Alat musik yang digunakan dalam lagu rek ayo rek

tirto.id - Lagu berjudul "Rek Ayo Rek" merupakan lagu daerah yang berasal dari Jawa Timur. Mengutip dari E-Modul Kumpulan Lagu Daerah, lagu "Rek Ayo Rek" memiliki tempo yang agak cepat dan riang. Lagu ini dipopulerkan oleh Mus Mulyadi dan diciptakan oleh Sundara Soekotjo.

"Rek Ayo Rek" menceritakan tentang kegembiraan yang dirasakan oleh kalangan anak muda ketika menyambut malam minggu. Berikut ini adalah lirik lagu Rek Ayo Rek:

Lirik Lagu Rek Ayo Rek

Rek ayo rek mlaku mlaku nang Tunjungan

Rek ayo rek rame rame bebarengan

Cak ayo cak sopo gelem melu aku

Cak ayo cak nggolek kenalan cah ayu

Reffrain

Ngalor ngidul liwat toko ngumbah moto

Masio mung senggal senggol ati lego

Sopo ngerti nasib Awak lagi mujur

Kenal anake sing dodol rujak cingur

Jok dipikir Angger podho gelem mlaku

Jok dipikir angger podho gak duwe sangu

Mangan tahu jok dicampur nganggo timun

Malam minggu jok podho digawe nglamun

Arti Lirik Lagu Rek Ayo Rek

Rek ayo rek, jalan jalan ke Tunjungan (Pusat perbelanjaan)

Rek ayo rek, ramai ramai bersama-sama

Cak ayo cak, siapa mau ikut aku?

Cak ayo cak, cari kenalan cewek cantik

(Berjalan-jalan) ke utara, ke selatan, melewati pertokoan (untuk) cuci mata

Meski hanya bersenggolan - dengan cewek cantik (tapi membuat) hati lega

Siapa tahu nasib badan sedang mujur

(Bisa) Berkenalan dengan anak penjual rujak cingur

Jangan terlalu dipikir, asalkan mau berjalan (bersama-sama)

Jangan terlalu dipikir meski sama-sama tidak punya (uang) saku

Makan tahu jangan dicampur dengan timun

Malam minggu jangan hanya dibuat melamun.

Makna Rek dalam Lirik Lagu Rek Ayo Rek

Sebagaimana judul lagunya, lirik lagu Rek Ayo Rek banyak mengandung pengulangan kata “Rek”. Kata “Rek” merupakan panggilan sesama teman laki-laki atau perempuan di Jawa Timur. “Rek” sebagai kata sapaan banyak digunakan oleh orang Surabaya sehingga menjadi ciri khas mereka.

Asal muasal sapaan “Rek” adalah dari kata “Arek” yang dalam dialek Surabaya kata tersebut bermakna “Bocah” atau anak dalam bahasa Jawa standar.

Sementara itu, kata sapaan “Cak” juga disebutkan beberapa kali dalam lagu ini. Sapaan “Cak” berarti “Mas” atau “Kakak laki-laki”. Penggunaan kata sapaan dalam lagu ini menunjukkan bahwa lagu Rek Ayo Rek lekat dengan pesan interaksi sosial dengan masyarakat sekitar.

Apalagi lagu ini secara lebih khusus ditujukan pada kalangan muda. Seruan untuk menghabiskan waktu bersama dalam lagu ini merupakan ajakan agar kalangan muda saling mengenal dan menikmati waktu bersama.

Baca juga:

  • Lirik Lagu "Glimpse of Us" - Joji yang Trending di YouTube
  • Daftar Lagu Attack on Titan Season 1-4 & Lirik Shinzou o Sasageyo

Baca juga artikel terkait HIBURAN atau tulisan menarik lainnya Nurul Azizah
(tirto.id - azz/dip)


Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Kontributor: Nurul Azizah

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi lagu daerah Jawa Timur

KOMPAS.com - Jawa Timur terdiri atas berbagai kota. Setiap wilayah di Jawa Timur memiliki lagu tradisional atau lagu daerahnya masing-masing.

Bahasa yang digunakan berasal dari wilayah tersebut dan umumnya menggunakan alat musik tradisional sebagai pengiringnya. Apa sajakah lagu daerah Jawa Timur?

Lindri

Dalam buku Kumpulan Terlengkap Lagu Daerah (2016) karya Tim Media Pusindo, Lindri merupakan salah satu lagu daerah khas Jawa Timur. Berikut lirik lagu Lindri:

Lindri adhang telung pithi lawuhe bothok teriAhitutul mak enet enetAhiemplok plok amak telepPacak gulu cingkring adhuh yayi sendhal pancing

Adhudhangkrek krek adhuh dhangkrek krek

Lindri termasuk dalam lagu permainan anak-anak Jawa Timur. Secara garis besar, lagu ini mengandung makna jika orang Jawa harus senantiasa mau menerima rezeki apa adanya, termasuk mensyukuri segala hal yang didapat.

Baca juga: 5 Lagu Daerah di Jawa Tengah

Gai’ Bintang

Berikut lirik lagu Gai’ Bintang yang dilansir dari Tradisi Nyanyian Anak terhadap Pembentukan Karakter Anak Usia Sekolah Dasar (2017) karya M. Ridwan:

Gai’ bintang a le’ gaggar bulanPagai’na janor konengKaka’ elang a le sajan jauPajauna e lon-alon

Liya lites, kembang ates, tocca’ toccer

Lirik lagu ini mengisahkan orang yang memiliki keinginan atau cita-cita tinggi, namun tidak berupaya keras untuk menggapainya.

Dalam lirik lagu ini, cita-cita dilambangkan dengan bintang. Seseorang berusaha menggapai bintang (cita-cita), namun hanya bulan yang didapat.

Artinya karena usaha yang kurang maksimal, seseorang tidak bisa mendapatkan keinginannya. Sebagai gantinya, orang tersebut justru mendapat hal lain yang bukan menjadi keinginan atau cita-citanya.

Lagu ini juga mengajak manusia untuk mau introspeksi diri dalam upayanya menggapai cita-cita.

Baca juga: 4 Lagu Daerah Sumatera Utara

Rek Ayo Rek

Berikut lirik Rek Ayo Rek:

Rek ayo rek mlaku mlaku nang TunjunganRek ayo rek rame bebarenganCak ayo cak sopo gelem melu aku

Cak ayo cak dolek kenalan cah ayu

Ngalor ngidul liwat toko ngumbah motoMasio mung nyenggal nyenggol ati legoSopo ngerti nasib awak lagi mujur

Kenal anake sing dodol rujak cingur

Jok dipikir angger podho gak duwe sanguJok dipikir angger podho gelem mlakuMangan tahu jok dicampur nganggo timun

Malam minggu jok podho digawe nglamun

Rek ayo rek mlaku mlaku nang TunjunganRek ayo rek rame bebarenganCak ayo cak sopo gelem melu aku

Cak ayo cak dolek kenalan cah ayu

Dikutip dari Analisis Lagu Daerah sebagai Alternatif Media Pembelajaran Matematika (2020) karya Amalia Husna Zahrotus Septiana, Rek Ayo Rek merupakan lagu keroncong asal Jawa Timur.

Baca juga: Mengenal Lagu Daerah Riau

Lagu daerah ini merepresentasikan salah satu lokasi yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Surabaya, yakni Tunjungan.

Daerah Tunjungan sangat terkenal dengan keindahannya, khususnya saat malam hari. Tidak hanya itu, lagu Rek Ayo Rek juga menggambarkan eratnya rasa persahabatan dan kebersamaan. Rasa persahabatan dan kebersamaan tergambar jelas dalam lirik lagu daerah ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Lupakan sejenak sentimen rasis dan momok separatisme. Berhentilah sebentar mengejek saudaramu wong mBatak itu sebagai kumpulan orang kasar, tukang copet dan pemabuk. Begitu pula sebaliknya, kalian orang batak itu, stoplah dulu meremehkan halak Jawa sebagai kumpulan orang lemot, loyo dan nerimo.

Ayo rek, beta poang, ayo kawan, kita nikmati kemesraan Jawa-Batak dalam kolaborasi musik yang ikhlas tanpa pretensi. Kira-kira seperti apa gerangan kalau sisi kerasnya Batak dipadukan dengan kelembutan Jawa, atau sisi melankolisnya Batak dikawinkan dengan easy going-nya Jawa?

Nomor yang dibawakan : lagu Jawa yang sangat populer Rek Ayo Rek. Penyanyinya : pesinden bernama Sruti yang khusus datang dari Solo. Aransemen oleh Viky Sianipar, yang baru lima tahun ini ikhlas dan bangga menjadi orang Batak. Para pemain musik : selain Viky pada piano, ada orang Melayu yang sangat macho Tengku Ryo pada biola dan maestro musik tradisional Batak, Korem Sihombing pada seruling.

Kejadiannya : malam minggu kemarin (12 Januari) di TobaDream Family Cafe, Jln Saharjo nomor 90, Manggarai, Jakarta Selatan, Indonesia.

Penonton : mayoritas orang Batak. Tentu saja aku tak mengenal mereka satu per satu, kecuali konco-koncoku penghuni Meja 19. Oh ya, Meja 19 adalah meja bernomor 19 di kafe milik pengusaha kargo Monang Sianipar itu. Namun sejatinya Meja 19 adalah kumpulan orang atau komunitas blogger yang kopdar disana, yang entah bagaimana sejarahnya bisa menguasai meja “legendaris” itu.

Nah, sodara-sodara sebangsa dan setanah air, inilah persembahan musik hasil kolaborasi dua etnis di Indonesia yang paling senang kumpul-kumpul dengan sanak saudara : Jawa dan Batak. “Rek Ayo Rek…”

Intro piano yang syahdu dari Viky Sianipar seolah akan membawa kita ke suasana melankolis. Tapi tak disangka-sangka, hentakan drum langsung melambungkan kita ke suasana musik disko yang riang, disambut gesekan biola Tengku Ryo yang meliuk lincah. Kemudian penyanyi cewek yang diperkenalkan Viky sebagai “sinden dari Solo, namanya Sruti”, yang dengan sikap manis menyapa audiens,”Horas”, langsung berjingkrak sambil melantunkan tembang,”Rek ayo rek, mlaku-mlaku nan Tunjungan, rek ayo rek…”

Bayangkan, betapa ganjilnya kenyataan yang mewujud di pentas TobaDream Cafe malam itu. Lagu dan penyanyinya Jawa, aransemen dan sebagian pemusiknya Batak, ada pula “delegasi” Melayu, ditambah kehadiran seorang pemuda Jawa yang begitu mahir memainkan gondang–alat musik tradisional Batak; benar-benar sulit didefinisikan.

Aneh tapi asyik dan membahagiakan

Mungkin orang bilang itu gado-gado atau kolaborasi, tapi aku sendiri masih mencari kata yang lebih pas untuk menggambarkan keganjilan yang sungguh membahagiakan itu. Rasanya kita sedang menyanyikan Indonesia Raya sepenuh hati, dengan menghayati lirik lagu kebangsaan kita itu, kata demi kata. Rasanya kita sedang berada di puncak gunung paling tinggi di negeri ini, dengan jutaan anak-anak yang riang mengibarkan Merah Putih di tangan-tangan kecil mereka.

Lihatlah, penonton benar-benar disengat sensasi yang melambung, ketika Korem “menerjemahkan” nada-nada tembang tradisional Jawa itu lewat “cengkok” suara seruling khas Batak, yang amat syahdu, lirih dan melenakan. Biarpun lagu masih mengalun, penonton tak sanggup lagi menahan diri. Mereka kontan bertepuk riuh dan berteriak histeris, menghujani Korem dengan sanjungan-sanjungan selangit.

“Gile. Korem memang dahsyat. Itu kan lagu Jawa, bisa-bisanya dia sulap jadi bernuansa Batak, tapi sambil tetap berjiwa Jawa,”ujar Grace Siregar, perupa yang sudah malang melintang di dunia internasional. Dari awal sampai usai lagu Rek Ayo Rek itu, Grace yang pemilik galeri Tondi di Medan itu terus bergoyang disko, sambil diselingi tortor Batak. Aneh tapi asyik.

Latihan cuma satu kali

Performa sinden asal Solo itu pasti akan meninggalkan kesan yang mendalam di hati para TobaDreamer yang hadir malam itu. Dari celetukan dan bahasa tubuh mereka terlihat adanya kesediaan mengecap pengalaman baru, serta toleransi yang besar untuk menerima kehadiran lagu Jawa, meskipun orang Batak sendiri sangat bangga dan bahkan merasa superior karena memiliki kekayaan musik dan bakat musikal yang luar biasa.

Sang sinden sendiri cukup berhasil menyapa dan merebut hati audiens Batak yang terlanjur ditempeli stereotip keras dan kasar itu. “Terima kasih untuk Mas Viky,”ujarnya yang kontan disambut gerr oleh penonton, yang merasa geli lantaran pendekar pembaharuan musik Batak itu disapa ala Jawa. “Buat saya ini adalah pengalaman yang benar-benar baru. Sejak latihan kemarin saya sudah merasa akan mendapat pengalaman yang luar biasa. Apalagi saya sampai diberi kesempatan tampil di panggung Tobadream yang hebat ini.”

Sruti hanya membawakan dua nomor lagu pada malam yang sangat spesial itu. Lagu kedua, In Tawang Ono Lintang dibawakannya dengan penghayatan yang prima, dengan aransemen khas Viky yang membuat lagu lama itu terdengar gres dan moderen. Penonton memberikan aplaus panjang ketika sinden asal Solo itu turun dari panggung.

Menurut Bonny Sianipar, abang dan sekaligus manajernya Viky, ditampilkannya Sruti pada malam itu tidak direncanakan sebelumnya. Kebetulan sinden asal Solo itu sedang kerja bareng dengan Viky dan Sujiwo Tedjo, membuat album keroncong Jawa, lantas muncul ide menampilkannya di TobaDream dan langsung latihan. Begitulah kalau sesama seniman profesional bekerjasama, biar latihan cuma sekali hasilnya langsung bagus.

Musik untuk persatuan bangsa

Kolaborasi dengan sinden asal Solo itu menambah deretan musisi dan penyanyi dari etnis lain yang dengan senang hati berkolaborasi dengan Viky. Dalam album terakhirnya, TobaDream-3, dia memberi kepercayaan kepada penyanyi berdarah Madura, Indah Winar, membawakan lagu Ketabo. Pada album yang sama Arrysyaff menyanyikan Sinanggar Tullo dengan musik rock progresif, sementara Edo Kondologit mendendangkan tembang Poda.

Belum lama berselang, tepatnya dalam acara Christmas Carols, para Tobadreamer mendapat suguhan tak biasa : lagu natal dalam bahasa Madura oleh duet Indah Winar dan Sujiwo Tejo. Hebatnya, para Tobadreamer tetap bisa menikmati suguhan Sujiwo yang muslim dan Indah yang lulusan sebuah pesantren di Sumenep itu, meskipun tidak mengerti makna liriknya.

Viky terus melangkah kian jauh dalam pengembaraan musikalnya. Semakin banyak penyanyi atau musisi dari etnis lain yang ikut berpendar dalam orbitnya, menggabungkan gairah dan energi positif mereka. Meskipun Viky tak pernah ngomong besar mengenai nasionalisme, persatuan bangsa dan semacamnya, namun karyanya sendiri atau hasil kerja bareng dengan musisi atau penyanyi etnis lain sudah bicara banyak tentang itu. Tentang kerinduan suku-suku di Nusantara untuk tetap bersama, dalam satu rumah bangsa yang lebih nyaman dan sejahtera : Indonesia.

Raja Huta
//www.tobadreams.wordpress.com

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA