Apa perbedaan dari mandi wajib dan mandi sunnah?

Sebelum menjalankan ibadah khususnya salat, wanita yang baru selesai haid diharuskan melakukan mandi wajib. Ulama menyebut ada syarat sah mandi wajib haid.

Dilansir dari detikEdu Jumat (16/9/2022), disebutkan dalam Kitab Shalatul Mu'min karya Sa'id bin 'Ali bin Wahf Al-Qahthani, syarat sah mandi wajib haid adalah berhentinya darah haid. Apabila wanita mandi sebelum darah haidnya berhenti maka mandinya tidak sah.

"Jika dia mandi sebelum darah haidnya berhenti, maka mandinya tidak sah; sebab termasuk syarat sahnya mandi adalah bila telah suci," jelas Sa'id bin 'Ali bin Wahf Al-Qahthani.


Dalil mengenai syarat sah mandi wajib tersebut mengacu pada firman Allah SWT,

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ٢٢٢

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah suatu kotoran." Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (QS Al Baqarah: 222).

Baca juga: Dasar, Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Bagi Umat Islam

Hal ini juga bersandar pada hadits yang bersumber dari Aisyah RA, bahwa Fatimah binti Abi Hubaisy pernah mengalami istihadhah, lalu menanyakannya kepada Nabi SAW. Beliau bersabda,

"Istihadhah adalah darah yang keluar dari urat, bukan darah haid. Karenanya, jika haidmu datang, maka tinggalkanlah salat; dan apabila haidmu telah berhenti, maka mandilah dan kerjakanlah salat." (HR Bukhari dan Muslim)

Syarat sah mandi wajib haid dengan berhentinya darah haid ini juga telah menjadi kesepakatan para ulama. Sebagaimana diungkapkan Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam Kitab Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah.

"Untuk bagian ini (darah haid dan nifas), semua ulama mazhab bersepakat mengenai wajibnya mandi. Barang siapa yang mendapati darah haid atau nifas, maka ia wajib mandi pada saat sudah terhenti," jelas Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi seperti diterjemahkan oleh Shofa'u Qolbi Djabir dkk.

Sunnah Mandi Wajib Haid

Mengutip buku Tuntunan Shalat Lengkap + Terjemah Perkata Bacaan Shalat yang disusun oleh Muhammad Syafril, berikut sunnah mandi wajib haid:

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah mandi besar, atau mandi junub. Istilah ini berkembang begitu saja dalam masyarakat kita, sehingga pemahaman kita tentang mandi besar dan mandi junub bersifat taken for granted (gethok tular). Artinya pengetahuan kita mengenai mandi besar hanya sepotong-sepotong sesuai informasi yang masuk kepada telinga kita, itupun bersifat informatife belaka, bisa dari teman, orang tua atau juga tetangga. 

Mandi besar dalam masyarakat kita menjadi lawan dari mandi biasa. Artinya mandi keseharian yang biasa dilakukan untuk membersihkan dan menyegarkan badan. Sedangkan mandi besar merujuk pada mandi wajib yang dilakukan untuk menghilangkan hadats besar karena bersetubuh atau keluar mani. Kedua hal inilah yang dalam istilah fiqih disebut al-jinabat. Dinamakan jinabat karena keduanya baik bersetbuh ataupun keuar mani menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah (sholat, thowaf baca al-qur’an) atau dalam keterangan al-Munawi dinamakan jinabat karena jauh dari suci dan hanya bisa kembali suci setelah mandi.
Jika demikian pemahamannya, maka mandi besar jauh lebih luas dari sekedar mandi junub. Karena masih ada empat hal lagi yang mengharuskan seseorang mandi wajib yaitu ketika Haidh (datang bulan), Nifas (mengeluarkan darah setelah melahirkan),Melahirkan dan juga Mati (bukan mati syahid).
Adapun tata cara mandi harus sesuai dengan fardhunya yang tiga hal; pertama Niat. Kedua Menghilangkan najis bila terdapat pada tubuhnya. ketiga Meratakan air ke seluruh rambut dan kulit.
Adapun dalam melaksanakan mandi itu ada beberapa kesunatan yang hendaknya dilaksanakan untuk mendapatkan keutamaan, yaitu: 1) Membaca bismillah. 2)Berwudhu sebelum mandi. 3)Menggosokkan tangan keseluruh tubuh. 4) Tidak memutus aliran air pada badan pada saat meratakannya. 4)Mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan.

Selain mandi junub dan mandi besar yang hukumnya wajib, juga ada mandi sunnah yang hendaknya dilakukan, meskipun tak mengapa jika ditinggalkan, yaitu: 1) mandi untuk shalat jum’at. 2) mandi untuk shalat hari raya idul fitri dan idul adha. 3) mandi hendak sholat istisqo’ (mohon hujan). 4) mandi hendak sholat gerhana bulan. 5) mandi hendak sholat gerhana matahari. 6) mandi sehabis memandikan mayit. 7) mandi bagi orang kafir yang masuk Islam. 8) mandi setelah sembuh dari gila. 9) mandi setelah saar dari pingsan. 10) mandi hendak Ihram (haji ataupun umrah). 11) mandi hendak masuk kota Mekkah. 12) mandi hendak wuquf di Arafah. 13) mandi hendak bermalam di Muzdalifah. 14) mandi hendak melontar jumroh. 15) mandi hendak thowaf. 16) mandi hendak sa’I. 17) mandi hendak masuk kota Madinah.

Apa Perbedaan mandi wajib dan mandi sunnah?

Dilansir NU Online, mandi wajib berbeda dari mandi biasa. Mandi yang biasa dilakukan untuk membersihkan dan menyegarkan badan adalah mandi biasa. Sedangkan mandi wajib merujuk kepada mandi yang harus dilakukan untuk menghilangkan hadas besar karena bersetubuh atau keluar mani.

Mandi sunnah itu apa?

Mandi Sunnah adalah mensucikan seluruh tubuh yang tidak bersifat wajib. Seperti namanya, hukum mandi sunnah adalah Sunnah, yang artinya mendapat pahala saat dikerjakan, tapi tidak apa-apa atau tidak mendapat dosa saat tidak dikerjakan.

Bolehkah mandi wajib digabung dengan mandi sunnah?

Apakah bisa mandi wajib digabung dengan mandi sunah? Jelas bisa, yaitu dengan cara diniati keduanya. Adapun tata cara mandinya mengikuti tata cara mandi wajib.

Mandi mandi sunnah itu ada berapa?

Berikut beberapa jenis mandi sunah yang bisa dilakukan:.
Mandi untuk salat Jumat..
Mandi sebelum salat Ied di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha..
Mandi hendak melakukan ibadah salat istiqo' (salat meminta hujan).
Mandi hendak melakukan ibadah salat gerhana matahari..
Mandi hendak melakukan ibadah salat gerhana bulan..