Apa penyebab gerhana bulan total berwarna merah darah blood moon



KONTAN.CO.ID - Yuk cari tahu! Inilah alasan mengapa gerhana Bulan total berwarna kemerahan. Asal Anda tahu, warna kemerahan gerhana Bulan total ini terlihat sama seperti langit di pagi hari sebelum Matahari terbit atau sore saat terbenam. Akhir pekan ini pemandangan langit akan sedikit berbeda dengan pekan-pekan sebelumnya. Sebab, salah satu fenomena astronomi gerhana Bulan total bakal terjadi akhir pekan ini, tepatnya pada tanggal 15-16 Mei 2022. Apa itu gerhana Bulan Total? Atau mungkin sebagian dari Anda justru masih belum paham dengan fenomena gerhana Bulan? Yuk kita cari tahu sama-sama. Seperti yang kita ketahui, gerhana Bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi.  Baca Juga: Fenomena Blood Moon Terjadi Akhir Pekan Ini, Apa Bedanya dengan Gerhana Bulan? Fenomena ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu gerhana Bulan Total, gerhana Bulan Sebagian dan gerhana Bulan Penumbra. Mari kita pahami dan cari tahu definisinya satu per satu. 1. Gerhana Bulan Total Gerhana Bulan Total terjadi saat keseluruhan bayangan umbra Bumi jatuh menutupi Bulan. Posisinya tepat ketika Matahari, Bumi dan Bulan berada tepat satu garis yang sama. 2. Gerhana Bulan Sebagian Fenomena ini terjadi di mana Bumi tidak seluruhya menghalangi Bulan dari sinar Matahari. Sedangkan sebagian permukaan Bulan yang lain berada di daerah penumbra (bayangan kabur pada saat gerhana) sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan Bulan. 3. Gerhana Bulan Penumbra Gerhana Bulan penumbra terjadi pada saat seluruh bagian Bulan berada di bagian penumbra. Dengan demikian, Bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram. Setelah mengetahui tiga jenis gerhana Bulan seperti yang dijelaskan di atas, ada hal menarik yang terjadi pada gerhana Bulan Total. Gerhana Bulan Total pada dasarnya memiliki sebutan lain, yaitu Blood Moon. Sesuai dengan namanya, Blood Moon dapat diartikan sebagai Bulan Darah yang merujuk pada warnanya yang kemerahan. Melansir Almanac (12/05/2022), Blood Moon sebenarnya bukanlah istilah teknis yang digunakan dalam ilmu astronomi. Ini benar-benar frasa yang lebih populer dan kedengarannya memang dramatis.

Selama gerhana Bulan total ini terjadi, Bumi melewati antara Matahari dan Bulan serta menghalangi sinar Matahari. Tetapi, Bulan tidak sepenuhnya gelap. Yang dapat kita lihat dari Bumi adalah Bulan perlahan-lahan menjadi gelap dan berubah warna selama beberapa jam menjadi oranye-merah. Baca Juga: 8 Nama Planet di Tata Surya, Urut dari yang Terdekat dengan Matahari Sampai Terjauh Sementara sebagian besar sinar Matahari memang terhalang, beberapa sinar dibelokkan di sekitar tepi Bumi dan mencapai permukaan Bulan. Nah, atmosfer Bumi menyebarkan warna biru/hijau (panjang gelombang pendek), tetapi warna oranye/merah (panjang gelombang panjang) ini yang mencapai mata kita. Ini sama halnya dengan fenomena yang terjadi ketika kita melihat langit pada saat Matahari terbenam. Terlihat berwarna kemerahan, bukan? Jadi sebenarnya warna merah pada fenomena gerhana Bulan Total atau Blood Moon ini tidak sepenuhnya berwarna merah sepetri darah. Tetapi hanya kiasan yang membuat penampakannya terlihat dramatis. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Jakarta -

Siap-siap, gerhana Bulan total akan menghiasi langit pada Rabu, 26 Mei 2021. Saat Bulan purnama melewati bayangan Bumi, wajah Bulan akan berubah menjadi merah. Bagaimana itu bisa terjadi?

Gerhana Bulan total hanya terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berbaris sempurna. Ketika beranjak ke bagian terluar bayangan Bumi, Bulan menjadi benar-benar bermandikan bagian paling gelap dari bayangan itu. Namun hasilnya bukan gelap gulita, melainkan Bulan diselimuti cahaya jingga hingga merah darah.

Ini dia alasannya, bayangkan kalian berdiri di Bulan (banyak debu dan kawah di kaki kalian), melihat ke bawah ke arah Bumi selama terjadi fenomena istimewa tersebut. Saat Bumi berada tepat di depan Matahari, menghalangi sinar Matahari untuk menerangi Bulan, kalian akan melihat seperti lingkaran api mengelilingi Bumi.

"Area piringan terestrial yang gelap dikelilingi setiap Matahari terbit dan terbenam di dunia, semuanya terjadi sekaligus. Meski planet kita jauh lebih besar dari Matahari, cahaya bintang kita tersebut membelok di sekitar tepi Bumi. Cahaya ini kemudian dipantulkan ke Bulan," kata NASA seperti dikutip dari Space.com.

Sebelum ia bergerak melalui atmosfer kita, cahaya biru tersaring dengan panjang gelombang yang lebih pendek sehingga meninggalkan warna merah dan jingga untuk memenuhi area permukaan Bulan. Jadilah Bulan berwarna merah. Itu pula sebabnya gerhana Bulan total kali ini disebut super blood moon.

Bulan berubah-ubah warna

Menariknya, Bulan akan berubah-ubah warna selama berbagai tahap gerhana Bulan total. Dimulai dari awal fase berwarna keabu-abuan, menjadi oranye, lalu kuning, dan akhirnya merah.

"Kondisi atmosfer juga dapat mempengaruhi kecerahan warna. Misalnya, partikel ekstra di atmosfer, seperti abu dari kebakaran besar atau letusan gunung berapi baru-baru ini, dapat menyebabkan Bulan tampak berwarna merah lebih gelap," kata NASA.

Nantinya, Bulan tidak selalu bersembunyi sepenuhnya di balik bayangan Bumi. Selama gerhana Bulan parsial, Matahari, Bumi, dan Bulan akan sedikit menyimpang, sehingga bayangan planet kita hanya menelan sebagian Bulan.

Hampir semua negara akan bisa menyaksikan fenomena ini jika cuaca cerah, termasuk Indonesia. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebutkan, gerhana Bulan total kali ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara tanpa menggunakan alat bantu optik apapun.

(rns/rns)

Jakarta -

Siap-siap hari ini akan ada gerhana bulan total lho detikers! Gerhana bulan biasanya terjadi dua hingga tiga kali dalam satu tahun. Di tahun 2021 ini, gerhana bulan total akan terjadi pada 26 Mei dan 19 November terjadi gerhana bulan sebagian.

Gerhana bulan total dapat disaksikan di sebagian besar wilayah Indonesia. Sedangkan gerhana bulan sebagian bulan November nanti, sayangnya seluruh wilayah Indonesia tidak dapat melihat seluruh rangkaian fase gerhana.

Tahukah kalian bahwa setiap gerhana bulan total tidak pernah memiliki warna merah yang sama?

Dikutip dari rilis Observatorium Bosscha ITB, warna merah dalam gerhana bulan total terjadi karena cahaya matahari dihamburkan debu dan molekul di atmosfer bumi, sebelum terpantulkan lagi ke arah bulan.

Selain merah, terdapat juga cahaya biru yang terhambur lebih kuat. Berbeda dengan biru, cahaya merah dapat lolos melewati atmosfer bumi. Sehingga peristiwa gerhana bulan total sering disebut blood moon atau bulan merah-darah.

Foto-foto gerhana bulan total sebelumnya memperlihatkan, warna merah di gerhana bulan tidak selalu sama. Bulan dapat berwarna merah oranye, merah bata, merah kecoklatan, hingga merah gelap.

"Perbedaan warna gerhana bulan total disebabkan kadar uap air, polusi udara dari hasil asap pabrik atau kendaraan bermotor, debu, dan letusan gunung berapi. Jika terlalu banyak membawa kandungan tersebut warna merah pada bulan akan semakin gelap," tulis Observatorium Bosscha ITB.

a. Proses terjadinya gerhana bulan total di Indonesia

Proses terjadinya gerhana bulan total di Indonesia dimulai saat bayangan umbra Bumi masuk pukul 16.44 WIB. Saat itu, hanya wilayah Indonesia timur saja yang dapat menyaksikannya karena Bulan sudah terbit di sana.

Seiring dengan masuknya Bulan pada bayangan umbra Bumi, bayangan gelap mulai muncul di permukaan Bulan sehingga tampilan bulan purnama akan tampak berubah bentuk menjadi bulan setengah, lalu bulan sabit, dan kemudian pada fase totalnya Bulan akan terlihat kemerahan (pukul 18.11 WIB hingga 18.25 WIB).

Selanjutnya pada pukul 19.52 WIB, Bulan meninggalkan umbra Bumi menuju bagian penumbra. Bulan akan terlihat sebagai purnama yang redup karena pengaruh dari bayangan penumbra Bumi. Kemudian pada pukul 20.49 WIB, bulan tidak lagi berada pada bayangan bumi dan peristiwa gerhana bulan total telah berakhir. Bulan akan kembali terang sebagai bulan purnama.

b. Supermoon

Gerhana bulan total yang terjadi hari ini bertepatan dengan dekatnya jarak bulan dan Bumi. Peristiwa ini disebut perigee. Bulan purnama saat perigee dikenal dengan istilah supermoon. Sehingga gerhana bulan total pada 26 Mei 2021 disebut sebagai super blood moon eclipse atau gerhana bulan total super merah.

Ukuran piringan bulan saat supermoon akan nampak sedikit leboh besar (hingga 14%) dan lebih terang (hingga 30%) ketimbang bulan purnama pada umumnya karena orbit Bulan yang berupa elips sehingga jarak Bumi-Bulan tidak selalu sama.

Pengamatan supermoon akan dilakukan oleh Bosscha bersama dengan Nusa Cendana (UNDANA), Komunitas Pecinta Langit Timor, dan astronom amatir dari Kupang.

Jika detikers berminat melihat gerhana bulan total, kalian dapat melihat siaran langsung melalui kanal Youtube Observatorium Bosscha.

Simak Video "Pemantauan Gerhana Bulan Total di Pantai Ancol"



(row/row)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA