3 pakaian adat yang berasal dari Pulau Jawa

Written By Rahmat Wahyudi Edit

Balerumah.com - Pada setiap bulan April, masyarakat Indonesia selalu memperingati Hari Kartini sebagai bentuk Hari Pahlawan Nasional. RA Kartini dikenal sebagai wanita pelopor kebangkitan kaum perempuan pribumi. Ia dikenal sebagai tokoh emansipasi perempuan.

Emansipasi merupakan upaya pembebasan perempuan dari penindasan dan diskriminasi oleh pihak tertentu. Emansipasi bukan sekedar penyertaan hal dan kebebasan tanpa batas, tapi lebih mengarah pada aspek keadilan, yakni menempatkan sesuatu di tempat semestinya.

Nah, oleh karena itu, masyarakat Indonesia setiap tangal 21 April mengadakan acara untuk mmperingati hari kelahiran Raden Ajeng Kartini. Dalam acara tersebut (biasanya di sekolah dan tempat kerja) semua peserta diwajibkan memakai pakaian adat khas nusantara. 

Nah, ini dia pakaian adat pulau jawa yang bisa anda jadikan sebagai referensi hari nanti. 

1. Baju Saridah
Baju Saridah ini mungkin sering kita temui, tapi jarang yang tahu nama pakaiannya. Ciri-ciri pakaiannya adalah menggunakan baju koko adat betawi (biasanya putih polos) dengan sarung diletakkan di leher, serta celana batik khas betawi dan kopiah di kepala.

Pakaian ini terkenal dengan sebutan "pakaian pitung", karena pakaian tersebut sering digunakannya sehari-hari. Terlebih lagi Pitung adalah pahlawan asli betawi, sehingga Baju Saridah yang menjadi ciri khas Pitung menjadi identitas bagi masyarakat betawi.

Baca juga: 6 Jenis Cerita yang Tak Masuk Akal

Baju ini terdiri dari baju dalaman putih, batik geometris (yang dipakai di pinggang sampai batas lutut), jas penutup yang berwarna gelap, dan juga celana yang seiras dengan warna jas.

Aksesoris pelengkap untuk pakaian ini seperti kopiah, badik, badik yang diletakkan di pinggang, kuku macan, jam rantai untuk di kantong saku, dan alas kaki berupa sepatu pantopel.

Baju serong biasanya dipakai pada para bangsawan pria, sedangkan baju untuk wanita sama seperti yang dikenakkan sehari-hari, yaitu baju kurung, selendang, kain batik, dan kerudung. Aksesoris pelengkap untuk pakaian ini adalah gelang, cincin dan giwang.

Pakaian khas sunda ini biasa dipakai oleh masyarakat pekerja dan petani masyarakat khususnya Sunda. pakaian ini tergolong simpel karena tidak menggunakan banyak aksesoris. Ciri pakaiannya adalah celana komprang/ longgar (biasa disebut pangsi) dengan pakaian atas berupa salonteng. 

Pakaian ini juga dikenal dengan "Baju Kabayan" karena merupakan ciri khasnya Kabayan. Salah satu tokoh sunda yang sering kita dengar ceritanya. 

Selanjutnya untuk pakaian wanita sama seperti pakaian Nyi Iteung yang kita lihat di serial Kabayan. Ciri pakaiannya adalah menggunakan Sinjang Bundel (sarung panjang) sebagai bawahan, dan memakai beubeur (seperti ikat pinggang) dan kebaya beserta selendang batik. Untuk alas kakinya menggunakan keteplek. 

4. Pakaian Trsdisional Pangsi

Pakaian ini adalah ciri khasnya banten, tepatnya suku baduy. Dalam sehari-hari, suku Baduy masih menggunakan adat tradisionalnya. Suku Baduy Dalam menggunakan pangsi berwarna putih, sedangkan Baduy Luar menggunakan berwarna hitam/ gelap.

Baca juga: 8 Unsur Pendukung Seni Musik

5. Pakaian Adat Jawa Tengah Jawi Jangkep

Jawa tengah pakaian tradisionalnya identik dengan kain kebaya bermotif batik. Batik yang digunakan adalah batik yang asli tulisan tangan menggunakan tinta. Sehingga pakaiannnya lebih terkesan estetik.

Aksesoris pelengkap untuk pakaian ini adalah blangkon penutup kepala disertai dengan bunga melati yang dilingkarkan di leher, dan juga keris. 

6. Pakaian Adat Tradisional Kasatrian

Pakaian ini dulunya hanya dipakai oleh puta dan putri Sultan pada saat menerima tamu dan kerabat keraton. Namun, sekarang jenis ini digunakan dalam acara adat midodareni dan upacara panggih. 

Kelengkapan busana ini merupakan ciri khas identitas bagi pemakainya. Maka dari itu, dahulu pakaian ini tidak digunakan sembarang. Harus tahu kapan dan siapa yang memakainya.

Pakaian ini ciri khas Madura, Jawa Timur. Pakaian ini memang terkesan sederhana seperti pakaian pencak silat. Yaiitu hanya dengan celana longgar hitam dan baju bergaris merah putih. Sedangkan untuk wanita hanya menggunakan kebaya.

Oke, itulah 7 Pakaian adat yang ada di pulau jawa. Apabila ada yang kurang silakan berkomentar di bawah agar orang lain dapat membacanya. Dan apabila artikel ini bermanfaat silahkan bagikan. 

Baca juga: Unsur Dasar Belajar Seni Musik yang Harus Diketahui

Jakarta -

Pakaian adat dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat memiliki sedikit persamaan. Tahukah detikers, di mana letak kemiripan ketiga pakaian tradisional ini?

Mengutip dari buku Mengenal Rumah Adat, Pakaian Adat, dan Tarian Adat, dan Senjata Tradisional 33 Provinsi di Indonesia karya Tim Penulis yang diterbitkan Penebar Cif, pakaian adat menunjukkan ciri setiap daerah. Model, warna, hiasan, dan motifnya juga berbeda-beda.

Perbedaan tersebut ada karena percampuran budaya asli dengan pendatang, seperti Cina, Arab, dan India. Pakaian adat kini lebih sering digunakan dalam momen tertentu seperti peringatan hari Kartini, upacara 17 Agustus, dan berbagai kegiatan nasional lainnya.

Nah, seperti tadi disebutkan, pakaian adat Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat mempunyai sedikit unsur yang serupa. Yuk, simak nama, atribut, serta letak persamaan pakaian tradisional ini,

A. Nama pakaian adat khas Jawa Tengah dan keunikannya

1. Nama: Kebaya

2. Atribut pria:

- Penutup kepala yang disebut 'kuluk'

- Jas sikepan

- Korset

- Keris yang terselip di pinggang

- Batik dengan pola dan corak yang sama dengan wanita

3. Atribut wanita:

- Kebaya panjang dengan kain batik

- Perhiasan berupa subang

- Kalung

- Gelang

- Cincin

- Rambut disanggul dengan gaya yang disebut bokor mengkurep dan diisi daun pandan wangi

B. Nama pakaian adat khas Jawa Timur dan keunikannya

1. Nama: Pesa'an (Madura)

2. Atribut pria:

- Celana sebatas lutut

- Baju lengan panjang tanpa leher

- Kaos belang-belang

- Tutup kepala

- Biasanya juga disertai sehelai kain tersampir di bahu

- Ikat pinggang besar

3. Atribut wanita:

- Kebaya pendek

- Kain sebatas lutut

- Kalung

C. Nama pakaian adat khas Jawa Barat dan keunikannya

1. Nama: Kebaya

2. Atribut pria:

- Jas tertutup

- Penutup kepala

- Kalung

- Keris terselip di pinggang belakang

- Kain batik

3. Atribut wanita:

- Kebaya

- Kalung

- Kain batik

- Hiasan di atas kepala berupa kembang goyang

- Rangkaian bunga melati di sanggulan rambut

Selain dikenakan dalam peringatan nasional, pakaian adat Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat juga biasa dikenakan saat upacara pernikahan. Kalau detikers sendiri, sudah pernah mencoba pakaian tradisional daerah mana?

Simak Video "Pakaian Adat Kota Solo, Bagian Budaya Nusantara yang Wajib Dijaga"



(row/row)

Ilustrasi - Pakaian Adat Jawa Tengah Jawi Jangkep. Foto: Instagram @sandimhmd_mc.

Ary Wahyu Wibowo Rabu, 30 Maret 2022 - 15:35:00 WIB

SOLO, iNews.id – Terdapat beragam jenis pakaian adat Jawa Tengah yang menjadi bagian dari warisan budaya Bangsa Indonesia. Pakaian adat ini masing-masing memiliki nama, jenis dan filosofi.

Terdapat beberapa jenis pakaian adat Jawa Tengah yang patut diketahui. Keberadaannya memiliki ciri khas tersendiri. Untuk itu, mari kita ulas beberapa pakaian adat Jawa Tengah. 

BACA JUGA:
1.635 Peserta Lolos SNMPTN UNS Solo Tahun 2022

1.  Jawi Jangkep

Jawi Jangkep merupakan pakaian adat Jawa Tengah resmi yang digunakan para pria dengan dominasi warna hitam pada bagian atas. Pakaian ini terdiri atas beskap hitam disertai motif bunga keemasan di bagian tengah, berkerah agak tinggi dan tidak memiliki lipatan. Bawahan yang berupa kain jarik dengan cara dililitkan ke pinggang. Biasanya ada tambahan seperti aksesoris berupa blankon yang digunakan untuk penutup kepala. Kemudian keris yang disisipkan pada bagian belakang, dan alas kaki berupa selop. Selain itu juga ada tambahan bunga melati yang digunakan pada bagian leher.

BACA JUGA:
Harga Sembako di Solo Naik Jelang Puasa, Para Pedagang Mengeluh

2.  Beskap 

Pakaian ini semula merupakan satu kesatuan dengan pakaian Jawi Jangkep. Tetapi dalam perkembangannnya, beskap sering kali dipakai para pria secara terpisah. Warna kain yang sering digunakan adalah polos atau hitam. Beskap memiliki keunikan, yakni ukiran potongan depan yang tidak simetris. Tujuannya sebagai bentuk antisipasi penggunaan aksesoris senjata keris. Selain pada potongan baju yang miring, keunikan lainnya terletak pada kancing yang dibuat dengan pola menyamping. Pada umumnya, pengguna beskap akan didampingi jarik bercorak batik khas Jawa Tengah pada bagian bawahnya. Terdapat beberapa jenis beskap, di antaranya gaya Yogyakarta, gaya Solo, Beskap Landung, dan Beskap gaya kulon.  

3.  Surjan

Surjan merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang dulu dipakai anggota kerajaan dari bangsawan atau abdi dalem, sehingga tidak sembarang orang dapat memakai. Surjan biasa dipakai saat acara resmi berlangsung. Surjan mirip dengan beskap disertai motif lurik-lurik coklat dan hitam yang di bagian depannya terdapat saku. Bawahannya merupakan kain panjang bermotif batik yang dililitkan di pinggang dan panjangnya hingga mata kaki. Sebagai kelengkapan, pria dapat menggunakan blangkon yang terbuat dari kain batik. Kain dililitkan di kepala lalu diikat. Untuk saat ini dapat ditemukan blangkon instan yang sudah jadi, sehingga memudahkan para pria untuk mengenakan. 

BACA JUGA:
Polda Jateng Jamin Keamanan Pertemuan TIIWG G20 di Solo

Surjan merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang identik dengan motif lurik. Biasanya digunakan oleh para pria dalam berbagai acara adat atau kebudayaan tertentu. Surjan merupakan pakaian adat yang biasanya dihubungkan dengan busana Kejawen penuh dengan Piwulang Sinandhi. Pakaian adat ini mempunyai makna bahwa garis-garis tersebut melambangkan akan kesederhanaan.

4.  Basahan

Pakaian Basahan sering dipakai para pengantin saat pernikahan. Basahan merupakan pakaian adat Jawa Tengah peninggalan dari kebudayaan Mataram. Baju adat basahan identik dengan pengantin pria tidak menggunakan luaran dan akan dirias Paes Ageng Kanigaran. Dimana baju adat ini juga dikenal dengan nama Dodot, karena kedua mempelai pengantin biasanya akan menggunakan kemben panjang dan lebar yang biasanya dinamakan kain Dodot.

Sebagai penutup kepala, pengantin pria mengenakan kuluk yang memiliki beberapa macam warna. Para pria membawa senjata berupa keris untuk menunjukkan kekuatan. Untuk perempuan, rambut ditata membentuk konde dan dihias bunga di atasnya. Pada leher menjuntai kalung yang indah. Baik pria maupun wanita, di kedua pangkal lengannya terdapat hiasan.

5.  Kanigaran

Kanigaran merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang dulu sering digunakan para raja. Penampilannya menunjukkan keagungan dan kekuasaan. Saat ini, pakaian Kanigaran sering digunakan untuk acara pernikahan. Untuk pria, berupa beskap berkerah yang terbuat dari beludru halus dan dihiasi sulaman-sulaman emas di bagian depan dan kedua ujung lengan. Agar tampak mewah dan elegan ditambahkan kesan mengkilap.

Sementara, untuk perempuan juga mengenakan warna yang senada dengan pasangannya namun tanpa kerah. Bagian bawah kanigaran adalah Dodoran atau Kampuh yang berbeda dengan kain jarik biasa. Dibandingkan dengan jarik biasa, dodotan relatif lebih berwarna. Pemakaian Dodot tidak cukup hanya dililitkan di pinggang, namun juga disampirkan di tangan. Ciri khas dari baju adat Kanigaran adalah penggunaan dari songkok yang memanjang ke atas. Dimana atasan dari baju adat ini terbuat dari bahan kain beludru yang mempunyai warna gelap dengan berbagai macam efek mengkilap, sehingga akan menambahkan kesan lebih elegan. Sedangkan pada bagian bawahnya biasanya akan menggunakan dodotan atau kampuh. Dodotan biasanya digunakan bukan hanya dililitkan pada pinggang saja, melainkan juga akan disampirkan ke bagian tangan. Pada bagian belakangnya ekor kain akan disisakan dan disampirkan pada lengan. 

6.  Kebaya 

Kebaya Jawa Tengah memiliki keunikan dengan tampilan klasik dengan kesan misterius dan sering dipakai mempelai perempuan dalam acara pernikahan. Keberadaannya tampak mewah dan muncul aura ratu. Bahan yang dipilih merupakan bahan beludru atau kain sutera. Sedangkan untuk kegiatan sehari-hari, yang digunakan adalah kain katun atau nilon tipis agak transparan yang dihiasi dengan sulaman atau bordiran.

Perempuan Jawa Tengah menggunakan kemben sebagai dalaman untuk memastikan bagian dada tertutup dengan aman. Keelokan kebaya diselaraskan dengan bentuk tubuh wanita yang sedap di mata, sehingga perlu stagen untuk mengencangkan bagian perut dan pinggang. Agar stagen tidak terlihat dari luar, diperlukan tapih tanjung.

Sementara pada bagian bawahnya, para perempuan Jawa Tengah akan menggunakan kain jarik panjang. Agar semakin terlihat anggun namun tegas, rambut perempuan ditata berbentuk konde dengan hiasan bunga melati di atasnya. Agar semua kecantikan semakin sempurna, ditambah perhiasan, seperti subang, kalung, cincin, gelang, dan terkadang membawa aksesoris satu lagi, yaitu kipas.

Kebaya merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang dulu hanya digunakan untuk para kaum bangsawan atau keluarga penting dalam acara-acara khusus. Namun seiring perkembangan zaman, kebaya bisa digunakan dalam kegiatan sehari-hari. 

7.  Kain Batik

Batik telah dibuat sejak ratusan tahun yang lalu, dan tercatat pertama kali diperdagangkan pada tahun 1586 di Surakarta. Yang menjadikan batik semakin mahal adalah metode tulis dalam pembuatan yang menggunakan tangan secara manual. Oleh karena itu, seseorang yang tulisan tangannya bagus dan lama dikatakan sedang membatik. Terdapat beragam motif kain batik Jawa Tengah, seperti Batik Sido Wirasat, Batik Cakar Ayam, Batik Grageh Wuluh, Batik Parang Kusumo, Batik Kawung Picis. 

Demikian tadi ulasan pakaian adat Jawa Tengah. Dalam momentum tertentu, pakaian itu masih dapat dijumpai dan terus dilestarikan. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

TAG : pakaian adat jawa tengah bangsawan abdi dalem

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA