintah Hatta.

Memang runtuhnya Amir datang bahkan lebih cepat ketimbang Sjahrir, enam bulan lebih dahulu Amir segera dituduh -kembali khususnya oleh Masyumi dan kemudian Partai Nasional Indonesia- terlalu banyak memenuhi hasrat pihak asing. Hanya empat hari sesudah Perjanjian Renville ditandatangani, pada tanggal 23 Januari 1948, Amir Syarifudin dan seluruh kabinetnya beristirahat. Kabinet baru diproduksi dan yang dibangunnya diumumkan tanggal 29 Januari 1948. Hatta menjadi Perdana Menteri sekaligus tetap memangku jabatan sebagai Wakil Presiden.

Kelihatannya sekarang lebih sedikit jalan keluar untuk Amir dibanding dengan Sjahrir sesudah Perundingan Linggarjati; dan lebih banyak penghinaan. Beberapa hari sesudah Amir beristirahat, di awal Februari 1948, Hatta membawa Amir dan beberapa pejabat Republik pautannya mengelilingi Provinsi. Amir diharapkan menjelaskan Perjanjian Renville. Pada rapat raksasa di Bukittinggi, Sumatera Barat, di kota kelahiran Hatta -dan rupanya diatur sebagai tempat beristirahat terpenting selama perjalanan- Hatta berucap tentang kegigihan Republik, dan pidatonya disambut dengan hangat sekali.

Kemudian Amir naik mimbar, dan seperti diuraikan Hatta kemudian: "Dia tampak bingung, seolah-olah nyaris tak mengetahui apa ayang mesti dituturkannya. Dia merasa bahwa orang rakyat Bukittinggi tak menyenanginya, khususnya dalam hubungan persetujuan dengan Belanda. Ketika dia meninggalkan mimbar, nyaris tak telah tersedia yang bertepuk tangan"

Menurut peserta lain: "Wajah Amir rupa-rupanya seperti orang yang sudah tak berfaedah". Sjahrir juga diundang ke rapat Bukittinggi ini; dia datang dari Singapura dan berpidato. Menurut Leon Salim -kader lama Sjahrir- "Sjahrir juga kelihatan capai dan jarang tersenyum". Menurut kata-kata saksi pautan, "Seolah-olah telah tersedia yang membeku dalam wajah Sjahrir" dan ketika gilirannya berucap "Dia hanya mengangkat tangannya dengan memberi salam Merdeka dan mundur". Hatta kemudian juga menulis dengan singkat tentang pidato Sjahrir: "Pidatonya pendek". Dipermalukan seperti ini, secara psikologis amat mungkin menjadi bara dendam yang menyulut Amir untuk memberontak di kemudian hari.

Perjanjian Renville tak lebih patut daripada perundingan di Linggarjati. Kedua belah pihak menuduh masing-masing melanggar perdamaian, dan Indonesia menuduh Belanda membangun blokade dengan maksud memaksanya menyerah. Bulan Juli 1948, Komisi Jasa-jasa Baik, yang sedang telah tersedia di tempat mengawasi pelaksanaan persetujuan itu, melaporkan bahwa Indonesia mengeluh hendak gencatan senjata yang berulang-ulang.

1948-1949

Serangan Militer II

Serangan Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia masa itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh pautannya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan diproduksinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta

Serangan yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran paling tinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- sedang telah tersedia dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang jadi di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada saat itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III ikut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Perjanjian Roem Royen

Dampak dari Serangan Militer tersebut, pihak internasional memainkan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam hendak menghentikan bantuannya kepada Belanda, kesudahannya dengan terpaksa Belanda mau untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

Serangan Umum Surakarta

Serangan Umum Surakarta jadi pada tanggal 7-10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka sukses membumihanguskan dan menguasai markas-maskas Belanda di Solo dan sekitarnya. Serangan itu menyadarkan Belanda bila mereka tak hendak mungkin menang secara militer, mengingat Solo yang merupakan kota yang pertahanannya paling kuat pada saat itu sukses dikuasai oleh TNI yang secara peralatan lebih ketinggalan tetapi didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang andal seperti Slamet Riyadi.

Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilakukan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan:

Penyerahan kedaulatan oleh Belanda

Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, antara empat tahun sesudah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga telah tersedia kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Afal yang dibuat Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.

Referensi

  1. ^ (Inggris) War for Independence: 1945 to 1950
  2. ^ Bhayangkara Pewaris Gajah Mada, Kilas-balik sejarah POLRI

Lihat pula

  • Sejarah Pertahanan Indonesia

edunitas.com

Page 5

Sejarah Islam adalah sejarah agama Islam mulai turunnya wahyu pertama pada tahun 622 yang diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai dengan sekarang.

Pendahuluan

Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad saw. di Jazirah Arab pada zaman ke-7 ketika Nabi Muhammad s.a.w. mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah wafatnya nabi Muhammad s.a.w. kerajaan Islam mengembang sampai Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Sampai umat Islam berpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul.

Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang akbar di alam. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dsb-nya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.

Pada zaman ke-18 dan ke-19, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Alam I, Kerajaan Turki Utsmani yang merupakan kerajaan Islam terakhir tumbang.

Nabi Muhammad

Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah ketika itu merupakan tempat suci untuk bangsa Arab. karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka'bah.

Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada Tahun Gajah yaitu pada tanggal 12 Rabi'ul Awal atau pada tanggal 20 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal ketika beliau sedang dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab tutup usia ketika beliau berusia 7 tahun. Kemudian beliau dididik oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal beliau dididik juga oleh pamannya yaitu Sisa dari pembakaran Talib. Nabi Muhammad kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah ketika beliau berusia 25 tahun. Beliau pernah menjadi penggembala kambing.

Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim. Beliau tidak menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan warga yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah berhala, warga Mekah pada saat itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan saatnya dengan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah warga Mekah. Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu beliau mengajarkan nasihat Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)" dan berikutnya secara terbuka kepada seluruh warga Mekah.

Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah.

Warga Mekah dan Madinah ikut bertempur bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang patut walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi semakin kuat, dan sukses menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.

Perkembangan Islam

Jazirah Arab

Secara umum Sejarah Islam setelah meninggalnya Nabi Muhammad telah mengembang secara luas di seluruh alam. Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Kesultanan Utsmaniyah boleh diceritakan penyambung daya Islam setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin.

Khulafaur Rasyidin

  • 632 M - Wafatnya Nabi Muhammad dan Sisa dari pembakaran Bakar diangkat menjadi khalifah. Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke Syria. Perang terhadap orang yang murtad yaitu Bani Tamim dan Musailamah al-Kadzab.
  • 633 M - Akumulasi Al Quran dimulai.
  • 634 M - Wafatnya Sisa dari pembakaran Bakar. Umar bin Khatab diangkat menjadi khalifah. Penaklukan Damaskus.
  • 636 M - Peperangan di Ajnadin atas tentara Romawi sehingga Syria, Mesopotamia, dan Palestina mampu ditaklukkan. Peperangan dan penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
  • 638 M - Penaklukan Baitulmuqaddis oleh tentara Islam. Peperangan dan penkalukan Jalula atas Persia.
  • 639 M - Penaklukan Madain, kerajaan Persia.
  • 640 M - Kerajaan Islam Madinah mulai membikin mata uang Islam. Tentara Islam megepung kota Alfarma, Mesir dan menaklukkannya.
  • 641 M - Penaklukan Mesir
  • 642 M - Penaklukan Nahawand, kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara semuanya.
  • 644 M - Umar bin Khatab mati syahid dampak dibunuh. Utsman bin Affan menjadi khalifah.
  • 645 M - Cyprus ditaklukkan.
  • 646 M - Penyerangan Byzantium di kota Iskandariyah Mesir.
  • 647 M - Angkatan Tentara Laut Islam didirikan & diketuai oleh Muawiyah Sisa dari pembakaran Sufyan. Perang di laut melawan angkatan laut Byzantium.
  • 648 M - Pemberontakan menentang pemerintahan Utsman bin Affan.
  • 656 M - Utsman mati dampak dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik menjadi khalifah. Terjadinya Perang Jamal.
  • 657 M - Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah. Perang Shifin meletus.
  • 659 M - Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah. Muawiyah menyalakan dirinya sebagai khalifah Damaskus.
  • 661 M - Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin habis. Hasan (Cucu Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi Thalib.
  • 661 M - Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, 2 kumpulan akbar pasukan Islam yaitu Pasukan Khalifah Hasan di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damsyik telah siap untuk memulai suatu pertempuran akbar. Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rancangan perdamaian kepada Khalifah Hasan yang kemudian dengan pertimbangan persatuan Umat Islam, rancangan perdamaian Muawiyah ini diterima secara bersyarat oleh Khalifah Hasan dan kekhalifahan diserahkan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. Tahun itu kemudian dikenal dengan nama Tahun Perdamaian/Persatuan Umat (Aam Jamaah) dalam sejarah Umat Islam. Sejak saat itu Muawiyah menjadi Khalifah Umat Islam yang kemudian dilanjutkan dengan sistem Kerajaan Islam yang pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) yang dilakukan secara turun temurun (Daulah Umayyah) dari Daulah Umayyah ini kemudian berlangsung kepada Kerajaan-Kerajaan Islam berikutnya seperti Daulah Abbasiyah, Fatimiyyah, Usmaniyah dan lain-lain.

Kerajaan Bani Ummaiyyah

  • 661 M - Muawiyah menjadi khalifah dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah.
  • 669 M - Persiapan perang melawan Konstantinopel
  • 670 M - Penaklukan Kabul.
  • 677 M - Penyerangan Konstantinopel yang pertama namun gagal.
  • 679 M - Penyerangan Konstantinopel yang kedua namun gagal karena Muawiyah meninggal di tahun 680.
  • 680 M - Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki tahta. Peristiwa pembunuhan Husain bin Ali di Karbala.
  • 685 M - Khalifah Abdul Malik menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan.
  • 700 M - Tentara Islam melawan kaum Barbar di Afrika Utara.
  • 711 M - Penaklukan Sepanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 712 M - Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 713 M - Penaklukan Multan.
  • 716 M - Agresi kepada Konstantinopel.
  • 717 M - Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
  • 725 M - Tentara Islam melawan Nimes di Perancis.
  • 749 M - Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
  • 750 M - Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.

Kerajaan Bani Abbasiyyah

  • 752 M - Berdirinya Kerajaan Bani Abbasiyyah.
  • 755 M - Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Sisa dari pembakaran Muslim.
  • 756 M - Abd ar-Rahman I membangun Kerajaan Bani Ummaiyyah di Spanyol.
  • 763 M - Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
  • 786 M - Harun ar-Rasyid menjadi Khalifah.
  • 792 M - Penyerangan selatan Perancis.
  • 800 M - Aljabar diciptakan oleh Al-Khawarizmi.
  • 805 M - Perlawanan atas Byzantium. Penyerangan Pulau Rhodes dan Cyprus.
  • 809 M - Kematian Harun ar-Rasyid. Al-Amin diangkat menjadi khalifah.
  • 814 M - Perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma'mun. Al-Amin terbunuh dan Al-Ma'mun menjadi khalifah.
  • 1000 M - Masjid Akbar Cordoba siap didirikan.
  • 1005 M - Multan dan Ghur ditaklukkan.
  • 1055 M - Baghdad diserang oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyyah-Seljuk dimulai, yang berdiri sampai tahun 1258 ketika tentara Mongol memusnahkan Baghdad.
  • 1085 M - Tentara Kristen menyerang Toledo (di Spanyol).
  • 1091 M - Bangsa Norman menyerang Sicilia, pemerintahan Islam di sana habis.
  • 1095 M - Perang Salib pertama dimulai.
  • 1099 M - Tentara Salib menaklukkan Baitul Maqdis. Mereka membunuh semua warganya.
  • 1144 M - Nuruddin Zengi menaklukkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlangsung.
  • 1187 M - Salahuddin Al-Ayubbi menaklukkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlangsung.
  • 1194 M - Pasukan Muslim menaklukkan Delhi, India.
  • 1236 M - Pasukan Kristen menaklukkan Cordoba (di Spanyol).
  • 1258 M - Pasukan Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan warga terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Selesainya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
  • 1260 M - Kebangkitan Islam. Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan pertahanan Islam yang ketiga terakhir setelah Makkah & Madinah) pimpinan Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz mengalahkan pasukan Mongol di dalam pertempuran di Ain Jalut.

Kerajaan Turki Utsmani

  • 1243 M - Bangsa Turki yang hidup secara nomad menetap secara tetap di Asia Kecil.
  • 1299 M - Sebuah wilayah pemerintahan kecil Turki di bawah Turki Seljuk didirikan di barat Anatolia.
  • 1301 M - Osman I menyalakan dirinya sebagai sultan. Berdirinya Kerajaan Turki Usmani.
  • 1345 M - Turki Seljuk menyeberangi Selat Bosporus.
  • 1389 M - Tentara Utsmani menewaskan tentara Serb di Kosovo.
  • 1402 M - Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menumpaskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.
  • 1451 M - Sultan Muhammad al-Fatih menjadi pemerintah.
  • 1453 M - Constantinople ditaklukkan oleh tentara Islam pimpinan Sultan Muhammad al-Fatih. Habisnya Kerajaan Byzantium.
  • 1520 M - Sultan Sulaiman al-Qanuni dilantik menjadi sultan.
  • 1526 M - Perang Mohacs
  • 1529 M - Agresi dan kepungan ke atas Vienna.
  • 1571 M - Perang Lepanto terjadi.
  • 1641 M - Pemerintahan Sultan Muhammad IV
  • 1683 M - Agresi dan kepungan ke atas Vienna untuk yang kedua kalinya.
  • 1687 M - Sultan Muhammad IV tutup usia.
  • 1703 M - Pembaharuan norma budaya istiadat di bawah Sultan Ahmed III.
  • 1774 M - Perjanjian Kucuk Kaynarca.
  • 1792 M - Perjanjian Jassy.
  • 1793 M - Sultan Selim III mengumumkan "Pentadbiran Baru".
  • 1798 M - Napoleon mencoba untuk menaklukkan Mesir.
  • 1804 M - Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia pertama.
  • 1815 M - Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia kedua.
  • 1822 M - Bermulanya perang kemerdekaan Greece.
  • 1826 M - Pembunuhan massal tentara elit Janissari. Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di Navarino.
  • 1829 M - Perjanjian Adrianople.
  • 1830 M - Habisnya perang kemerdekaan Greece.
  • 1841 M - Konvensyen Selat.
  • 1853 M - Dimulainya Perang Crimea.
  • 1856 M - Habisnya Perang Crimea.
  • 1878 M - Kongres Berlin. Serbia dan Montenegro diberi kemerdekaan. Bulgaria diberi kuasa autonomi.
  • 1912 M - Perang Balkan pertama.
  • 1913 M - Perang Balkan kedua.
  • 1914 M - Kerajaan Turki Utsmani memasuki Perang Alam I sebagai sekutu kuasa tengah.
  • 1919 M - Mustafa Kemal Atatürk mendarat di Samsun.
  • 1923 M - Sistem kesultanan dihilangkan. Turki menyalakan sebagai sebuah Republik.
  • 1924 M - Khalifah dihapus. Habisnya pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani.

Islam di Indonesia

Islam telah dikenal di Indonesia pada zaman pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu akbar hanya melewati perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa saat. Pengenalan Islam semakin intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa zaman kemudian.

Agama islam pertama masuk ke Indonesia melewati proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain.

Tokoh penyebar agama islam adalah walisongo antara lain,


edunitas.com

Page 6

Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan dapat dilihat pada sub anggota artikel ini.

Kehidupan Yesus

"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga adalah inti dari kepercayaan Kristen.

Periode ini dimulai sejak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang bertambah dari 4 SM hingga 33 M.

Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan menjadi matang di Nazareth, Galilea; setelah ia berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melakukan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan segala sesuatu yang diajarkan Yesus yang dianggap bertentangan dengan segala sesuatu yang diajarkan mereka. Ia disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus dan setelah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangung dari mati pada hari ketiga setelah kematiannya dan menampakkan diri kepada bertambah dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari belakang Ia naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangung melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (lahir, pelayanan, mati, bangung, naik ke surga) adalah intisari kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Kontrak Baru.

Gereja mula-mula

Gereja dimulai 40 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan membangun gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Cerita 2:1-4), Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Petrus pada hari itu dan memilih pilihan untuk mengikuti Kristus.

Petobat-petobat pertama kepada kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau peganut-penganut Yudaisme, dan gereja berpusat di Yerusalem. Karena itu kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Esseni. Namun demikian, apa yang dikhotbahkan para rasul selisih secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi yang lain. Yesus adalah Mesias orang Yahudi (Raja yang Diurapi) yang datang untuk menggenapi Hukum Taurat (Matius 5:17) dan membangun Kontrak Baru yang berdasarkan pada kematianNya (Markus 14:24). Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri, membikin banyak pemuka Yahudi menjadi marah, dan sebagian orang, seperti Saul dari Tarsus, mengambil sikap yang dibuat untuk memusnahkan “Jalan” itu (Cerita 9:1-2).

Periode gereja mula-mula dimulai sejak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan cerita Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang bertambah tahun 33 hingga 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.

Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja membuka kepada orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah kepada orang-orang Samaria (Cerita 8:5), dan banyak dari mereka yang percaya kepada Kristus. Rasul Petrus berkhotbah kepada rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi (Cerita 10) dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, hingga ke Roma sendiri (Cerita 28:16) dan bahkan mungkin hingga ke Spanyol.

Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Kontrak Baru telah lengkap dan beredar di selang gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara tanpa pola, kadang atas perintah pemerintah.

Pada masa ratus tahun kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi bertambah hirakhis seiring dengan peningkatan banyak. Sebagian segala sesuatu yang diajarkan sesat diungkapkan dan tidak diterima pada zaman ini, dan kanon Kontrak Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, hingga dimulainya Masa ratus tahun Pertengahan, yaitu saat Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, anggar-anggar tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur berlaku satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Kontrak Lama dan Kontrak Baru dikanonisasi.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
312Konstantinus IRoma

Kaisar Konstantinus I menjadi Kristen setelah mendapat penglihatan salib dan menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas.
323Eusebius dari KaisareaKaisarea

Eusebius dari Kaisarea menempatkan karyanya, Historia Ecclesiastica, atau sejarah gereja mula-mula.
325Konstantinus INicea

Konsili Nicea I menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam saling berargumentasi dan merumuskan doktrin yang menjelaskan tentang siapa Yesus sesungguhnya.
341UlfilasGoth

Ulfilas, penerjemah Alkitab Gothik, dinaikkan menjadi uskup
358Basil dari KaisareaKaisarea

Basil yang Luhur membangun komunitas biarawan (monastik).
367AthanasiusAleksandria

Athanasius menulis "Surat Paskah" yang mengakui Kanon Kontrak Baru yang menegaskan buku yang sama yang saat ini dipakai.
385AmbrosiusMilan

Uskup Ambrosius membantah Permaisuri Kaisar Theodosius di Milan. Gereja akan membantah negara jika dibutuhkan untuk melindungi segala sesuatu yang diajarkan Kristen dan melawan segala sikap yang dibuat jahat.
387Agustinus HippoMilan

Agustinus menjadi orang Kristen. Tulisannya menjadi landasan Masa ratus tahun Pertengahan. Buku Pengakuan (Confessionum) dan Kota Allah (De Civitate Dei) sedang banyak dibaca saat ini.
398Yohanes KrisostomusKonstantinopel

Yohanes Krisostomus, si pendeta "berlidah emas", menjadi uskup Konstantinopel dan memimpin gereja di dalam berbagai kontroversi
405HieronimusRoma

Hieronimus menempatkan karyanya Alkitab Vulgata yang menjadi standar untuk seribu tahun ke hadapan.
432PatrickIrlandia

Patrick menjalani misi ke Irlandia ─ setelah dibawa ke sana pada saat mudanya menjadi budak. Ia kembali dan memimpin orang Irlandia dalam banyak akbar menjadi Kristen.
451Paus Leo IKhalsedon

Konsili Khalsedon menegaskan segala sesuatu yang diajarkan ortodoks bahwa Yesus adalah Allah dan manusia dan keduanya adalah satu Orang.

Gereja pada Masa ratus tahun Pertengahan

Periode ini dimulai sejak selesainya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, anggar-anggar tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat bertambah dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi harapan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun biasanya orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Masa ratus tahun Pertengahan.

Selama Masa ratus tahun Pertengahan di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas seluruh jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095 hingga 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan memerdekakan Yerusalem.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
529BenediktusMonte Cassino

Benediktus dari Nursia membangun ordo kerahiban ─ "pemerintahannya" menjadi yang sangat berpengaruh selama beratus-ratus tahun ke hadapan
563KolumbaSkotlandia

Kolumba menjalani misi ke Skotlandia. Ia membangun pusat misi kerahiban yang melegenda di Iona.
590Paus Gregorius IRoma

Paus Gregorius I digelari "Yang Agung." Kepemimpinannya secara nyata memajukan perkembangan kepausan.
664Sinode WhitbyInggris

Sinode Whitby memilih bahwa gereja Inggris akan menjadi di bawah otoritas gereja Roma
716BonifakusJermania

Bonifakus, "rasul untuk Jerman", pergi menjadi misionaris dan membawa Injil ke daerah-daerah kafir (pagan)
763SelisihInggris

Venerabilis Selisih menempatkan karyanya yang teliti dan penting "Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris" (Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum)
732Charles MartelTours

Charles Martel menghapuskan penyerbuan Muslim yang mengancam Eropa

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Luhur sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan didudukinya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, anggar-anggar tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, nyaris seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Luhur. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membikin perubahan dari landasan setelah melihat kondisi gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai diungkapkan sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan selang gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
800Karel LuhurAachen

Charles yang Luhur dinaikkan menjadi Kaisar oleh Paus pada hari Natal. Ia memajukan gereja, pendidikan, dan hukum budaya istiadat Eropa.
863Siril dan MetodiusSlavia

Siril dan Metodius, dua orang Yunani bersaudara, menginjili orang Slav. Siril mengembangkan aksara Sirilik, landasan bahasa Slavik yang sedang dipakai di gereja Rusia.
909William yang SalehAquitaine

Di Cluny didirikan sebuah biara, pusat reformasi. Pada pertengahan masa ratus tahun ke-12, terdapat bertambah dari seribu rumah di bawah asuhan biara Cluny.
988Vladimir IKiev

Pangeran Vladimir dari Kiev menjadi Kristen ─ ia mencari agama-agama di dunia dan memilih pilihan Ortodoksi untuk menyatukan dan membimbing rakyat Rusia.
1054Paus Leo IXEurasia

Setelah beratus-ratus tahun gereja Timur dan Barat merupakan gereja tunggal, penghabisannya perpisahan tersebut terjadi yang berlangsung hingga hari ini.
1093AnselmusCanterbury

Anselmus menjadi Uskup Luhur Canterbury. Seorang rahib yang tekun dan teologian yang handal, ia menyelidiki "Mengapa Allah Menjadi Manusia" (Cur Deus Homo)
1095Paus Urbanus IIClermont

Paus Urbanus II menyerukan Deus Vult! - "Allah menghendakinya!" dan dengan itu memulai Perang Salib yang mengakibatkan banyak peperangan yang tragis.
1115BernardusClairvaux

Bernardus membangun biara di Clairvaux. Ia dan biara tersebut menjadi pusat spiritual dan pengaruh politik yang akbar
1150Petrus AbelardusParis

Universitas Paris dan Universitas Oxford didirikan dan menjadi inkubator Masa ratus tahun Pencerahan dan reformasi Protestan dan menjadi model pola pendidikan modern.
1173Peter WaldoPerancis

Peter Waldo membangun gerakan Waldenisme/Waldensian/Kaum Walden, gerakan reformasi sebelum era Martin Luther yang memberi penekanan pada kemiskinan, khotbah, dan Alkitab. Mereka penghabisannya dituduh sebagai penganut segala sesuatu yang diajarkan sesat oleh gereja pada saat itu
1206Fransiskus BernardoneAssisi

Fransiskus dari Assisi meninggalkan segala kekayaan dunia dan memimpin sekelompok rahib miskin mengajarkan cara hidup sederhana
1215Paus Innocentius IIIRoma

Konsili Lateran Keempat mengenai segala sesuatu yang diajarkan sesat, meneguhkan doktrin Katolik Roma dan menguatkan otoritas Paus
1273Thomas AquinasCologne

Thomas Aquinas menempatkan karyanya Summa Theologica (Ringkasan Teologi), mahakarya teologis pada Masa ratus tahun Pertengahan
1321Dante AlighieriItalia

Dante menempatkan Divina Commedia (Komedi Ilahi), karya literatur Kristen terbesar pada Masa ratus tahun Pertengahan.
1378Katarina SienaRoma

Katarina dari Siena pergi ke Roma untuk membantu anggota penyembuhan belakang suatu peristiwa Pemisahan Kepausan. Sebagian karena pengaruhnya maka kepausan kembali ke Roma dari Avignon
1387John WycliffeInggris

John Wycliffe diasingkan dari Oxford dan mengepalai penerjemahan Alkitab bahasa Inggris. Ia penghabisannya disebut sebagai "Bintang Fajar Reformasi"
1415Jan HusKonstanz

Jan Hus dihukum dan dibakar pada tiang pancang oleh Konsili Konstanz
1456Johann GutenbergStrasburg

Johann Gutenberg membikin Alkitab cetak untuk pertama kalinya, dan percetakannya menjadi katalis di era yang baru untuk memilah-milah ide, informasi, dan teologi baru
1478Ferdinand IISpanyol

Inkuisisi Spanyol didirikan di bawah Ferdinand dan Isabella untuk melawan penyebaran segala sesuatu yang diajarkan sesat
1498Girolamo SavonarolaFlorence

Girolamo Savonarola seorang reformator berapi-api Ordo Dominikan dari Florence, dihukum mati
1512Michelangelo BuonarrotiVatikan

Michelangelo Buonarroti menempatkan mahakaryanya yaitu langit-langit Kapel Sistine di kota suci Vatikan.

Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, anggar-anggar tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada penghabisannya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi yang lain di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berdasarkan kekristenan. Dalam waktu ratus tahun, terjadi bertambah banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan selang bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
1517Martin LutherWittenberg

Martin Luther memakukan 95 dalilnya, sebuah undangan sederhana untuk saling berargumentasi cendekiawan yang secara tidak sengaja menjadi sebuah "engsel sejarah"
1523Ulrich ZwingliSwiss

Ulrich Zwingli, sebaya Luther, memimpin Reformasi Swiss dari tempat ia menjadi pastor di Zürich.
1525Kaum AnabaptisEropa

Gerakan Anabaptis dimulai. "Reformasi radikal" ini bersikeras akan mempunyainya baptisan orang percaya dan pemisahan gereja dan negara.
1534Henry VIIIInggris

Henry VIII mengeluarkan Hukum Supremasi yang mengangkat raja Inggris, bukan Paus, menjadi kepala gereja Inggris.
1536Yohanes CalvinJenewa

Yohanes Calvin menerbitkan Christianae Religionis Institutio (Institusi Agama Kristen), hasil karya teologis terbesar dalam Reformasi.
1540Ignatius LoyolaLoyola

Ordo Serikat Yesus (Yesuit) disetujui oleh Vatikan. Pendirinya adalah Ignatius Loyola. Mereka memberikan pelayanan mereka sepenuhnya ke tangan Paus.
1545Paus Paulus IIITrente

Konsili Trente diungkapkan oleh Gereja Katolik untuk menjawab masalah-masalah dan menyediakan fasilitas untuk Reformasi Katolik.
1534Thomas CranmerInggris

Cranmer menulis Buku Doa Umum untuk gereja Inggris.
1559John KnoxSkotlandia

John Knox kembali ke Skotlandia untuk memimpin reformasi di sana, setelah masa pengasingannya di Jenewa tempat Calvin mempunyai.
1572Kaum HuguenotPerancis

Pembantaian Hari Santo Bartolomeus menjadi saksi pembantaian puluhan ribu kaum Protestan Huguenot di Perancis.
1608John SmythAmsterdam

John Smyth, pendeta Anglikan yang menjadi Separatis, membaptis jemaat "Baptis" yang pertama.
1611Raja JamesInggris

Penerbitan Alkitab Versi Raja James pertama yang disusun oleh 54 pandai selama empat tahun.
1620Kaum SeparatisMassachussets

Para Peziarah menandatangani Kontrak Mayflower dan mendedikasikan diri mereka untuk kegunaan bersama, menjunjung solidaritas himpunan, dan membela rekonsiliasi Kristen.
1628Jan KomeniusPolandia

Jan Komenius diasingkan dari tanah kelahirannya dan mengembara sepanjang hidupnya, menyebarkan segala sesuatu yang diajarkan reformasi dan menginginkan rekonsiliasi Kristen.
1628Westminster AssemblyWestminster

Pengakuan Iman Westminster disusun di Ruang Yerusalem di dalam Westminster Abbey.
1648George FoxInggris

George Fox membangun Perkumpulan Agama Sahabat, yang sering diketahui dengan nama Quacker atau "Kaum Quaker". Mereka berusaha untuk hidup sederhana, menentang peperangan, dan menjauhi ibadah formal.

Gereja pada Masa ratus tahun Penjelajahan dan Masa ratus tahun Penerangan

Sejak masa ratus tahun ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang masyarakat asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar warga setempat.

Gereja Modern

Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah untuk membetulkan hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangungnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai segala sesuatu yang diajarkan sesat.

Kalaupun kita hanya berlatih satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Saat gereja melupakan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Saat ini mempunyai banyak gereja, namun hanya satu injil. Itu adalah “mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya untuk membangun gerejaNya.

Gereja di Indonesia

Lihat pula

Sejarah kekristenan menurut masa ratus tahun
SM12345678910
1112131415161718192021

Pustaka

  • A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel, 1999. (terjemahan dari buku berbicara Inggris: "100 Most Important Events in Church History")
  • Pengantar edisi khusus majalah Christian History #28: 100 Most Important Events in Church History [1]
  • 239 peristiwa penting dalam sejarah gereja
  • Garis waktu sejarah gereja
  • 75 peristiwa penting yang lain dalam sejarah gereja

Bacaan bertambah lanjut

  • Bowden, John. Encyclopedia of Christianity (2005), 1406pp excerpt and text search
  • Cameron, Averil (1994). Christianity and the Rhetoric of Empire: The Development of Christian Discourse. Berkeley, CA: University of California Press. p. 275. ISBN 0-520-08923-5. 
  • Carrington, Philip. The Early Christian Church (2 vol. 1957) vol 1; online edition vol 2
  • Endsjø, Dag Øistein. Greek Resurrection Beliefs and the Success of Christianity (2009).
  • González, Justo L. (1984). The Story of Christianity: Vol. 1: The Early Church to the Reformation. Harper. ISBN 0-06-063315-8. ; The Story of Christianity, Vol. 2: The Reformation to the Present Day. 1985. ISBN 0-06-063316-6. 
  • Grabar, André (1968). Christian iconography, a study of its origins. Princeton University Press. ISBN 0691018308. 
  • Hastings, Adrian (1999). A World History of Christianity. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 0802848753. 
  • Holt, Bradley P. Thirsty for God: A Brief History of Christian Spirituality (2nd ed. 2005)
  • Johnson, Paul. History of Christianity (1979) excerpt and text search
  • Latourette, Kenneth Scott (1975). A History of Christianity, Volume 1: Beginnings to 1500 (revised ed.). Harper. ISBN 0-06-064952-6.  excerpt and text search; A History of Christianity, Volume 2: 1500 to 1975. 1975. ISBN 0-06-064953-4. 
  • Livingstone, E. A., ed. The Concise Oxford Dictionary of the Christian Church (2nd ed. 2006) excerpt and text search online at Oxford Reference
  • MacCulloch, Diarmaid. Christianity: The First Three Thousand Years (2010)
  • McLeod, Hugh, and Werner Ustorf, eds. The Decline of Christendom in Western Europe, 1750-2000 (2003) 13 essays by scholars; online edition
  • McGuckin, John Anthony. The Orthodox Church: An Introduction to its History, Doctrine, and Spiritual Culture (2010), 480pp excerpt and text search
  • McGuckin, John Anthony. The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity (2011), 872pp
  • Shelley, Bruce L. (1996). Church History in Plain Language (2nd ed.). ISBN 0-8499-3861-9. 
  • Stark, Rodney. The Rise of Christianity (1996)
  • Schaff, Philip. History of the Church (1882) CCEL.org
  • Tomkins, Stephen. A Short History of Christianity (2006) excerpt and text search

Pranala luar

  • (Indonesia) 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen
  • (Indonesia) Sejarah Gereja Protestan di Indonesia
  • (Indonesia) Sejarah gereja hingga tahun 900
  • (Inggris) Theopedia:Sejarah gereja
  • (Inggris) WikiChristian:Sejarah gereja

edunitas.com

Page 7

Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan mampu dilihat pada sub anggota artikel ini.

Kehidupan Yesus

"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga merupakan inti dari kepercayaan Kristen.

Periode ini dimulai semenjak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang lebih dari 4 SM hingga 33 M.

Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan menjadi dewasa di Nazareth, Galilea; setelah ia berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, menerapkan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan segala sesuatu yang diajarkan Yesus yang dianggap bertentangan dengan segala sesuatu yang diajarkan mereka. Ia disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus dan setelah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangung dari mati pada hari ketiga setelah kematiannya dan menampakkan diri untuk lebih dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari selanjutnya Ia naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangung melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (lahir, pelayanan, mati, bangung, naik ke surga) merupakan intisari kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Kontrak Baru.

Gereja mula-mula

Gereja dimulai 40 hari setelah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan membangun gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Cerita 2:1-4), Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara formal dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Petrus pada hari itu dan memilih pilihan untuk mengikuti Kristus.

Petobat-petobat pertama untuk kekristenan merupakan orang-orang Yahudi atau peganut-penganut Yudaisme, dan gereja berpusat di Yerusalem. Karena itu kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Esseni. Namun demikian, apa yang dikhotbahkan para rasul selisih secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi yang lain. Yesus merupakan Mesias orang Yahudi (Raja yang Diurapi) yang datang untuk menggenapi Hukum Taurat (Matius 5:17) dan membangun Kontrak Baru yang berdasarkan pada kematianNya (Markus 14:24). Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri, membikin banyak pemuka Yahudi menjadi marah, dan sebagian orang, seperti Saul dari Tarsus, mengambil sikap yang dibuat untuk memusnahkan “Jalan” itu (Cerita 9:1-2).

Periode gereja mula-mula dimulai semenjak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan cerita Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang lebih tahun 33 hingga 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.

Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja membuka untuk orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah untuk orang-orang Samaria (Cerita 8:5), dan banyak dari mereka yang percaya untuk Kristus. Rasul Petrus berkhotbah untuk rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi (Cerita 10) dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, hingga ke Roma sendiri (Cerita 28:16) dan bahkan mungkin hingga ke Spanyol.

Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Kontrak Baru telah komplit dan beredar di selang gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara tanpa pola, kadang atas perintah pemerintah.

Pada masa ratus tahun kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi lebih hirakhis seiring dengan peningkatan banyak. Sebagian segala sesuatu yang diajarkan sesat diungkapkan dan tidak diterima pada zaman ini, dan kanon Kontrak Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai semenjak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama formal Romawi, hingga dimulainya Masa ratus tahun Pertengahan, yaitu saat Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, anggar-anggar tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dahulu lagi, agama dan politik mulai bercampur berlaku satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Kontrak Lama dan Kontrak Baru dikanonisasi.

Gereja pada Masa ratus tahun Pertengahan

Periode ini dimulai semenjak selesainya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, anggar-anggar tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat lebih dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi harapan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun biasanya orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Masa ratus tahun Pertengahan.

Selama Masa ratus tahun Pertengahan di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas seluruh jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja merupakan hal yang umum. Dari tahun 1095 hingga 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan membebaskan Yerusalem.

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai semenjak penahbisan Karel Luhur sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, anggar-anggar tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Luhur. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membikin perubahan dari landasan setelah melihat keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai diungkapkan sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga mampu membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan selang gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, anggar-anggar tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada penghabisannya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi yang lain di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berdasarkan kekristenan. Dalam waktu ratus tahun, terjadi lebih banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan selang bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

Gereja pada Masa ratus tahun Penjelajahan dan Masa ratus tahun Penerangan

Semenjak masa ratus tahun ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang masyarakat asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa merupakan berkat jasa-jasa para misionaris tidak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar warga setempat.

Gereja Modern

Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah untuk membetulkan hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangungnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai segala sesuatu yang diajarkan sesat.

Kalaupun kita hanya berlatih satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Saat gereja melupakan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Saat ini mempunyai banyak gereja, namun hanya satu injil. Itu merupakan “mempertahankan iman yang telah disampaikan untuk orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya untuk membangun gerejaNya.

Gereja di Indonesia

Lihat juga

Pustaka

  • A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel, 1999. (terjemahan dari buku berbicara Inggris: "100 Most Important Events in Church History")
  • Pengantar edisi khusus majalah Christian History #28: 100 Most Important Events in Church History [1]
  • 239 peristiwa penting dalam sejarah gereja
  • Garis waktu sejarah gereja
  • 75 peristiwa penting yang lain dalam sejarah gereja

Bacaan lebih lanjut

  • Bowden, John. Encyclopedia of Christianity (2005), 1406pp excerpt and text search
  • Cameron, Averil (1994). Christianity and the Rhetoric of Empire: The Development of Christian Discourse. Berkeley, CA: University of California Press. p. 275. ISBN 0-520-08923-5. 
  • Carrington, Philip. The Early Christian Church (2 vol. 1957) vol 1; online edition vol 2
  • Endsjø, Dag Øistein. Greek Resurrection Beliefs and the Success of Christianity (2009).
  • González, Justo L. (1984). The Story of Christianity: Vol. 1: The Early Church to the Reformation. Harper. ISBN 0-06-063315-8. ; The Story of Christianity, Vol. 2: The Reformation to the Present Day. 1985. ISBN 0-06-063316-6. 
  • Grabar, André (1968). Christian iconography, a study of its origins. Princeton University Press. ISBN 0691018308. 
  • Hastings, Adrian (1999). A World History of Christianity. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 0802848753. 
  • Holt, Bradley P. Thirsty for God: A Brief History of Christian Spirituality (2nd ed. 2005)
  • Johnson, Paul. History of Christianity (1979) excerpt and text search
  • Latourette, Kenneth Scott (1975). A History of Christianity, Volume 1: Beginnings to 1500 (revised ed.). Harper. ISBN 0-06-064952-6.  excerpt and text search; A History of Christianity, Volume 2: 1500 to 1975. 1975. ISBN 0-06-064953-4. 
  • Livingstone, E. A., ed. The Concise Oxford Dictionary of the Christian Church (2nd ed. 2006) excerpt and text search online at Oxford Reference
  • MacCulloch, Diarmaid. Christianity: The First Three Thousand Years (2010)
  • McLeod, Hugh, and Werner Ustorf, eds. The Decline of Christendom in Western Europe, 1750-2000 (2003) 13 essays by scholars; online edition
  • McGuckin, John Anthony. The Orthodox Church: An Introduction to its History, Doctrine, and Spiritual Culture (2010), 480pp excerpt and text search
  • McGuckin, John Anthony. The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity (2011), 872pp
  • Shelley, Bruce L. (1996). Church History in Plain Language (2nd ed.). ISBN 0-8499-3861-9. 
  • Stark, Rodney. The Rise of Christianity (1996)
  • Schaff, Philip. History of the Church (1882) CCEL.org
  • Tomkins, Stephen. A Short History of Christianity (2006) excerpt and text search

Pranala luar

  • (Indonesia) 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen
  • (Indonesia) Sejarah Gereja Protestan di Indonesia
  • (Indonesia) Sejarah gereja hingga tahun 900
  • (Inggris) Theopedia:Sejarah gereja
  • (Inggris) WikiChristian:Sejarah gereja

edunitas.com

Page 8

Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan mampu dilihat pada sub anggota artikel ini.

Kehidupan Yesus

"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga merupakan inti dari kepercayaan Kristen.

Periode ini dimulai semenjak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang lebih dari 4 SM hingga 33 M.

Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan menjadi dewasa di Nazareth, Galilea; setelah ia berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, menerapkan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan segala sesuatu yang diajarkan Yesus yang dianggap bertentangan dengan segala sesuatu yang diajarkan mereka. Ia disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus dan setelah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangung dari mati pada hari ketiga setelah kematiannya dan menampakkan diri untuk lebih dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari selanjutnya Ia naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangung melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (lahir, pelayanan, mati, bangung, naik ke surga) merupakan intisari kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Kontrak Baru.

Gereja mula-mula

Gereja dimulai 40 hari setelah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan membangun gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Cerita 2:1-4), Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara formal dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Petrus pada hari itu dan memilih pilihan untuk mengikuti Kristus.

Petobat-petobat pertama untuk kekristenan merupakan orang-orang Yahudi atau peganut-penganut Yudaisme, dan gereja berpusat di Yerusalem. Karena itu kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Esseni. Namun demikian, apa yang dikhotbahkan para rasul selisih secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi yang lain. Yesus merupakan Mesias orang Yahudi (Raja yang Diurapi) yang datang untuk menggenapi Hukum Taurat (Matius 5:17) dan membangun Kontrak Baru yang berdasarkan pada kematianNya (Markus 14:24). Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri, membikin banyak pemuka Yahudi menjadi marah, dan sebagian orang, seperti Saul dari Tarsus, mengambil sikap yang dibuat untuk memusnahkan “Jalan” itu (Cerita 9:1-2).

Periode gereja mula-mula dimulai semenjak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan cerita Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang lebih tahun 33 hingga 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.

Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja membuka untuk orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah untuk orang-orang Samaria (Cerita 8:5), dan banyak dari mereka yang percaya untuk Kristus. Rasul Petrus berkhotbah untuk rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi (Cerita 10) dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, hingga ke Roma sendiri (Cerita 28:16) dan bahkan mungkin hingga ke Spanyol.

Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Kontrak Baru telah komplit dan beredar di selang gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara tanpa pola, kadang atas perintah pemerintah.

Pada masa ratus tahun kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi lebih hirakhis seiring dengan peningkatan banyak. Sebagian segala sesuatu yang diajarkan sesat diungkapkan dan tidak diterima pada zaman ini, dan kanon Kontrak Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai semenjak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama formal Romawi, hingga dimulainya Masa ratus tahun Pertengahan, yaitu saat Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, anggar-anggar tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dahulu lagi, agama dan politik mulai bercampur berlaku satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Kontrak Lama dan Kontrak Baru dikanonisasi.

Gereja pada Masa ratus tahun Pertengahan

Periode ini dimulai semenjak selesainya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, anggar-anggar tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat lebih dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi harapan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun biasanya orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Masa ratus tahun Pertengahan.

Selama Masa ratus tahun Pertengahan di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas seluruh jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja merupakan hal yang umum. Dari tahun 1095 hingga 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan membebaskan Yerusalem.

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai semenjak penahbisan Karel Luhur sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, anggar-anggar tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Luhur. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membikin perubahan dari landasan setelah melihat keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai diungkapkan sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga mampu membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan selang gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, anggar-anggar tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada penghabisannya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi yang lain di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berdasarkan kekristenan. Dalam waktu ratus tahun, terjadi lebih banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan selang bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

Gereja pada Masa ratus tahun Penjelajahan dan Masa ratus tahun Penerangan

Semenjak masa ratus tahun ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang masyarakat asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa merupakan berkat jasa-jasa para misionaris tidak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar warga setempat.

Gereja Modern

Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah untuk membetulkan hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangungnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai segala sesuatu yang diajarkan sesat.

Kalaupun kita hanya berlatih satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Saat gereja melupakan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Saat ini mempunyai banyak gereja, namun hanya satu injil. Itu merupakan “mempertahankan iman yang telah disampaikan untuk orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya untuk membangun gerejaNya.

Gereja di Indonesia

Lihat juga

Pustaka

  • A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel, 1999. (terjemahan dari buku berbicara Inggris: "100 Most Important Events in Church History")
  • Pengantar edisi khusus majalah Christian History #28: 100 Most Important Events in Church History [1]
  • 239 peristiwa penting dalam sejarah gereja
  • Garis waktu sejarah gereja
  • 75 peristiwa penting yang lain dalam sejarah gereja

Bacaan lebih lanjut

  • Bowden, John. Encyclopedia of Christianity (2005), 1406pp excerpt and text search
  • Cameron, Averil (1994). Christianity and the Rhetoric of Empire: The Development of Christian Discourse. Berkeley, CA: University of California Press. p. 275. ISBN 0-520-08923-5. 
  • Carrington, Philip. The Early Christian Church (2 vol. 1957) vol 1; online edition vol 2
  • Endsjø, Dag Øistein. Greek Resurrection Beliefs and the Success of Christianity (2009).
  • González, Justo L. (1984). The Story of Christianity: Vol. 1: The Early Church to the Reformation. Harper. ISBN 0-06-063315-8. ; The Story of Christianity, Vol. 2: The Reformation to the Present Day. 1985. ISBN 0-06-063316-6. 
  • Grabar, André (1968). Christian iconography, a study of its origins. Princeton University Press. ISBN 0691018308. 
  • Hastings, Adrian (1999). A World History of Christianity. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 0802848753. 
  • Holt, Bradley P. Thirsty for God: A Brief History of Christian Spirituality (2nd ed. 2005)
  • Johnson, Paul. History of Christianity (1979) excerpt and text search
  • Latourette, Kenneth Scott (1975). A History of Christianity, Volume 1: Beginnings to 1500 (revised ed.). Harper. ISBN 0-06-064952-6.  excerpt and text search; A History of Christianity, Volume 2: 1500 to 1975. 1975. ISBN 0-06-064953-4. 
  • Livingstone, E. A., ed. The Concise Oxford Dictionary of the Christian Church (2nd ed. 2006) excerpt and text search online at Oxford Reference
  • MacCulloch, Diarmaid. Christianity: The First Three Thousand Years (2010)
  • McLeod, Hugh, and Werner Ustorf, eds. The Decline of Christendom in Western Europe, 1750-2000 (2003) 13 essays by scholars; online edition
  • McGuckin, John Anthony. The Orthodox Church: An Introduction to its History, Doctrine, and Spiritual Culture (2010), 480pp excerpt and text search
  • McGuckin, John Anthony. The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity (2011), 872pp
  • Shelley, Bruce L. (1996). Church History in Plain Language (2nd ed.). ISBN 0-8499-3861-9. 
  • Stark, Rodney. The Rise of Christianity (1996)
  • Schaff, Philip. History of the Church (1882) CCEL.org
  • Tomkins, Stephen. A Short History of Christianity (2006) excerpt and text search

Pranala luar

  • (Indonesia) 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen
  • (Indonesia) Sejarah Gereja Protestan di Indonesia
  • (Indonesia) Sejarah gereja hingga tahun 900
  • (Inggris) Theopedia:Sejarah gereja
  • (Inggris) WikiChristian:Sejarah gereja

edunitas.com

Page 9

Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan dapat dilihat pada sub anggota artikel ini.

Kehidupan Yesus

"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga adalah inti dari kepercayaan Kristen.

Periode ini dimulai sejak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang bertambah dari 4 SM hingga 33 M.

Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan menjadi matang di Nazareth, Galilea; setelah ia berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melakukan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan segala sesuatu yang diajarkan Yesus yang dianggap bertentangan dengan segala sesuatu yang diajarkan mereka. Ia disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus dan setelah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangung dari mati pada hari ketiga setelah kematiannya dan menampakkan diri kepada bertambah dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari belakang Ia naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangung melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (lahir, pelayanan, mati, bangung, naik ke surga) adalah intisari kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Kontrak Baru.

Gereja mula-mula

Gereja dimulai 40 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan membangun gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Cerita 2:1-4), Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Petrus pada hari itu dan memilih pilihan untuk mengikuti Kristus.

Petobat-petobat pertama kepada kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau peganut-penganut Yudaisme, dan gereja berpusat di Yerusalem. Karena itu kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Esseni. Namun demikian, apa yang dikhotbahkan para rasul selisih secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi yang lain. Yesus adalah Mesias orang Yahudi (Raja yang Diurapi) yang datang untuk menggenapi Hukum Taurat (Matius 5:17) dan membangun Kontrak Baru yang berdasarkan pada kematianNya (Markus 14:24). Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri, membikin banyak pemuka Yahudi menjadi marah, dan sebagian orang, seperti Saul dari Tarsus, mengambil sikap yang dibuat untuk memusnahkan “Jalan” itu (Cerita 9:1-2).

Periode gereja mula-mula dimulai sejak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan cerita Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang bertambah tahun 33 hingga 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.

Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja membuka kepada orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah kepada orang-orang Samaria (Cerita 8:5), dan banyak dari mereka yang percaya kepada Kristus. Rasul Petrus berkhotbah kepada rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi (Cerita 10) dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, hingga ke Roma sendiri (Cerita 28:16) dan bahkan mungkin hingga ke Spanyol.

Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Kontrak Baru telah lengkap dan beredar di selang gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara tanpa pola, kadang atas perintah pemerintah.

Pada masa ratus tahun kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi bertambah hirakhis seiring dengan peningkatan banyak. Sebagian segala sesuatu yang diajarkan sesat diungkapkan dan tidak diterima pada zaman ini, dan kanon Kontrak Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, hingga dimulainya Masa ratus tahun Pertengahan, yaitu saat Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, anggar-anggar tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur berlaku satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Kontrak Lama dan Kontrak Baru dikanonisasi.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
312Konstantinus IRoma

Kaisar Konstantinus I menjadi Kristen setelah mendapat penglihatan salib dan menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas.
323Eusebius dari KaisareaKaisarea

Eusebius dari Kaisarea menempatkan karyanya, Historia Ecclesiastica, atau sejarah gereja mula-mula.
325Konstantinus INicea

Konsili Nicea I menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam saling berargumentasi dan merumuskan doktrin yang menjelaskan tentang siapa Yesus sesungguhnya.
341UlfilasGoth

Ulfilas, penerjemah Alkitab Gothik, dinaikkan menjadi uskup
358Basil dari KaisareaKaisarea

Basil yang Luhur membangun komunitas biarawan (monastik).
367AthanasiusAleksandria

Athanasius menulis "Surat Paskah" yang mengakui Kanon Kontrak Baru yang menegaskan buku yang sama yang saat ini dipakai.
385AmbrosiusMilan

Uskup Ambrosius membantah Permaisuri Kaisar Theodosius di Milan. Gereja akan membantah negara jika dibutuhkan untuk melindungi segala sesuatu yang diajarkan Kristen dan melawan segala sikap yang dibuat jahat.
387Agustinus HippoMilan

Agustinus menjadi orang Kristen. Tulisannya menjadi landasan Masa ratus tahun Pertengahan. Buku Pengakuan (Confessionum) dan Kota Allah (De Civitate Dei) sedang banyak dibaca saat ini.
398Yohanes KrisostomusKonstantinopel

Yohanes Krisostomus, si pendeta "berlidah emas", menjadi uskup Konstantinopel dan memimpin gereja di dalam berbagai kontroversi
405HieronimusRoma

Hieronimus menempatkan karyanya Alkitab Vulgata yang menjadi standar untuk seribu tahun ke hadapan.
432PatrickIrlandia

Patrick menjalani misi ke Irlandia ─ setelah dibawa ke sana pada saat mudanya menjadi budak. Ia kembali dan memimpin orang Irlandia dalam banyak akbar menjadi Kristen.
451Paus Leo IKhalsedon

Konsili Khalsedon menegaskan segala sesuatu yang diajarkan ortodoks bahwa Yesus adalah Allah dan manusia dan keduanya adalah satu Orang.

Gereja pada Masa ratus tahun Pertengahan

Periode ini dimulai sejak selesainya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, anggar-anggar tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat bertambah dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi harapan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun biasanya orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Masa ratus tahun Pertengahan.

Selama Masa ratus tahun Pertengahan di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas seluruh jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095 hingga 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan memerdekakan Yerusalem.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
529BenediktusMonte Cassino

Benediktus dari Nursia membangun ordo kerahiban ─ "pemerintahannya" menjadi yang sangat berpengaruh selama beratus-ratus tahun ke hadapan
563KolumbaSkotlandia

Kolumba menjalani misi ke Skotlandia. Ia membangun pusat misi kerahiban yang melegenda di Iona.
590Paus Gregorius IRoma

Paus Gregorius I digelari "Yang Agung." Kepemimpinannya secara nyata memajukan perkembangan kepausan.
664Sinode WhitbyInggris

Sinode Whitby memilih bahwa gereja Inggris akan menjadi di bawah otoritas gereja Roma
716BonifakusJermania

Bonifakus, "rasul untuk Jerman", pergi menjadi misionaris dan membawa Injil ke daerah-daerah kafir (pagan)
763SelisihInggris

Venerabilis Selisih menempatkan karyanya yang teliti dan penting "Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris" (Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum)
732Charles MartelTours

Charles Martel menghapuskan penyerbuan Muslim yang mengancam Eropa

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Luhur sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan didudukinya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, anggar-anggar tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, nyaris seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Luhur. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membikin perubahan dari landasan setelah melihat kondisi gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai diungkapkan sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan selang gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
800Karel LuhurAachen

Charles yang Luhur dinaikkan menjadi Kaisar oleh Paus pada hari Natal. Ia memajukan gereja, pendidikan, dan hukum budaya istiadat Eropa.
863Siril dan MetodiusSlavia

Siril dan Metodius, dua orang Yunani bersaudara, menginjili orang Slav. Siril mengembangkan aksara Sirilik, landasan bahasa Slavik yang sedang dipakai di gereja Rusia.
909William yang SalehAquitaine

Di Cluny didirikan sebuah biara, pusat reformasi. Pada pertengahan masa ratus tahun ke-12, terdapat bertambah dari seribu rumah di bawah asuhan biara Cluny.
988Vladimir IKiev

Pangeran Vladimir dari Kiev menjadi Kristen ─ ia mencari agama-agama di dunia dan memilih pilihan Ortodoksi untuk menyatukan dan membimbing rakyat Rusia.
1054Paus Leo IXEurasia

Setelah beratus-ratus tahun gereja Timur dan Barat merupakan gereja tunggal, penghabisannya perpisahan tersebut terjadi yang berlangsung hingga hari ini.
1093AnselmusCanterbury

Anselmus menjadi Uskup Luhur Canterbury. Seorang rahib yang tekun dan teologian yang handal, ia menyelidiki "Mengapa Allah Menjadi Manusia" (Cur Deus Homo)
1095Paus Urbanus IIClermont

Paus Urbanus II menyerukan Deus Vult! - "Allah menghendakinya!" dan dengan itu memulai Perang Salib yang mengakibatkan banyak peperangan yang tragis.
1115BernardusClairvaux

Bernardus membangun biara di Clairvaux. Ia dan biara tersebut menjadi pusat spiritual dan pengaruh politik yang akbar
1150Petrus AbelardusParis

Universitas Paris dan Universitas Oxford didirikan dan menjadi inkubator Masa ratus tahun Pencerahan dan reformasi Protestan dan menjadi model pola pendidikan modern.
1173Peter WaldoPerancis

Peter Waldo membangun gerakan Waldenisme/Waldensian/Kaum Walden, gerakan reformasi sebelum era Martin Luther yang memberi penekanan pada kemiskinan, khotbah, dan Alkitab. Mereka penghabisannya dituduh sebagai penganut segala sesuatu yang diajarkan sesat oleh gereja pada saat itu
1206Fransiskus BernardoneAssisi

Fransiskus dari Assisi meninggalkan segala kekayaan dunia dan memimpin sekelompok rahib miskin mengajarkan cara hidup sederhana
1215Paus Innocentius IIIRoma

Konsili Lateran Keempat mengenai segala sesuatu yang diajarkan sesat, meneguhkan doktrin Katolik Roma dan menguatkan otoritas Paus
1273Thomas AquinasCologne

Thomas Aquinas menempatkan karyanya Summa Theologica (Ringkasan Teologi), mahakarya teologis pada Masa ratus tahun Pertengahan
1321Dante AlighieriItalia

Dante menempatkan Divina Commedia (Komedi Ilahi), karya literatur Kristen terbesar pada Masa ratus tahun Pertengahan.
1378Katarina SienaRoma

Katarina dari Siena pergi ke Roma untuk membantu anggota penyembuhan belakang suatu peristiwa Pemisahan Kepausan. Sebagian karena pengaruhnya maka kepausan kembali ke Roma dari Avignon
1387John WycliffeInggris

John Wycliffe diasingkan dari Oxford dan mengepalai penerjemahan Alkitab bahasa Inggris. Ia penghabisannya disebut sebagai "Bintang Fajar Reformasi"
1415Jan HusKonstanz

Jan Hus dihukum dan dibakar pada tiang pancang oleh Konsili Konstanz
1456Johann GutenbergStrasburg

Johann Gutenberg membikin Alkitab cetak untuk pertama kalinya, dan percetakannya menjadi katalis di era yang baru untuk memilah-milah ide, informasi, dan teologi baru
1478Ferdinand IISpanyol

Inkuisisi Spanyol didirikan di bawah Ferdinand dan Isabella untuk melawan penyebaran segala sesuatu yang diajarkan sesat
1498Girolamo SavonarolaFlorence

Girolamo Savonarola seorang reformator berapi-api Ordo Dominikan dari Florence, dihukum mati
1512Michelangelo BuonarrotiVatikan

Michelangelo Buonarroti menempatkan mahakaryanya yaitu langit-langit Kapel Sistine di kota suci Vatikan.

Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, anggar-anggar tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada penghabisannya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi yang lain di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berdasarkan kekristenan. Dalam waktu ratus tahun, terjadi bertambah banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan selang bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
1517Martin LutherWittenberg

Martin Luther memakukan 95 dalilnya, sebuah undangan sederhana untuk saling berargumentasi cendekiawan yang secara tidak sengaja menjadi sebuah "engsel sejarah"
1523Ulrich ZwingliSwiss

Ulrich Zwingli, sebaya Luther, memimpin Reformasi Swiss dari tempat ia menjadi pastor di Zürich.
1525Kaum AnabaptisEropa

Gerakan Anabaptis dimulai. "Reformasi radikal" ini bersikeras akan mempunyainya baptisan orang percaya dan pemisahan gereja dan negara.
1534Henry VIIIInggris

Henry VIII mengeluarkan Hukum Supremasi yang mengangkat raja Inggris, bukan Paus, menjadi kepala gereja Inggris.
1536Yohanes CalvinJenewa

Yohanes Calvin menerbitkan Christianae Religionis Institutio (Institusi Agama Kristen), hasil karya teologis terbesar dalam Reformasi.
1540Ignatius LoyolaLoyola

Ordo Serikat Yesus (Yesuit) disetujui oleh Vatikan. Pendirinya adalah Ignatius Loyola. Mereka memberikan pelayanan mereka sepenuhnya ke tangan Paus.
1545Paus Paulus IIITrente

Konsili Trente diungkapkan oleh Gereja Katolik untuk menjawab masalah-masalah dan menyediakan fasilitas untuk Reformasi Katolik.
1534Thomas CranmerInggris

Cranmer menulis Buku Doa Umum untuk gereja Inggris.
1559John KnoxSkotlandia

John Knox kembali ke Skotlandia untuk memimpin reformasi di sana, setelah masa pengasingannya di Jenewa tempat Calvin mempunyai.
1572Kaum HuguenotPerancis

Pembantaian Hari Santo Bartolomeus menjadi saksi pembantaian puluhan ribu kaum Protestan Huguenot di Perancis.
1608John SmythAmsterdam

John Smyth, pendeta Anglikan yang menjadi Separatis, membaptis jemaat "Baptis" yang pertama.
1611Raja JamesInggris

Penerbitan Alkitab Versi Raja James pertama yang disusun oleh 54 pandai selama empat tahun.
1620Kaum SeparatisMassachussets

Para Peziarah menandatangani Kontrak Mayflower dan mendedikasikan diri mereka untuk kegunaan bersama, menjunjung solidaritas himpunan, dan membela rekonsiliasi Kristen.
1628Jan KomeniusPolandia

Jan Komenius diasingkan dari tanah kelahirannya dan mengembara sepanjang hidupnya, menyebarkan segala sesuatu yang diajarkan reformasi dan menginginkan rekonsiliasi Kristen.
1628Westminster AssemblyWestminster

Pengakuan Iman Westminster disusun di Ruang Yerusalem di dalam Westminster Abbey.
1648George FoxInggris

George Fox membangun Perkumpulan Agama Sahabat, yang sering diketahui dengan nama Quacker atau "Kaum Quaker". Mereka berusaha untuk hidup sederhana, menentang peperangan, dan menjauhi ibadah formal.

Gereja pada Masa ratus tahun Penjelajahan dan Masa ratus tahun Penerangan

Sejak masa ratus tahun ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang masyarakat asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar warga setempat.

Gereja Modern

Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah untuk membetulkan hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangungnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai segala sesuatu yang diajarkan sesat.

Kalaupun kita hanya berlatih satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Saat gereja melupakan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Saat ini mempunyai banyak gereja, namun hanya satu injil. Itu adalah “mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya untuk membangun gerejaNya.

Gereja di Indonesia

Lihat pula

Sejarah kekristenan menurut masa ratus tahun
SM12345678910
1112131415161718192021

Pustaka

  • A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel, 1999. (terjemahan dari buku berbicara Inggris: "100 Most Important Events in Church History")
  • Pengantar edisi khusus majalah Christian History #28: 100 Most Important Events in Church History [1]
  • 239 peristiwa penting dalam sejarah gereja
  • Garis waktu sejarah gereja
  • 75 peristiwa penting yang lain dalam sejarah gereja

Bacaan bertambah lanjut

  • Bowden, John. Encyclopedia of Christianity (2005), 1406pp excerpt and text search
  • Cameron, Averil (1994). Christianity and the Rhetoric of Empire: The Development of Christian Discourse. Berkeley, CA: University of California Press. p. 275. ISBN 0-520-08923-5. 
  • Carrington, Philip. The Early Christian Church (2 vol. 1957) vol 1; online edition vol 2
  • Endsjø, Dag Øistein. Greek Resurrection Beliefs and the Success of Christianity (2009).
  • González, Justo L. (1984). The Story of Christianity: Vol. 1: The Early Church to the Reformation. Harper. ISBN 0-06-063315-8. ; The Story of Christianity, Vol. 2: The Reformation to the Present Day. 1985. ISBN 0-06-063316-6. 
  • Grabar, André (1968). Christian iconography, a study of its origins. Princeton University Press. ISBN 0691018308. 
  • Hastings, Adrian (1999). A World History of Christianity. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 0802848753. 
  • Holt, Bradley P. Thirsty for God: A Brief History of Christian Spirituality (2nd ed. 2005)
  • Johnson, Paul. History of Christianity (1979) excerpt and text search
  • Latourette, Kenneth Scott (1975). A History of Christianity, Volume 1: Beginnings to 1500 (revised ed.). Harper. ISBN 0-06-064952-6.  excerpt and text search; A History of Christianity, Volume 2: 1500 to 1975. 1975. ISBN 0-06-064953-4. 
  • Livingstone, E. A., ed. The Concise Oxford Dictionary of the Christian Church (2nd ed. 2006) excerpt and text search online at Oxford Reference
  • MacCulloch, Diarmaid. Christianity: The First Three Thousand Years (2010)
  • McLeod, Hugh, and Werner Ustorf, eds. The Decline of Christendom in Western Europe, 1750-2000 (2003) 13 essays by scholars; online edition
  • McGuckin, John Anthony. The Orthodox Church: An Introduction to its History, Doctrine, and Spiritual Culture (2010), 480pp excerpt and text search
  • McGuckin, John Anthony. The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity (2011), 872pp
  • Shelley, Bruce L. (1996). Church History in Plain Language (2nd ed.). ISBN 0-8499-3861-9. 
  • Stark, Rodney. The Rise of Christianity (1996)
  • Schaff, Philip. History of the Church (1882) CCEL.org
  • Tomkins, Stephen. A Short History of Christianity (2006) excerpt and text search

Pranala luar

  • (Indonesia) 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen
  • (Indonesia) Sejarah Gereja Protestan di Indonesia
  • (Indonesia) Sejarah gereja hingga tahun 900
  • (Inggris) Theopedia:Sejarah gereja
  • (Inggris) WikiChristian:Sejarah gereja

edunitas.com

Page 10

Tags (tagged): portal, oseania, unkris, berada samudra, pasifik, sekitarnya oseania, penguasa, kolonial mereka, telah, mendapatkan, roa pulau, terkenal banyaknya, patung, patung moai, australia, bangunan struktur, polinesia, perancis, pusat ilmu, pengetahuan kepulauan, marshall, mikronesia nauru palau, melanesia fiji

Page 11

Tags (tagged): portal, oseania, unkris, oseania meliputi, australia, indonesia bagian timur, negeri perancis, baca, lebih lanjut artikel, pilihan pulau, besar, patung berjenis monolitis, dipahat dari, palau, papua nugini samoa, selandia baru, tonga, tuvalu vanuatu, pusat, ilmu pengetahuan, kepulauan, pitcairn polinesia perancis, samoa samoa, amerika

Page 12

Tags (tagged): portal, oceania, unkris, oseania meliputi, australia, indonesia bagian timur, negeri perancis, baca, lebih lanjut artikel, pilihan pulau, besar, patung berjenis monolitis, dipahat dari, palau, papua nugini samoa, selandia baru, tonga, tuvalu vanuatu, center, of studies, kepulauan, pitcairn polinesia perancis, samoa samoa, amerika

Page 13

Tags (tagged): portal, oceania, unkris, berada samudra, pasifik, sekitarnya oseania, penguasa, kolonial mereka, telah, mendapatkan, roa pulau, terkenal banyaknya, patung, patung moai, australia, bangunan struktur, polinesia, perancis, center of, studies kepulauan, marshall, mikronesia nauru palau, melanesia fiji

Page 14

Tags (tagged): portal, sports, unkris, balap, motor balap mobil, balap sepeda, berkuda, binaraga, olahraga artikel, pilihan bertopik, olahraga, daftar bertopik, berusaha, melempar bola, disebut, bola bisbol, lian, xiang lahir, tasikmalaya, jawa barat 11, februari 1971, center, of studies liem, swie king, selengkapnya, portal ensiklopedia portal

Page 15

Tags (tagged): portal, oceania, unkris, berada samudra, pasifik, sekitarnya oseania, penguasa, kolonial mereka, telah, mendapatkan, roa pulau, terkenal banyaknya, patung, patung moai, australia, bangunan struktur, polinesia, perancis, center of, studies kepulauan, marshall, mikronesia nauru palau, melanesia fiji

Page 16

Tags (tagged): portal, oceania, unkris, oseania meliputi, australia, indonesia bagian timur, negeri perancis, baca, lebih lanjut artikel, pilihan pulau, besar, patung berjenis monolitis, dipahat dari, palau, papua nugini samoa, selandia baru, tonga, tuvalu vanuatu, center, of studies, kepulauan, pitcairn polinesia perancis, samoa samoa, amerika

Page 17

Tags (tagged): portal, oseania, unkris, oseania meliputi, australia, indonesia bagian timur, negeri perancis, baca, lebih lanjut artikel, pilihan pulau, besar, patung berjenis monolitis, dipahat dari, palau, papua nugini samoa, selandia baru, tonga, tuvalu vanuatu, pusat, ilmu pengetahuan, kepulauan, pitcairn polinesia perancis, samoa samoa, amerika

Page 18

Tags (tagged): portal, oseania, unkris, berada samudra, pasifik, sekitarnya oseania, penguasa, kolonial mereka, telah, mendapatkan, roa pulau, terkenal banyaknya, patung, patung moai, australia, bangunan struktur, polinesia, perancis, pusat ilmu, pengetahuan kepulauan, marshall, mikronesia nauru palau, melanesia fiji

Page 19

[×] Artikel pilihan bertopik olahraga

[+] Daftar bertopik olahraga

[+] Olahraga menurut kawasan

[+] Olahraga menurut negara

[+] Olahraga menurut tahun

[+] Rintisan bertopik olahraga

Page 20

[×] Artikel pilihan bertopik olahraga

[+] Daftar bertopik olahraga

[+] Olahraga menurut kawasan

[+] Olahraga menurut negara

[+] Olahraga menurut tahun

[×] Aturan sejak dahulu kala olahraga

[+] Rintisan bertopik olahraga

Page 21

[×] Artikel pilihan bertopik olahraga

[+] Daftar bertopik olahraga

[+] Olahraga menurut kawasan

[+] Olahraga menurut negara

[+] Olahraga menurut tahun

[×] Aturan sejak dahulu kala olahraga

[+] Rintisan bertopik olahraga

Page 22

[×] Artikel pilihan bertopik olahraga

[+] Daftar bertopik olahraga

[+] Olahraga menurut kawasan

[+] Olahraga menurut negara

[+] Olahraga menurut tahun

[+] Rintisan bertopik olahraga

Page 23

Tags (tagged): portal, oceania, unkris, berada samudra, pasifik, sekitarnya oseania, penguasa, kolonial mereka, telah, mendapatkan, roa pulau, terkenal banyaknya, patung, patung moai, australia, bangunan struktur, polinesia, perancis, center of, studies kepulauan, marshall, mikronesia nauru palau, melanesia fiji

Page 24

Tags (tagged): portal, oceania, unkris, oseania meliputi, australia, indonesia bagian timur, negeri perancis, baca, lebih lanjut artikel, pilihan pulau, besar, patung berjenis monolitis, dipahat dari, palau, papua nugini samoa, selandia baru, tonga, tuvalu vanuatu, center, of studies, kepulauan, pitcairn polinesia perancis, samoa samoa, amerika

Page 25

Tags (tagged): portal, oseania, unkris, oseania meliputi, australia, indonesia bagian timur, negeri perancis, baca, lebih lanjut artikel, pilihan pulau, besar, patung berjenis monolitis, dipahat dari, palau, papua nugini samoa, selandia baru, tonga, tuvalu vanuatu, pusat, ilmu pengetahuan, kepulauan, pitcairn polinesia perancis, samoa samoa, amerika

Page 26

Tags (tagged): portal, oseania, unkris, berada samudra, pasifik, sekitarnya oseania, penguasa, kolonial mereka, telah, mendapatkan, roa pulau, terkenal banyaknya, patung, patung moai, australia, bangunan struktur, polinesia, perancis, pusat ilmu, pengetahuan kepulauan, marshall, mikronesia nauru palau, melanesia fiji

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA