• lunak gigi dr lidah, pb lemah lembut;
• lunak hati tidak keras kepala; mau mendengar kata;
• lunak mulut ki suka menurut (terutama tt kuda);
melunak /me·lu·nak/ v menjadi lunak; menjadi lembut (hati, sikap, dsb): matanya yg garang menyala itu lambat laun melunak kembali;
melunaki
/me·lu·naki/ v memperlakukan dng lunak (sabar, halus, dsb); membujuki;
melunakkan /me·lu·nak·kan/ v 1 melembutkan; mengempukkan (makanan dsb); 2 melembutkan (hati, suara); meredakan atau menenangkan (perasaan);
memperlunak /mem·per·lu·nak/ v menjadikan lebih lembut: buruh itu memperlunak tuntutan kenaikan gaji mereka;
pelunak /pe·lu·nak/ n Kim resin dl air kolam
untuk mengurangi kesadahan air yg dialirkan ke dl kolam itu;
pelunakan /pe·lu·nak·an/ n proses, cara, perbuatan melunakkan;
kelunakan /ke·lu·nak·an/ n kelembutan
Kata lunak digunakan dalam beberapa kalimat KBBI
Referensi dari KBBI lemur kalimat ke 1
le·mur n kerabat monyet, sebesar kucing, terdapat di Madagaskar dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, ekornya panjang, moncongnya spt moncong rubah, termasuk
hewan malam dan penghuni pohon, pemakan serangga, buah-buahan, dan mamalia kecil, gigi seri pd rahang bawah menjulur ke depan, bentuknya spt sisir, serasi untuk menyedot buah-buahan lunak, juga dipakai menyisir bulunya; Lemuridae
Referensi dari KBBI hijau kalimat ke 9
hi·jau·an n Tan makanan ternak yg terdiri atas rumput, dedaunan, batang lunak, dsb;
Referensi dari KBBI tekik kalimat ke 3
lunak disudu, keras
Referensi dari KBBI gambut kalimat ke 1
gam·but n tanah lunak dan basah, terdiri atas lumut dan bahan tanaman lain yg membusuk (biasanya terbentuk di daerah rawa atau di danau yg dangkal);
Referensi dari KBBI langit-langit kalimat ke 2
~ lunak jaringan lunak yg menutup langit-langit; ~ keras jaringan keras yg menutup langit-langit;
Referensi dari KBBI lodoh kalimat ke 1
lo·doh a menjadi lunak sekali krn busuk atau terlampau ranum (tt buah dsb);
bonyok
Referensi dari KBBI lumpur kalimat ke 1
lum·pur n tanah lunak dan berair; tanah becek; luluk;
Referensi dari KBBI mentega kalimat ke 1
2men·te·ga /mentéga/ n pohon kecil yg ditanam sbg pohon hi-as, kayunya keras, buahnya dapat dimakan, berbau merangsang; Diospyros discolor
Referensi dari KBBI avokad kalimat ke 1
avo·kad n 1 tanaman yg tingginya mencapai 3—10 m, bentuk buahnya bulat lonjong, berkulit hijau atau cokelat keungu-unguan,
berdaging tebal lunak berwarna kuning kehijau-hijauan dan enak dimakan; Porsea americana; 2 buah avokad
Referensi dari KBBI kaolin kalimat ke 1
ka·o·lin n tanah liat lunak, halus, dan putih, terjadi dr pelapukan batuan granit, dijadikan bahan untuk membuat porselen atau untuk bahan campuran membuat kain tenun (kertas, karet, obat-obatan, dsb); tanah liat cina: bahan mineral
Posisi kata lunak di database KBBI Online
lumbal - lumba-lumba - lumbu - lumbung - lumen - lumen - lumer - lumi-lumi - luminositas - lumpang - lumpektomi - lumpia - lumping - lumpuh - lumpuk - lumpur - lumrah - lumsum - lumuh - lumur - lumus - lumut - lunak - lunas - lunas - lunau - luncai - luncas - luncung - luncur - lundang - lundi - lundu - lundu - luner - lung - lung - lung - lungguh - lungguh - lungkah - lungkang - lungkum - lunglai - lunglung
Bacalah teks berikut dengan saksama! "Legenda Asal Mula Danau Batur" Di sebuah desa di Bali ada seorang raksasa berjalan dengan riang. Namanya cukup singkat, Kebo lwa. Karen a dia seorang raksasa, tubuhnya sangat besar, suaranya lantang. Tak hanya itu, dia juga memiliki kekuatan yang luar biasa. "Selamat pagi, Pak Kepala Desa. Selamat pagi, Bapak-Bapak dan lbu-lbu," Kebo lwa memperlihatkan gigi-giginya yang besar. "Selamat pagi, Kebo lwa. Wah kebetulan sekali, dapatkah engkau membantu kami membuat pura?" ucap Kepala Desa. "Baiklah, tapi seperti biasa, sediakan aku makanan yang banyak dan enak ya?" pinta Kebo lwa. Kepala Desa mengangguk tanda setuju. Kebo lwa, raksasa yang ringan tangan dan baik hati. Dia mau membantu penduduk desa untuk membuat pura, rumah atau apa pun yang dibutuhkan penduduk. Penduduk desa senang. Mereka menganggap Kebolwa sebagai ternan. Hanya saja, Kebo lwa selalu meminta makanan. Karena tubuhnya yang besar, dia dapat menghabiskan jatah makanan untuk seribu orang dewasa. Lama kelamaan, Kebo lwa bergantung kepada penduduk desa. Setiap rasa lapar datang, dia mendatangi penduduk untuk meminta makanan. Musim kemarau melanda. Persediaan makanan penduduk semakin tipis. Mereka khawatir, jika hujan tak kunjung datang, panen akan gagal. Ternak-ternak bisa mati. Belum lagi mereka harus menghadapi kemarahan Kebo lwa jika tak ada makanan untuknya. "Huaaaa .... Huaaaa .... Pak Kepala Desa, aku lapar!" Kebo lwa mengusap perutnya yang keroncongan. "Maafkan kami Kebo lwa yang baik hati." Kepala Desa menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. "Persediaan makanan kami hampir habis, hujan sama sekali tidak turun," kata Pak Kepala Desa. "Aku tak pedul i, kalian sudah berjanji akan selalu menyiapkan makanan untukku!" tegas Kebo lwa dengan mata memerah. Kebo lwa pun mengamuk, rumah penduduk dirusak dengan sekali pukulan. Tak hanya itu, pura, kandang ternak, dan lumbung tak luput menjadi sasaran amukan Kebo lwa. Penduduk takut, mereka berlari ke hutan untuk menghindari amukan Kebo lwa. Ketika penduduk telah pergi dan bangunan banyak yang hancur, Kebo lwa mengambil beberapa persediaan makanan yang dia temukan, lalu melahapnya dengan rakus. Di dalam hutan, Kepala Desa berunding dengan para penduduk. Mereka memikirkan cara untuk berbaikan dengan Kebo lwa agar dia tidak mengamuk ketika kelaparan. Pak Kepala Desa akan berbicara baik-baik kepada Kebo lwa. Sembari menunggu waktu yang tepat, penduduk desa mengumpulkan makanan yang ada di hutan. Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Keadaan sudah aman, Kebo lwa sudah tidak mengamuk lagi. Pak Kepala Desa berjalan menemui Ke-bo lwa yang sedang duduk bersandar pada sebuah batu besar. "Kebo lwa, maafkan kami tak dapat menyediakan makanan untukmu." Kepala Desa duduk di depan Kebo lwa. "Aku memaafkan kalian. Maafkan aku juga telah merusak rumah kalian. Tapi, aku tidak suka kalau kalian tak memberiku makan," ucap Kebo lwa sambil cemberut. "Tolong bekerja sama dengan kami. Penduduk desa membutuhkan air agar tanaman dan ternak tidak mati, sehingga kami dapat menyediakan makanan untukmu," Kepala Desa berkata dengan hati-hati. "Buatkan kami sumur yang sangat dalam. Tolong perbaiki rumah dan pura. Kami akan sediakan makanan setelah tugasmu selesai," ujar Kepala Desa penuh semangat. "Baiklah, Pak Kepala Desa. Aku selalu senang membantu penduduk desa," ucap Kebo lwa dengan gembira. Penduduk desa dan Kebo lwa bergotong royong memperbaiki rumah, pura, dan membuat sumur. Penduduk desa mengumpulkan batu kapur untuk melapisi dinding. Kebo lwa membuat sumur dengan cara menggali tanah. Hari berganti hari, Kebo lwa berhasil membuat lubang sumur yang dalam. Gundukan tanah di tepi lubang pun semakin tinggi melebihi tumpukan batu kapur di sebelahnya. Kebo lwa yang kelelahan tertidur nyenyak di dalam sumur. Dengkurannya menggema sampai pelosok desa. Tak terasa, air dari lubang sumur telah keluar dan semakin tinggi. Kebo lwa belum juga bangun. Dengkurannya malah semakin kencang. Batu kapur di samping gundukan tanah bergetar dan jatuh ke lubang sumur karena dengkuran kebo Iwa. Kebo lwa bangun ketika panasnya air kapur bercampur kapur mulai menyumbat hidungnya. Namun, terlambat, Kebo lwa yang malang tidak berhasil menyelamatkan diri. Penduduk desa kocar-kacir berlari tak tentu arah, ketika air sumur terus mengalir keluar dari lubang. Luapan air sumur membentuk sebuah danau. Danau ini diberi nama Danau Batur. Gundukan tanah kemudian mengeras dan membentuk sebuah gunung yang disebut Gunung Batur. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan Legenda Asal Mula Danau Batur! Dari apa danau dan Gunung Batur berasal menurut legenda tersebut?
75
Jawaban terverifikasi