Layout Pabrik didefinisikan sebagai tataletak/susunan fasilitas, mesin-mesin dan peralatan pabrik yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari perencanaan layout adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal tersebut diharapkan pelaksanaan proses produksi dpat berjalan dengan efisien dan lancar.
Jenis Layout Pabrik
Ada empat macam layout, yaitu:
1. Layout Proses atau Layout Fungsional atau Functional Layout atau Process Layout
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
2. Layout Produk atau Layout Garis Atau Product Layout atau Line Layout
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
3. Layout Kelompok atau Group Layout
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau memproses komponen yang sama
4. Layout Posisi Tetap
Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat tempat proses produksi dengan posisi tetap.
Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum biasanya penggunaan layout proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk bagi produksi untuk pasar.
Kelebihan Dan Kelemahan Layout Panrik
Layout Fungsional
Kelebihan Layout Fungsional
- Dapat mengakibatkan pemanfaatan mesin secara optimal, spesialisasi mesin dan tenaga kerja
- Bagian-nagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produk
- Mesin-mesin merupakan mesin srbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah bila dibandingkan dengan mesin yang bersifat khusus
- produk dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam-macam dapat dengan mudah diproses
- Fasilitas lain dalam layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya kemungkinan salah satu mesin rusak
- Mesin dan karyawan saling tergantung sehingga layout ini sangat sesuai untuk pelaksanaan sistem upah borongan.
Kelemahan Layout Fungsional
- Fasilitas atau mesin serbaguna biasanya lebih lamban dalam pengoperasian bila dibandingkan dengan mesin khusus sehingga biaya operasional per satuan lebih tinggi
- Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadual (schedulling) serta akuntansi biayanya sulit sebab setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri.
- Pengendalian bahan (material handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik relatif tinggi.
- Gerakan bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga persediaan dalam proses relatif besar, lagi pula diperlukan tempat penyimpanan yang luas.
- Pesanan-pesanan sering hilang
- Sulit dilakukan keseimbangan tenaga kerja dan mesin-mesin
- Sering terjadi proses membalik.
Layout Produk
Kelebihan Layout Produk
- Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat
- Penentuan routing dan schedulling mudah
- Tak perlu material handling
- Bahan cepat diproses
- Pesanan tak ada karena proses untuk pasar
- Tak memerlukan banyak karyawan karena fasilitas bersifat otomatis
- Fasilitas yang satu tergantung dengan fasilitas yang lain sehingga kerusakan mesin yang satu akan dapat menghentikan seluruh proses produksi.
- Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas yang lain sehingga investasi mahal
- Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan proses yang teliti
Kelebihan Layout Kelompok
- Menghemat biaya pengendalian bahan
- Mudah mengetahui dimana setiap kelompok produk berada
- Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih cepat dan penentuan schedullingnya sederhana
- Biaya tetap dapat dikurangi karena orang bisa mendasarkan diri pada kegiatan yang lalu
Kelemahan Layout Kelompok
- Pemanfaatan fasilitas tidak penuh
- Perlu pengendalian bahan yang baik
- Bagian-bagian tidak luwes
- Mesin serba guna harus dimanfaatkan penuh
Perencanaan Layout Pabrik
Beberapa langkah yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah:
- Perencanaan produk berupa spesifikasi mengenai produk, seperti manfaat, fungsi, bentuk, ukuran, kualitas dan proses pembuatan, bahan yang diperlukan dll.
- Menyusun urutan pekerjaan dalam proses produksi (routing)
- Menetapkan perlengkapan yang diperlukan dan memilih mesin-mesinnya
Apabila direncanakan membuat 1.000 unit produk dan kemampuan mesin untuk membuat setiap satuan produk memerlukan 0,4 jam mesin, sedang faktor efisiensinya adalah 70%. Faktor cadangan kerusakan 4%, dan jam kerja per minggu 40 jam maka mesin yang diperlukan adalah:
Suatu organisasi jasa memiliki dua kegiatan utama. Kegiatan A dan kegiatan B. setiap kegiatan A memerlukan waktu pengerjaan 4 jam, dan setiap kegiatan B membutuhkan waktu 1,5 jam. Setiap orang bekerja 40 jam per minggu waktu dengan diberi kelonggaran waktu untuk kepentingan pribadi dan kegiatan non rutin sebesar 20%. Beban kerja diperkirakan untuk kegiatan A sebanyak 40, dan kegiatan B sebanyak 60. Tentukan jumlah minimum staff yang diperlukan!
Faktor efisiensi = 1- 0,20 = 0,80Analisis keseimbangan urutan pekerjaan (travel charting), pemetaan, aliran dan penyusunan diagram block layout
Masalah yang menonjol yang dihadapi di dalam perencanaan layout garis khususnya adalah masalah keseimbangan aliran proses produksi (Line Balancing), yaitu keseimbangan antara kapasitas departemen atau mesin yang satu dengan kapasitas departemen atau mesin berikutnya di dalam proses produksi. Apabila keseimbangan ini tidak dijaga maka akan berakibat terjadinya penumpukan barang setengah jadi pada suatu bagian atau mesin tertentu, atau dapat pula berakibat terjadinya pengangguran kapasitas mesin tertentu dalam jumlah yang besar.Ketidakseimbangan dalam arus proses produksi dapat terjadi karena dua hal, yakni:
- Flow-blocking delay, penundaan yang terjadi ketika suatu tahap produksi menyelesaikan satu unit tetapi tidak dapat diproses ke tahap berikutnya karena penyimpanan atau antrian barang dalam proses pada proses tahap berikutnya telah penuh.
- Lack of work delay, terjadi ketika suatu tahap produksi tertentu telah menyelesaikan prosesnya, namun terpaksa berhenti berproses karena tidak ada unit yang menunggu diproses. (Hendra Poerwanto G).
Sangat berterimakasih bila bersedia mencantumkan alamat link halaman ini sebagai sumber
***
You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 10 are not shown in this preview.
Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.