Apa arti maksud dari kata innalillahi wainnailaihi rojiun

Oleh KH Munawir Amin 

Untuk yang kesekian kalinya, kita mengucapkan inna lillahi wa inna ilayhi raji'un. Kali ini kita ucapkan innalillah untuk saudara saudara kita yang meninggal dunia karena wabah pandemi, diduga terkena virus C-19, atau sebab lain yang menyertainya. Kali ini kita ucapkan innalillah untuk dua puluh ribu lebih saudara-saudara kita yang meninggal dunia atas wabah pandemi itu. Kali ini kita ucapkan innalillah untuk saudara saudara kita yang hari ini dirawat dan diopname di sejumlah rumah sakit berjuang melawan wabah pandemi itu. Kali ini kita ucapkan innalillah untuk saudara-saudara kita yang lain, yang juga berjuang melawan wabah itu di rumah masing-masing dengan isolasi mandiri karena keterbatasan rumah sakit dan tenaga kesehatan.    Innalillah adalah sebuah ungkapan yang keluar dari satu pemahaman terhadap wujud alam semesta. Innalillah diucapkan untuk sebuah kejadian, peristiwa, bencana, malapetaka, wabah, pandemi, atau apapun yang bersifat tragis atau menyedihkan. Innalillah adalah bahasa agama untuk mengomentari musibah, kecelakaan, atau bahkan kematian. Kalimat innalillah diucapkan dengan tidak membedakan jenis musibah. Kaki tergelincir, diucapkan innalillah. Jatuh dari kendaraan, diucapkan innalillah. Rumah rata dengan tanah diucapkan innalillah. Seseorang meninggal dunia diucapkan innalillah. Innalillah diucapkan dengan tidak melihat bobot  berat, ringan, besar, atau kecilnya suatu musibah.     Innalillah tidak sama dengan ungkapan belasungkawa. Innalillah tidak sama dengan kalimat duka cita. Innalillah adalah sebuah ungkapan hati yang bersifat kualitatif, muncul berdasarkan keyakinan terhadap suatu agama. Innalillah tidak muncul dengan melihat kuantitas atau jumlah yang dikomentari. Satu orang yang meninggal dunia diucapkan innalillah. Dua orang yang meninggal dunia pun diucapkan satu kali innalillah. Ribuan orang meninggal dunia dalam satu detik yang sama juga hanya diucapkan satu kali innalillah. Kita tidak mengucapkan innalillah untuk tiap kasus per kasus, meskipun itu baik. Sehingga bila jumlah korban yang meninggal dunia tercatat ribuan jiwa umpamanya, kita tidak disuruh untuk membaca innalillah ribuan kali sesuai dengan jumlah korban. Tidak! Sekali lagi tidak sebab innalillah tidak melihat kuantitas atau jumlah.  

Innalillah pada hakikatnya tidak ditujukan pada apa yang dikomentari. Innalillah secara tekstual tidak ditujukan pada saudara saudara kita yang terkena musibah. Innalillah lebih banyak ditujukan pada diri kita sendiri. Makna innalillahi wa inna ilayhi raji'un adalah “sesungguhnya kami adalah milik Gusti Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali”. Di dalam teks innalillah tidak ada makna yang ditujukan pada orang lain. Di dalam teks innalillah hanya ada kita dan Gusti Allah. Artinya, innalillah adalah sebuah pengakuan suci akan ketiadaan diri seseorang. Dengan membaca innalillah, seseorang sebenarnya telah menyatakan diri tidak ada, atau mati. Innalillah meniadakan akal kita, innalillah meniadakan materi kita, dan bahkan innalillah meniadakan jiwa kita. 

  

Semoga saudara-saudara kita yang meninggal dunia diampuni segala kesalahan dan dosanya. Semoga saudara-saudara kita yang masih berjuang di sejumlah rumah sakit, dan yang masih berjuang dengan isolasi mandiri atas wabah pandemi Covid-19 ini diberi kekuatan fisik dan mental agar dapat meneruskan hidup dan kehidupannya sebagai amanah dari Gusti Allah SWT. 

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (bahasa Arab: إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ‎, ʾinnā li-llāhi wa-ʾinna ʾilayhi rājiʿūna) adalah potongan dari ayat Al-Qur'an, dari Surah Al-Baqarah, ayat 156. Isi penuh ayat tersebut adalah:

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un

ٱلَّذِينَ إِذَ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌۭ قَالُوا۟ إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali). (Al-Baqarah 2:156)

Bacaan tersebut juga dikenal dengan sebutan istirja' atau tarji.

Dalam Islam, istirja' diucapkan apabila seseorang tertimpa musibah dan biasanya diucapkan apabila menerima kabar dukacita seseorang. Umat Islam meyakini bahwa Allah adalah Esa yang memberikan dan Dia jugalah yang mengambil, Dia menguji umat manusia.

Oleh karenanya, umat Islam menyerahkan diri kepada Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan atas segala yang mereka terima. Pada masa yang sama, mereka bersabar dan menyebut ungkapan ini saat menerima cobaan atau musibah. Kemudian dalam syariat Islam, jika seorang Muslim ditimpa musibah, ia bersabar dan mengucapkan kalimat istirja maka Allah akan memberikan pahala.[1]

Istirja’ disunnahkan untuk diucapkan pada saat-saat berikut:

  1. Saat terjadinya musibah tersebut atau saat mendengar tentang musibah tersebut.
  2. Ketika mengingat sebuah musibah meskipun sudah berlalu dalam waktu lama.[2]
  3. Saat tertimpa musibah dunia atau agama, besar atau pun kecil. Contoh musibah agama misalnya melupakan al-Quran, lemah dalam menjalankan sunnah Nabi ﷺ.[3]

  1. ^ Diriwayatkan dari ‘Ali bin Al Husain, dari kakeknya rasulullah ﷺ, ia bersabda, ما من مسلم يصاب بمصيبة فيتذكرها وإن تقادم عهدها فيحدث لها استرجاعا إلا أعطاه الله من الأجر مثل يوم أصيب بها "Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah, lalu ia mengenangnya dan mengucapkan kalimat istirja (inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un) melainkan Allah akan memberinya pahala semisal hari ia tertimpa musibah" (Hadis riwayat oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Kitab Al Bidayah wan Nihayah, 8:221 oleh Ibnu Katsir).
  2. ^ "ماهية المصيبة وما يشرع قوله عند وقوعها - إسلام ويب - مركز الفتوى". www.islamweb.net (dalam bahasa Arab). Diakses tanggal 2021-07-14. 
  3. ^ "الاسترجاع عند حلول المصيبة الدينية - إسلام ويب - مركز الفتوى". www.islamweb.net (dalam bahasa Arab). Diakses tanggal 2021-07-14. 

  • (Indonesia) Surah Al-Baqarah 2:156 di Qur'an Kemenag
  • (Inggris) Surah Al-Baqarah 2:156 di Quran.com

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Inna_lillahi_wa_inna_ilaihi_raji%27un&oldid=19585777"

Makna Ucapan Inalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'uun dan Waktu yang Tepat Saat Mengucapkannya. /instagram/@yayasan.syekhalijaber

BERITA DIY - Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'uun merupakan kalimat yang biasa diucapkan oleh umat muslim ketika tertimpa musibah.

Sebagian umat muslim mengucapkan kalimat Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'uun hanya pada saat mendengar kabar kematian.

Namun, kapankah waktu yang tepat mengucapkan Inalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'uun? Apa sebenarnya makna yang terkandung di dalam kalimat tersebut?

Baca Juga: Prediksi Pertandingan Lazio vs AS Roma: Derbi Ibukota Jilid 1 Musim 2020/2021

Kalimat Inalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'uun secara harfiah memiliki arti "Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali."

>

Namun, secara maknawi, kalimat  Inalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'uun memiliki makna yang sangat dalam.

Kalimat Inalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'uun memiliki makna bahwa semua yang ada di dunia ini merupakan milik Allah SWT--karena memang semua yang ada di alam raya ini adalah ciptaan-Nya-- dan oleh karenanya kita harus ikhlas setiap kali kehilangan sesuatu atau sedang tertimpa musibah.

Baca Juga: Hore! Penyandang Disabilitas Dapat BLT Rp2,4 Juta, Simak Cara Dapat dan Cek Bansos PKH di Sini

Hal tersebut tak hanya berlaku bagi manusia atau makhluk hidup yang lain, tetapi juga berlaku untuk benda-benda yang ada di sekitar kita.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA