Apa pendapat anda jika ada muslimah berhijab namun menggunakan pakaian yang ketat

Umat Islam patut mewaspadai wasiat Rasulullah SAW tentang pakaian.

Jumat , 13 Mar 2020, 21:30 WIB

www.flippermagz.com

Berpakaian tapi Telanjang, Apa Maksudnya?. Foto Ilustrasi: Hari Menutup Aurat Internasional (ilustrasi)(www.flippermagz.com )

Rep: Imas Damayanti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Busana perempuan kerap mengalami perkembangan dari masa ke masa. Beragam pernik mode pakaian disuguhkan untuk mempercantik keindahan kaum hawa. Tidak ketinggalan kaum Muslimah dengan mode hijab mereka.Meski demikian, umat Islam patut mewaspadai wasiat Rasulullah SAW tentang pakaian. Lewat hadis yang bersumber dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Di antara yang termasuk ahli neraka ialah wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Yang berjalan dengan lenggak-lenggok untuk merayu dan untuk dikagumi. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya." (HR Muslim).Syekh Yusuf al-Qaradhawi dalam Fatwa- Fatwa Kontemporer menjelaskan, maksud berpakaian tetapi telanjang yaitu pakaian yang tidak berfungsi menutup aurat. Pakaian itu bisa menyifati kulit karena tipisnya atau sempitnya pakaian itu.Beberapa wanita dari bani Tamim pernah masuk ke rumah Aisyah RA dengan pakaian yang sangat tipis. Aisyah lantas menegur mereka. "Kalau kamu orang mukmin, maka bukan semacam ini pakaian wanita-wanita mukmin." (HR Thabrani dan lain-lain).Qaradhawi juga mengutip kisah lainnya saat seorang wanita baru saja menjadi pengantin. Dia mengenakan kerudung yang sangat tipis. Aisyah kemudian berkata kepadanya, "Wanita yang memakai kerudung seperti ini berarti tidak beriman kepada surat an-Nur." (Tafsir al Qurthubi). "… Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka." (QS an-Nur: 31).Pakaian tersebut juga meski terkadang tidak tipis, tetapi memperlihatkan bentuk lekuk tubuh. Lekak-lekuk yang diperlihatkan itu pun tidak jarang menimbulkan fitnah. Setiap bagian tubuh tampak batas-batasnya sehingga membangkitkan syahwat. Menurut Qaradhawi, ini pun terlarang. Menurut Qaradhawi, model pakaian tersebut merupakan ciptaan para perancang mode Yahudi internasional. Mereka mempermainkan manusia bagai boneka.Menurut Qaradhawi, yang mengeluarkan wanita Muslimah dari batas tabaruj (membuka aurat) ialah pakaian yang selaras dengan tata kesopanan Islam. Mereka hendaknya mengenakan pakaian yang sesuai dengan aturan syariat Islam.Beberapa di antaranya yakni menutup seluruh tubuh selain yang dikecualikan oleh Alquran. Menurut pendapat yang lebih kuat ialah muka dan dua telapak tangan. Berikutnya, tidak tipis dan tidak menampakkan bentuk badan. Berikutnya, bukan merupakan pakaian khusus bagi lelaki.Qaradhawi menjelaskan, lelaki memiliki pakaian khusus seperti perempuan dengan pakaian khususnya. Apabila lelaki biasa mengenakan pakaian tertentu yang biasa dikenal sebagai pakaian lelaki, wanita tidak boleh mengenakannya. Hal yang demikian dilaknat Rasulullah SAW tentang lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki karena bertentangan dengan fitrah.

Allah SWT telah menciptakan jantan dan betina, lelaki dan perempuan. Mereka berbeda dari segi susunan bentuk tubuh berikut anggota badan. Allah SWT pun menciptakan masing-masing mereka aktivitas hidup tertentu.

Baca Juga

  • berpakaian tapi telanjang
  • pakaian muslimah
  • jilbab
  • hijab
  • menutup aurat

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Berjilbab merupakan kewajiban bagi para perempuan muslimah. Sehingga kini telah banyak bahkan hampir sebagian besar muslimah telah menggunakan jilbab dan menutup aurat mereka. Kewajiban menggunakan jilbab telah banyak disebutkan dalam ayat-ayat Alquran maupun dalam berbagai macam hadis. Beberapa di antaranya telah Allah sebutkan dalam surat Al Ahzab ayat 59.

Dalam ayat tersebut Allah berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59).

Meski demikian, ada perempuan yang hanya sekedar menutup aurat mereka seadanya. Contohnya yaitu dengan menggunakan jilbab namun dengan pakaian yang masih menampakkan lekuk tubuh. Misalnya dengan menggunakan baju atau celana yang ketat sehingga bentuk tubuh mereka tercetak dengan jelas. Lalu bagaimanakah hukumnya? Apakah hal demikian masih diperbolehkan?

Rupanya berjilbab dengan menggunakan pakaian yang ketat termasuk hal yang dilarang dalam Islam. Pasalnya, di antara kriteria pakaian muslimah adalah tidak ketat. Selain itu, berjilbab yang dianjurkan bukan hanya sekedar menutup rambut kepala. Namun juga harus menggunakan pakaian yang cukup lebar. Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut ini.

Dari Usamah bin Zaid ia pernah berkata, “Rasulullah SAW pernah memakaikanku baju Quthbiyyah yang tebal. Baju tersebut dulu dihadiahkan oleh Dihyah Al Kalbi kepada beliau. Lalu aku memakaikan baju itu kepada istriku. Suatu kala Rasulullah SAW menanyakanku: ‘Kenapa baju Quthbiyyah-nya tidak engkau pakai?’. Kujawab, ‘Baju tersebut kupakaikan pada istriku wahai Rasulullah’. Beliau berkata, ‘Suruh ia memakai baju rangkap di dalamnya karena aku khawatir Quthbiyyah itu menggambarkan bentuk tulangnya’.” (HR. Ahmad)

Pakaian Quthbiyyah adalah pakaian dari Mesir dengan bentuk pakaian yang tipis. Jika saat menggunakan pakaian Quthbiyyah tidak dikenakan baju rangkap di dalamnya, maka akan nampak bentuk tulangnya. Sehingga akan nampaklah aurat wanita saat memakai pakaian Quthbiyyah. Bahkan pakaian Quthbiyyah juga dapat menampakkan warna kulit seseorang.

Dari hadis tersebut diketahui bahwa sebenarnya Rasulullah SAW menganjurkan kaum perempuan agar tidak mengenakan pakaian yang tipis ataupun pakaian yang ketat. Pasalnya, jenis-jenis pakaian tersebut dikhawatirkan akan dapat menggoda syahwat para kaum pria. Selain itu, jenis-jenis tersebut masih belum sempurna dalam menutup aurat kaum perempuan. Oleh karena itulah Rasulullah SAW menganjurkan kaum perempuan untuk mengenakan pakaian yang longgar dan tentunya dengan bahan yang tidak tipis.

Lalu apa konsekuensi yang akan didapatkan oleh para perempuan apabila mereka masih mengenakan jilbab dengan pakaian yang tipis dan ketat? Ternyata konsekuensinya sangat mengerikan. Yaitu mereka tidak dapat mencium bau surga. Bahkan mereka pun tergolong sebagai para penghuni neraka sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut ini.

Dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, para kaum perempuan hendaknya memperhatikan pakaian yang mereka kenakan. Yaitu dengan tidak menggunakan pakaian yang ketat dan tipis saat mengenakan jilbab. Sebab pakaian yang demikian tidak dapat menutup aurat secara sempurna. Bahkan pakaian yang demikian dapat membuat kaum perempuan menjadi penghuni neraka.

Sebagai salah satu negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, wajar jika perkembangan mode busana muslim dan jilbab di Indonesia sangat pesat. Beberapa tahun ini, makin banyak wanita muslimah yang memenuhi kewajibannya untuk menutup aurat dan memakai jilbab. Sayangnya, hal ini memicu kontroversi.

Pada dasarnya, memakai jilbab tidak sekedar menutup kepala hingga seluruh rambut tidak tampak. Memakai jilbab seharusnya diiringi dengan pemenuhan syarat lain untuk menutup aurat, yaitu tidak menampilkan bentuk tubuh, kecuali telapak tangan dan wajah. Di Indonesia, syarat ini dinilai belum terpenuhi, banyak orang memakai jilbab, fashionable, tetapi lupa dengan syarat lainnya.

Pakaian Masih Ketat

Lekuk tubuh wanita lebih tampak dibandingkan pria, inilah yang membuat para wanita harus menyamarkan bentuk tubuhnya dengan memakai pakaian longgar. Sayangnya, masih banyak wanita muslimah yang memakai jilbab, tetapi memakai busana yang ketat dan masih memperlihatkan lekuk tubuhnya. "Dari yang aku lihat sehari-hari, masih banyak wanita yang memakai jilbab tetapi memakai pakaian yang menonjolkan bagian tubuh dan cenderung ketat," ujar Risma, salah seorang mahasiswi berusia 21 tahun.

Tidak Menutup Dada

Salah satu syarat penampilan santun dalam Islam adalah memakai jilbab hingga menutup bagian dada. Hal ini juga menimbulkan banyak spekulasi dan kontroversi, karena banyak pemakai jilbab yang ujungnya tidak sampai menutup bagian dada. "Agak disayangkan, karena salah satu syarat menutup aurat adalah memakai jilbab hingga menutup dada. Sekarang ini lebih banyak yang memakai jilbab sebagai tutup kepala saja, tapi dadanya menonjol kemana-mana," demikian pendapat Reni, seorang pengusaha catering yang sudah delapan tahun memakai jilbab.

Lengan Pendek

Disadari atau tidak, ada beberapa wanita yang memakai jilbab hingga rambutnya tidak terlihat, tetapi memakai busana dengan lengan yang tanggung. Entah itu lengan 3/4 atau lengan 1/8. Ada yang menyesuaikan busana dengan memakai manset lengan panjang, tetapi ada juga yang cuek membiarkan bagian lengannya tampak. "Sayang banget kalau ada yang pakai jilbab, tertutup, tapi lengannya nanggung," ujar Putri, seorang pegawai bank yang sudah berjilbab sejak SMA.

Dalaman Jilbab Seperti Punuk Unta

Semakin banyak wanita yang memakai jilbab, semakin banyak permintaan dalaman jilbab atau inner, termasuk model yang berganti. Salah satu dalaman jilbab yang banyak menuai kontroversi adalah ciput maroko. Ciput maroko berbentuk dalaman yang oleh kebanyakan orang bentuknya mirip punuk unta. Tonjolan yang sangat mencuat itu dianggap aneh oleh banyak orang, tetapi dianggap keren oleh beberapa wanita yang memakai jilbab. "Aneh banget ngeliatnya. Saya nggak pernah pakai ciput yang menonjol seperti itu, tidak nyaman juga kalau pakai helm," demikian pendapat sahabat kami yang bernama Wanda tentang dalaman jilbab yang bentuknya menonjol ekstrim.

Kulit Pinggang Masih Terlihat

Fenomena ini cukup membuat miris. Di saat wajah sang wanita telah cantik dalam balutan jilbab, tetapi kulit di sekitar pinggang masih tampak. Hal ini seringkali disebabkan karena sang wanita memakai pakaian jenis dua potong, misalnya kemeja atau kaos sepinggang dan bawahan panjang. "Kalau di angkot, saya sering melihat wanita berjilbab yang kulit pinggangnya masih kelihatan saat dia membungkuk turun dari angkot. Kurang nyaman melihatnya," ujar Laras, gadis 22 tahun yang sedang menyusun tugas akhir di salah satu universitas.

Itulah beberapa kontroversi wanita muslimah yang memakai jilbab tetapi dirasa belum sempurna dan sesuai dengan aturan yang dianjurkan. Di luar itu semua, seseorang butuh proses perubahan dari tidak memakai jilbab, menuju penampilan santun yang sesuai dengan aturan agama. Proses inilah yang kadang berbeda antara satu wanita dengan wanita lain, ada yang langsung memakai busana muslim dan jilbab sesuai aturan, ada juga yang pelan-pelan dan membiasakan diri.

Bagaimana pendapat Anda, ladies?

(vem/yel)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA