Apa perbedaan sholat sunnah dan sholat wajib?

Berdasarkan hadits, terdapat tiga macam doa iftitah untuk sholat.

Selasa , 16 Jun 2020, 08:35 WIB

REPUBLIKA

Perbedaan Iftitah pada Sholat Fardu dan Sunnah. Tenang dan khusuk ketika sholat (ilustrasi)

Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga

Pertanyaan:

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Terkait link, youtu.be/FfaeEdcYKac, yang salah satunya konon adalah berbeda iftitah antara shalat fardu dan shalat sunah Nabi saw. Bagaimana kami orang awam menyikapinya? Mohon saran dan petunjuk ulama di Majelis Tarjih. Syukran.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Fahmi Majdi, Masjid Nurul Yaqin, Bekasi (disidangkan pada Jum‘at, 18 Muharram 1440 H / 28 September 2018 M)

Jawaban:

Wa ‘alaikumus-salam  wr. wb.

Terima kasih atas pertanyaan Saudara. Tautan video youtube tersebut isinya adalah kajian tentang ragam doa iftitah dalam shalat dan kapan digunakannya, yaitu doa allahumma ba‘id untuk shalat fardhu dan wajjahtu untuk shalat lail. Adapun doa iftitah yang menggunakan tambahan kata innii wajjahtu tidak ditemukan hadisnya.

Hadis yang dipaparkan dalam video tersebut adalah,

 حَدَّثَنَا أَبُوْ هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ الرَسُوْلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَسْكُتُ بَيْنَ التَّكْبِيْرِ وَبَيْنَ الْقِرَاءَةِ إِسْكَاتَةً – قَالَ أَحْسِبُهُ قَالَ هُنَيَّةً – فَقُلْتُ بِأَبِيْ وَأُمِيْ يَارَسُوْلَ اللهِ إِسْكَاتُكَ بَيْنَ التَّكْبِيْرِ وَالْقِرَاءَةِ مَاتَقُوْلُ قَالَ أَقُوْلُ اللَّهُمَ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ [رواه البخاري: 711].

 عَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ قَالَ وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ وَاهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ [رواه مسلم: 1848].

Hal serupa telah sering ditanyakan oleh warga Muhammadiyah, dan kami akan mencoba mengulas kembali jawaban yang telah dipaparkan dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid 1 halaman 52-53 cetakan ke-9 dan telah pula dimuat dalam Himpunan Putusan Tarjih Jilid III tentang Tuntunan Shalat halaman 539-544. Sebagaimana telah diketahui terdapat variasi bacaan iftitah dalam shalat berdasarkan hadis-hadis sebagai berikut,

حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْكُتُ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَبَيْنَ الْقِرَاءَةِ إِسْكَاتَةً قَالَ أَحْسِبُهُ قَالَ هُنَيَّةً فَقُلْتُ بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللهِ إِسْكَاتُكَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ مَا تَقُولُ قَالَ أَقُولُ اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ [رواه البخاري:744, أبو داود: 781, أبو خوزيمة: 1630, مسلم: 1354].

Abu Hurairah telah menceritakan kepada kami, (diriwayatkan) ia berkata, bahwa Rasulullah saw diam sebentar di antara takbir dan bacaan ayat dengan benar-benar diam, maka saya bertanya kepada Rasulullah lalu saya berkata, demi bapak dan ibuku wahai Rasulullah, diammu di antara takbir dan bacaan ayat, apa yang kamu baca? Rasulullah saw menjawab, Aku membaca, allahumma baa‘id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa‘adta bainal-masyriqi wal-maghrib, allahumma naqqinii minal-khathaayaa kamaa yunaqqats-tsaubul-abyadlu minad-danas, allahummaghsil-khathaayaaya bil-maa’i wats-tsalji wal-barad [HR. al-Bukhari: 744, Abu Dawud: 781, Abu Khuzaimah: 1630, Muslim: 1354].

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنْ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ [رواه المسلم: 1290].

Dari Ali bin Abi Thalib (diriwayatkan) dari Rasulullah saw, biasanya apabila Rasulullah saw shalat, beliau membaca (doa iftitah) sebagai berikut, wajjahtu wajhiya lil-ladzii fatharas-samaawaati wal-ardla haniifan wa maa ana minal-musyrikiin, inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lil-laahi rabbil-‘aalamiin laa syariika lahu wa bi dzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin, allahumma antal-maliku laa ilaaha illaa anta, anta rabbii wa anaa ‘abduka zhalamtu nafsii wa‘taraftu bi dzanbii faghfirlii dzunuubii jamii‘an, innahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta wahdinii liahsanil-akhlaaqi laa yahdii liahsanihaa illaa anta washrif ‘annii sayyi’ahaa laa yashrifu ‘annii sayyi’ahaa illaa anta labbaika wa sa‘daika wal-khairu kulluhu fii yadaik wasy-syarru laisa ilaika ana bika wa ilaika tabaarakta wa ta‘aalaita astaghfiruka wa atuubu ilaik[HR. Muslim: 1290].

Halaman selanjutnya...

Selain itu, terdapat hadis lain yang menjelaskan tentang doa iftitah sebagai berikut,

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ الْقَائِلُ كَلِمَةَ كَذَا وَكَذَا قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ أَنَا يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ عَجِبْتُ لَهَا فُتِحَتْ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ قَالَ ابْنُ عُمَرَ فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَلِكَ [رواه مسلم: 943].

Dari Ibnu Umar (diriwayatkan) dia berkata, ketika kami shalat bersama Rasulullah saw, tiba-tiba seseorang mengucapkan Allahu akbar kabiraa wal-hamdu lil-laahi katsiiraa wa subhaanal-laahi bukratan wa ashiilan (Maha Besar Allah, dan segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang). Lantas Rasulullah saw bertanya, siapakah yang mengucapkan kalimat tadi? Seorang sahabat menjawab, saya wahai Rasulullah. Beliau bersabda, sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi, sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu. Kata Ibnu Umar, lalu saya tak pernah lagi meninggalkannya semenjak saya mendengar Rasulullah saw. bersabda demikian [HR. Muslim: 943].

Dengan mencermati hadis-hadis yang telah kami paparkan di atas terdapat tiga macam doa iftitah untuk shalat. Kami belum menemukan dalil yang khusus yang menunjukkan doa iftitah mana yang khusus untuk shalat fardu dan doa iftitah mana yang khusus untuk shalat sunah.

Pada tautan video youtube di atas juga tidak disebutkan dasarnya atau mungkin karena video tersebut sepertinya tidak utuh, ada bagian yang terpotong. Dengan demikian, baik dalam shalat fardu maupun shalat sunah, boleh memilih salah satu dari doa-doa iftitah di atas.

Wallahu a‘lam bish-shawab.

Sumber: //www.suaramuhammadiyah.id/2020/06/15/perbedaan-iftitah-pada-shalat-fardu-dan-shalat-sunah/

  • doa iftitah
  • sholat fardhu
  • sholat sunnah
  • bacaan doa iftitah
  • iftitah

sumber : Suara Muhammadiyah

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

ilustrasi sholat. ©2020 Merdeka.com

JABAR | 26 April 2020 08:53 Reporter : Novi Fuji Astuti

Merdeka.com - Sholat merupakan ibadah wajib bagi umat muslim. Ibadah sholat ini bahkan diwajibkan bagi mereka yang sedang dalam perjalanan ataupun sedang sakit. Selain itu sholat juga merupakan rukun Islam setelah syahadat, maka dari itu bisa dibilang sholat merupakan sesuatu yang sangat penting untuk ditegakkan setiap umatnya agar agama Islam tetap berdiri di muka Bumi.

Meskipun sholat merupakan ibadah wajib, akan tetapi ada pula sholat yang sifatnya sunnah yang bisa dikerjakan untuk memetik pahala lebih, atau bahkan dikerjakan sesuai dengan kebutuhan atau keinginan kamu.

Berikut ini ada macam-macam sholat sunnah dari keutamaan hingga tata cara mengerjakannya telah dirangkum merdeka.com melalui berbagai sumber pada Minggu, (26/04/2020).

2 dari 11 halaman

Macam-macam sholat sunnah yang pertama adalah sholat rawatib. Sholat sunnah ini adalah salah satu sholat sunah yang menyertai sholat fardhu. Dari segi waktu, sholat rawatib dibagi menjadi dua, yakni sholat qabliyah dan ba'diyah.

Jika dilakukan sebelum sholat wajib, maka disebut sholat qabliyah. Sedangkan jika dikejakan sesudah sholat wajib dinamakan sholat ba'diyah.

Dari segi hukum, sholat rawatib juga dibagi menjadi dua, yakni sunah muakkad dan sunah ghairu muakkad. Sunah muakkad artinya sunah yang sangat dianjurkan karena banyaknya keutamaan di dalamnya. Sedangkan sunah ghairu muakkad artinya sunah yang memiliki sedkit keutamaan.

Berikut sholat rawatib yang dianjurkan dalam Islam, baik yang hukumnya sunah muakkad atau ghairu muakkad. Sholat rawatib dari segi waktu dibagi menjadi dua yakni sholat qabliyah, terdiri dari:

  • 2 raakaat sebelum sholat subuh
  • 4 rakaat sebelum sholat zuhur
  • 2 rakaat sebelum sholat ashar
  • 2 rakaat sebelum sholat magrib
  • 2 rakaat sebelum sholat isya

Dan shalat sholat ba'diyah, yang terdiri dari:

  • 2 rakaat sesudah sholat zuhur
  • 2 rakaat sesudah sholat magrib
  • 2 rakaat sesudah sholat isya

Untuk sholat berdasarkan hukumnya, dibagi menjadi dua yakni Sunah muakkad:

  • 2 rakaat sebelum sholat subuh
  • 4 rakaat sebelum sholat zuhur
  • 2 rakaat sesudah sholat zuhur
  • 2 rakaat sesudah sholat magrib
  • 2 rakaat sesudah sholat isya

Sedangkan sunah ghairu muakkad:

  • 2 rakaat sebelum sholat ashar
  • 2 rakaat sebelum sholat magrib
  • 2 rakaat sebelum sholat isya

Keutamaan sholat sunah rawatib:

  • Dibangunkan rumah di surga
  • Dalam suatu hadits dijelaskan bahwa seorang muslim yang mengerjakan 4 rakaat sholat sebelum zuhur, 2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah magrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh akan dibangunkan rumah di surga.
  • Sholat sunah 2 rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seluruh isinya,
  • Diharamkan dari api neraka.

3 dari 11 halaman

Macam-macam sholat sunnah berikutnya adalah sholat yang dikerjakan di waktu dhuha, yakni ketika matahari mulai naik 7 hasta sejak terbitnya atau sekitar pukul 7 pagi hingga waktu sholat zuhur.

Namun di Indonesia, waktu shalat dhuha menurut pada ulama yakni pada pukul 9 pagi. Jumlah rakaat sholat dhuha adalah dua rakaat, namun boleh dikerjakan lebih dari itu karena tidak ada batasan jumlah rakaat.

Keutamaan sholat dhuha:

  • Dijamin kecukupan oleh Allah SWT
  • Dibangunkannya rumah dari emas di surga
  • Setara dengan pahala haji dan umrah
  • Menghapuskan dosa
  • Mendapatkan pahala seperti halnya orang bersedekah.

4 dari 11 halaman

Sholat tasbih merupakan macam-macam sholat sunnah yang dikerjakan dengan membaca bacaan tasbih sebanyak 300 kali. Bacaan tasbihnya, "subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illa allah, wallahu akbar." Artinya, "Maha Suci Allah, Segala Puji Bagi Allah, Allah Maha Besar.

Sholat tasbih tidak bisa dilaksanakan dengan berjamaah dan didirikan sebanyak empat rakaat. Jika dikerjakan siang hari, maka empat rakaat dengan satu salam.

Sedangkan jika dilaksanakan pada malam hari maka sebanyak empat rakaat dengan dua salam.

  • Keutamaan sholat tasbih:
  • Mendapatkan ketenangan hati
  • Diringankannya cobaan dan ujian
  • Menghapuskan segala dosa
  • Mendekatkan diri pada Allah SWT.

5 dari 11 halaman

Selain sholat tasbih macam-macam sholat sunnah lainnya adalah Sholat tahajud yang dikerjakan pada kurun waktu setelah sholat isya dan sebelum sholat subuh. Sholat tahajud dikerjakan setelah bangun tidur. Jumlah rakaat sholat tahajud adalah dua rakaat dan tidak terbatas.

Namun dalam suatu hadits dijelaskan bahwa Nabi Muhammad mengerjakan sholat tahajud lebih dari 11 atau 13 rakaat. Waktu utama melaksanakan sholat tahajud adalah sepertiga malam terakhir, yakni antara pukul 01.00 hinga memasuki waktu subuh.

Keutamaan sholat tahajud:- Ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT- Melepaskan ikatan dari setan- Dikabulkannya segala doa- Sebagai penghapus dosa-dosa yang telah lalu- Diridai oleh Allah SWT

- Sebagai amalan yang akan menolong di akhirat kelak

6 dari 11 halaman

Sholat istikharah juga merupakan macam-macam sholat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan saat kita menemui kebimbangan menentukan pilihan. Pelaksanaan sholat istikharah sama dengan sholat sunah pada umumnya.

©2020 Merdeka.com

Jumlah rakaat shalat istikharah adalah dua rakaat di waktu yang tidak ditentukan. Namun beberapa pendapat ulama menyatakan bahwa waktu utama melaksanakan sholat istikharah adalah pada sepertiga malam.

Keutamaan sholat istikharah:- Mendatangkan ketenangan hati- Mendapatkan petunjuk dari Allah SWT- Memantapkan pilihan

- Menjauhi bisikan setan

7 dari 11 halaman

Sesuai dengan namanya, sholat sunah ini dikerjakan saat terjadi gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Jumlah rakaatnya adalah dua rakaat, namun ada perbedaan tata cara sholat gerhana.

Sholat gerhana dikerjakan dengan dua rakaat dengan 4 kali ruku', yaitu pada rakaat pertama, setelah melakukan gerakan ruku dan iktidal kemudian membaca surat Al-Fatihah lagi, lalu ruku dan itidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa.

Begitu pun selanjutnya pada rakaat kedua. sholat gerhana sebaiknya dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Tidak ada adzan atau iqamah sebelumnya, namun panggilan "Ash shalatul jami'ah".

8 dari 11 halaman

Sama seperti namanya, sholat taubat adalah sholat sunah yang dikerjakan sebagai bentuk penyesalan seorang muslim setelah melakukan tindakan maksiyat atau tersadar akan dosa-dosa. Shalat taubat bertujuan agar Allah SWT mengampuni segala dosa yang telah diperbuat.

Jumlah rakaatnya adalah dua rakaat dan tidak ada waktu khusus. Kapan saja muslim ingin bertaubat, maka segerakan saja mendirikan sholat. Namun sebagian ulama menyatakan bahwa waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat taubat adalah sepertiga malam, bisa dilakukan setelah sholat tahajud.

Keutamaan sholat taubat:- Diampuni dosanya oleh Allah- Dicintai oleh Allah

- Malaikat ikut berdoa dan memohonkan ampun

9 dari 11 halaman

Sholat witir adalah sholat yang dikerjakan malam hari sesudah sholat isya dan sebelum waktu subuh. Sholat sunah ini bertujuan untuk menutup sholat yang genap agar menjadi ganjil.

©2020 Merdeka.com

Jumlah rakaatnya adalah 3 rakaat, namun ada juga pendapat yang memperbolehkan witir sebanyak lima atau tujuh rakaat.

Keutamaan sholat witir:- Amalan yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah- Mendapatkan cinta dari Allah- Dimasukkan dalam golongan orang yang berhati-hati

- Termasuk amalan yang dikerjakan oleh ahlul Quran

10 dari 11 halaman

Sholat hajat adalah macam-macam sholat sunnah yang dikerjakan saat seorang muslim saat hendak memohon kepada Allah untuk mewujudkan suatu hajat (keinginan). Jumlah rakaat sholat hajat adalah 2 samapai 12 rakaat dengan salam di setiap dua rakaat.

Keutamaan sholat hajat:- Diwujudkannya keinginan atau hajat yang dimohonkan kepada Allah- Diampuninya segala dosa

- Ditinggikan derajatnya oleh Allah

11 dari 11 halaman

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA